Ketua Kepengurusan Geng Motor

merupakan tingkatan paling senior dan yang paling dihormati antar anggota dalam suatu geng motor. Berdasarkan informasi pengurus dan anggota selaku informan dari geng motor yang penulis wawancarai, selain memberikan masukan kepada junior-juniornya, penasehat juga berperan dalam menentukan anggota-anggota yang ingin menduduki jabatan dalam kepengurusan baik itu ketua, bendahara, maupun panglima perang. Seperti yang diungkapakan Okto 25 : “Sebenarnya dulu aku itu menduduki jabatan sebagai ketua dalam geng ini saat pertama sekali terbentuk. Namun akibat dari semakin banyak kesibukan, jadinya ku berikan jabatan ku sama adik-adik ini, dan hanya berperan sebagai penasehat mereka saja. Walaupun tidak menjabat sebagai ketua, aku tetap mengawasi pergerakan mereka, dan tetap melakukan komunikasi kepada pengurus baru sehingga ku dapat memantau mereka. Dan sampai sekarang mereka pun harus melapor setiap tindakan mereka yang membawa nama geng, supaya tidak ada tindakan yang melanggar aturan yang kami buat.” Penasehat akan mengumpulkan anggota-anggotanya dan memulai suatu “kompetisi” dalam memperoleh suatu jabatan untuk menggantikan jabatan penasehat tersebut saat masih menjabat sebagai ketua. Kompetisi yang dimaksudkan merupakan pertarungan satu lawan satu antar sesama anggota dengan tangan kosong dan ditentukan pemenangnya berdasarkan jika salah seorang yang bertarung mengaku kalah. Hal ini dilakukan karena orang-orang yang menggantikannya akan menduduki jabatan pemimpin yang paling tinggi dalam geng motor dan haruslah orang-orang yang kuat secara fisik maupun secara mental agar dapat disegani anggota-anggota yang lainnya.

4.1.2. Ketua

Ketua merupakan orang yang memimpin suatu geng motor. Selain memimpin, ketua merupakan simbol pencitraan geng motor tersebut, karena ketua geng motor merupakan orang yang paling tangguh baik secara fisik maupun mental diantara Universitas Sumatera Utara anggota yang lainnya. Selain tangguh dalam berkelahi, seorang ketua haruslah memiliki wibawa dan cakap dalam berbicara untuk mengatur anggota-anggotanya. Pada saat geng motor RnR pertama sekali terbentuk, orang yang menjadi ketua pada awalnya dalam geng motor tersebut adalah orang yang pertama sekali mencetus ide membentuk sebuah geng. Namun, saat jabatannya ingin digantikan kepada anggota yang lebih muda, maka mereka akan dikumpulkan dan mengadakan pertandingan satu lawan satu untuk dapat mencari penerus dari ketua tersebut. Tugas ketua selain mengatur anggotanya dalam geng motor juga bertugas dalam menentukan siapa saja orang yang berhak masuk ke dalam geng motor tersebut. Jika ada orang baru yang ingin bergabung ke dalam geng motor, setiap orang baru tersebut harus melapor terlebih dahulu kepada ketua. Seorang ketua akan memberikan ujian kepada anggota baru yaitu sebuah pertarungan tangan kosong. Ketua akan mengumpulkan seluruh anggotanya di markas untuk memperkenalkan orang yang ingin bergabung tersebut dan menyuruh orang baru tersebut yang memilih lawannya. Lawannya adalah anggota lama yang telah dikumpulkan di sekitarnya dan dia harus memilih salah satu diantara mereka sebagai lawannya dalam ujian masuk geng tersebut. Namun, jika dia tidak mau memilih, ketua lah yang akan memilihkan lawan yang cocok untuknya. Setiap tindakan yang dilakukan kelompoknya maka ketua yang menanggung konsekuensinya. Ketua sebagai pemimpin memiliki tanggung jawab atas seluruh anggota, dan setiap tindakan yang dilakukan anggota akan melibatkan nama si ketua. Sebagai contoh, menurut informasi yang didapatkan dari salah seorang anggota geng motor RnR yang bernama Andi 17 yang masih berstatus pelajar mengatakan: Universitas Sumatera Utara “Kasus kekerasan yang melibatkan geng motor RnR di petronas kemaren lalu mengakibatkan ketua geng motor kami tersebut ditangkap oleh pihak kepolisian Medan. Informasi yang ku dengar, pada saat kejadian tersebut ketua lami lagi tidak berada pada lokasi kejadian. Namun karena menjabat sebagai ketua, maka dialah yang bertanggung jawab atas tindakan para anggotanya dan sampai sekarang ketua geng kami masih berada dalam lapas.” Oleh karena itu tidak sembarang orang yang dapat menjabat gelar sebagai ketua, seorang yang ingin menjadi ketua harus mengetahui setiap konsekwensi yang diterimannya apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh anggotanya.

4.1.3. Bendahara