Jadi dengan klasifikasi aktivitas siswa seperti diuraikan tersebut, menunjukkan bahwa aktivitas siswa di sekolah sangat kompleks dan bervariasi.
Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah- sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat
aktivitas belajar yang maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa sangat menentukan pola aktivitas belajar. Dalam penelitian ini, peneliti
mengembangkan indikator aktivitas siswa yang dikemas dalam pendekatan scientific dengan model pembelajaran snowball throwing berbantuan media visual
pada siswa kelas IV SDN Ngijo 01. Berikut ini indikator aktivitas siswa dalam penelitian ini: 1 kesiapan mengikuti pembelajaran, 2 mendengarkan informasi
yang disampaikan guru, 3 memperhatikan penjelasan dari guru, 4 membentuk kelompok belajar, 5 antusias dalam membuat pertanyaan dan jawaban, 6
menyajikan hasil pekerjaannya, 7 menyimpulkan materi pembelajaran, 8 mengerjakan soal evaluasi, 9 mengikuti kegiatan akhir.
2.3.3 Materi Pembelajaran
Hamdani 2011: 120 mengemukakan bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun
secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut Sanjaya 2012: 142 menyebutkan bahwa materi pelajaran dapat dibedakan
menjadi: 1
pengetahuan knowledge, menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran siswa, dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai
informasi yang harus dihafal dan dikuasai siswa.
2 keterampilan skill, menunjuk pada tindakan-tindakan fisik dan non fisik
yang dilakukan seseorang dengan cara kompeten untuk mencapai tujuan
tertentu.
3 sikap attitude, menunjuk pada kecenderungan seseorang untuk bertindak
sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa.
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran adalah isi dari mata pelajaran berdasarkan kurikulum yang sudah ada, dalam hal ini
seorang guru harus pintar mengolah materi pembelajaran tersebut sehingga seorang siswa dapat memahami materi secara mendalam.
2.3.4 Iklim Pembelajaran
Menurut Dikti dalam Depdiknas, 2004 iklim pembelajaran mencakup: 1
suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan, dan bermakna bagi
pembentukan profesionalitas kependidikan 2
perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kreativitas guru. Iklim sekolah yang baik itu selalu terbebas dari segala kebisingan,
keramaian maupun kejahatan, suasanya senantiasa dalam keadaan yang tentram,
hubungan yang sangat bersahabat diantara para penghuninya, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa maupun para pegawai administrasinya. Bahwasannya sekolah
itu membutuhkan lingkungan kerja yang kondusif, suatu lingkungan yang baik secara fisik maupun psikis dapat menumbuh iklim yang menyenangkan untuk
melakukan kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa iklim pembelajaran adalah segala situasi
yang muncul antara guru dan siswa atau antar siswa yang mempengaruhi proses belajar mengajar agar lebih menarik, menantang, menyenangkan, dan bermakna
demi terwujudnya semangat siswa dan kreativitas guru lebih baik. Adapun indikator iklim pembelajaran yang baik diantaranya 1 suasana kelas; dan 2
interaksi dalam pembelajaran.
2.3.5 Kualitas Media Pembelajaran