Konvensional Film Kamera Screen

249 10 menit. Setelah mencapai waktu yang telah ditentukan, dikeluarkan dan dibiarkan dingin, kemuadian dapat dipasang pada silinder cetak. Etsa, pengcungkilan dan vulkanisir tidak dapat diterapkan pada pembuatan acuan dengan bahan sintetis. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan etsa. Setelah didapatkan negatif, diadakan penyinaran pada pelat, kemudian dietsa. Pembuatan film untuk cetak flexografi sedikit berbeda dengan film offset. Kalau pada offset harus terbaca dari punggung film, sedangkan pada flexografi tidak terbaca. Hal ini disebabkan karena pada pada cetak offset, tinta yang seharusnya menempel pada kertas, dipindahkan dulu pada blanket kemudian dari blanket ini baru ke kertas. Sedangkan pada flexografi tinta yang menempel pada photopolymer langsung langsung dipindahkan ke kertas. Disamping itu pada flexografi diperlukan pengurangan distorsi ukuran pada salah satu sisi film yang searah dengan perputaran silinder, hal ini disebabkan factor plate photopolymer yang dipakai, sedangkan pada offset tidak. Pembuatan film bisa dilakukan dengan dua sistem yaitu konvensional dan elektronik.

1.1. Konvensional

Dari segi peralatan, peralatan yang digunakan disini harganya relatif murah dibandingkan dengan yang elektronik, namun sistem ini sekarang sudah banyak ditinggalkan sesuai dengan Gambar 6.5. Proses pengembangan pelat photopolymer Di unduh dari : Bukupaket.com 250 perkembangan teknologi komputer.

1.2. Film

Film yang baik yang dipakai untuk flexografi adalah film dengan permukaan mat yang disebut mat film. Dengan permukaan film yang mat ini, maka permukaan photopolymer yang licin dapat menempel dengan sempurna dengan permukaan film ketika divacum, sehingga terhindar terjadinya penyimpangan cahaya ini dapat menyebabkan hasilnya kurang bagus terutama pada huruf-huruf yang halus, dimana hasilnya bisa menipis.

1.3. Kamera

Ada dua jenis kamera reproduksi yang umum digunakan dalam pemotretan di kamar gelap, yaitu kamera vertical dan kamera horizontal. Kamera vertical memerlukan ruangan yang lebih kecil dan juga harganya lebih murah. Namun mempunyai keterbatasan dalam ukuran. Maksimum ukuran film yang bisa dipakai adalah sekitar 50 cm x 60 cm. Sedangkan kamera horizontal bisa mencakup bidang film yang lebih luas, harganya lebih mahal dan memerlukan ruangan yang lebih luas juga. Kamera yang baik untuk keperluan flexografi adalah kamera yang memiliki kemampuan untuk melakukan distorsi pengurangan. Distorsi merupakan keharusan dalam proses pencetakan sistemflexografi. Seperti telah diketahui jika tidak dilakukan distorsi pada film, maka hasil cetak Gambar 6.6. Film Processor Di unduh dari : Bukupaket.com 251 yang seharusnya bulat akan menjadi lonjong dan sebagainya.

1.4. Screen

Screen diperlukan jika dalam pekerjaan yang dikerjakan itu mengandung tone. Screen itu berfungsi untuk mengubah gambar nada penuh tone ke gambar raster. Screen itu sendiri ada yang abu-abu dan ada yang magenta, baik negatif maupun positif dengan kehalusan yang bervariasi dari 25 garis per inch sampai dengan 200 garis per inch. Pemilihan screen dipengaruhi oleh kemampuan cetak, demikian juga bahan yang akan dicetak. Cetak flexografi untuk flexible packaging atau kertas yang permukaannya haus dapat mencetak dengan kehalusan screen sampai 150 atau 175 garis per inch, sedangkan pada corrugated biasanya kehalusan yang dipakai berkisar 65 garis per inch.

1.5. Kontak Printer