Inflamasi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

2.4. Inflamasi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Pada pasien dengan PGK, faktor penting yang dihubungkan dengan uremic malnutrition adalah inflamasi, dan prevalensinya sekitar 40-60. Inflamasi merupakan kombinasi kompleks dari efek fisiologis, imunologis dan metabolik yang terjadi sebagai respon dari perbedaan stimulasi internal dan eksternal. Banyak sitokin termasuk IL-1, IL-6 dan TNF- α merupakan sitokin utama yang terlibat dalam proses inflamasi pada pasien PGK. Mengingat bahwa beberapa sitokin pro-inflamasi secara normal dieliminasi oleh ginjal, maka penurunan clearance IL-6 di ginjal setidaknya dapat meningkatkan kadar Il-6 pada pasien PGK. Kadar IL-6 meningkat dalam darah ketika terjadi penurunan progresif dari GFR, yang menandakan bahwa penurunan aktifitas metabolik ginjal merupakan hal yang mendasari terjadinya peningkatan sitokin. S.Chung et al ., 2012; Putri AY, 2014. Inflamasi kronis yang terdapat pada PGK terjadi tanpa adanya infeksi akut atau penyakit sistemik aktif. Peningkatan kadar penanda inflamasi yang bersirkulasi, seperti IL-6, IL-18, S-albumin, leukosit, fibrinogen, hyaluronan , myeloperoxidase , CRP, dan pentraxin-3 PTX3 berhubungan dengan morbiditas kardiovaskuler dan mortalitas pada pasien PGK Stevinkel, 2008. Telah dibuktikan bahwa peningkatan CRP serum terdapat pada 30-60 pasien dialisis dan berkorelasi dengan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang tinggi pada populasi tersebut. Hal tersebut tidak terbatas pada pasien dengan PGK yang telah menjalani dialisis, bahkan pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang ringan menunjukkan tanda-tanda mikro-inflamasi Sarnak, 2003. Tampaknya bahwa peningkatan klirens sitokin proinflamasi yang bersirkulasi, endotoksemia akibat volume overload dan stres oksidatif berkontribusi pada fenomena tersebut Basta, 2010. Secara jelas sitokin proinflamasi dihubungkan dengan terjadinya anoraxia dan atau supresi dari asupan nutrisi. Berdasarkan studi experimental, sitokin memperlihatkan efek langsung pada pusat rasa kenyang dan lebih jauh lagi, TNF- α meningkatkan kerusakan protein otot skeletal. IL-6 juga dihubungkan dengan peningkatan proteolisis otot dan pemberian antibodi IL- 6 dapat menghambat efek tersebut. Leptin, yang merupakan member dari IL- 6, superfamily sitokin, diproduksi dalam adiposit dan aksi primer leptin adalah di otak, untuk menghambat pusat rasa kenyang. Pengeluaran fraksi leptin oleh ginjal berkisar 9-13 dan pada subjek yang kurus, leptin mungkin dieliminasi oleh organ splanchnic . Peningkatan kadar leptin pada dialisis dihubungkan dengan penanda status nutrisi yang buruk, yang menunjukkan bahwa hiperleptinemia dapat merupakan salah satu faktor kausal dari kakeksia. Mengingat bahwa efek metabolik utama dari sitokin – sitokin ini adalah katabolik, maka penting untuk mensupresi aktifitas sitokin. S.Chung et al ., 2012. Inflamasi kronik juga menginduksi terjadinya hipermetabolisme cytokine-mediated hypermetabolism . Meningkatkan resting energy expenditure REE, yang merupakan satu dari tiga komponen utama total daily energy expenditure TEE. Efek langsung lainnya dari kronik inflamasi termasuk penurunan aktifitas volunter dan adanya penyakit dasar yang memerlukan bed rest . Penurunan jangka panjang dalam aktifitas otot ini dihubungkan dengan terjadinya kelemahan otot, atrofi otot, dan keseimbangan nitrogen negatif, yang akhirnya berujung pada kehilangan massa tubuh. S.Chung et al ., 2012.

2.5. Anemia pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis