hubungan yang sangat bersahabat diantara para penghuninya, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa maupun para pegawai administrasinya. Bahwasannya sekolah
itu membutuhkan lingkungan kerja yang kondusif, suatu lingkungan yang baik secara fisik maupun psikis dapat menumbuh iklim yang menyenangkan untuk
melakukan kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa iklim pembelajaran adalah segala situasi
yang muncul antara guru dan siswa atau antar siswa yang mempengaruhi proses belajar mengajar agar lebih menarik, menantang, menyenangkan, dan bermakna
demi terwujudnya semangat siswa dan kreativitas guru lebih baik. Adapun indikator iklim pembelajaran yang baik diantaranya 1 suasana kelas; dan 2
interaksi dalam pembelajaran.
2.3.5 Kualitas Media Pembelajaran
Menurut Eriksson dan Curl dalam Indriana, 2011: 36, dalam memilih bahan atau media pengajaran, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan yaitu:
1 isi media pengajaran tersebut berguna dan penting bagi anak didik;
2 kandungan media tersebut menarik minat anak didik;
3 formatnya sesuai dengan pengaturan aktivitas belajar;
4 bahan yang digunakan valid, mudah didapat, dan tidak ketinggalan zaman;
5 fakta dan konsepnya dikaji dari sisi kepadatannya;
6 kandungan media tersebut berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan
secara khusus; 7
kandungan media tersebut memang sesuai dengan kondisi dan situasi mutakhir;
8 bahan atau materi tersebut bukanlah merupakan sesuatu yang dapat
menimbulkan kerugian, kontroversi, dan membahayakan; 9
bahan atau materinya tidak menimbulakan sesuatu yang sifatnya propaganda, yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan;
10 media pengajaran mempunyai sisi kreatif dengan kualitas teknik yang baik,
gambarannya jelas dan menarik; 11
media pengajaran mempunyai rancangan yang rapi dan terstruktur dengan baik;
Adapun indikator media pembelajaran yang berkualitas diantaranya 1 kesesuaian media dalam pembelajaran, dan 2 kemampuan media dalam
menciptakan interaksi dalam kelas. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya.
Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk
menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan Sukiman, 2012: 31.
Arsyad 2009: 9 mengemukakan bahwa belajar dengan menggunakan indera ganda, pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi siswa. siswa
akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Para ahli memiliki
pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang
lebih 90 hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya
sekitar 5 diperoleh melalui indera dengar dan 5 lagi dengan indera lainnya. Sementara itu, Dale memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui
indera pandang berkisar 75, melalui indera dengar sekitar 13, dan melalui indera lainnya sekitar 12.
2.3.6 Hasil Belajar