Acetylcysteine
dapat berada dalam plasma dan jaringan sebagai senyawa induk atau metabolitaktif maupun tidak aktif sistem danglutation tereduksi,
fraksi bebas yang terikat protein melalui ikatan disulfide dan fraksi yang tergabung dalam rantai protein. Khosravi M dkk., 2009; Nolin TD dkk.,
2010; Dewi RTK, 2014
Tabel 2.4. Farmakokinetik
N-acetylcysteine
Oral Dewi RTK, 2014
Parameter Keterangan
Absorbsi
Sifat ikatan protein plasma
Bioavilabilitas
N-Acetylcysteine
bebas
setelah melalui pasase pertama di hati
Cepat dan seluruhnya ditemukan dalam tubuh sebagai
N-Acetylcysteine
bebas dan terikat pada protein plasma melalui
ikatan disulfida namun bersifat reversible
≈10
Distribusi
Penyebaran utama
Lokasi utama Lingkungan cair
Aqueous environment
pada rongga ekstra selular Hati, ginjal, paru, dan mukosa bronkus
Metabolisme
Awal
Lanjutan
Dideasetilasi dengan cepat dalam dinding usus dan melalui pasase
pertama di hepar diubah menjadi L- cystein aktif
Dimetabolisme menjadi bentuk tidak aktif
Clearence
Ginjal
Metabolit primer yang diekskresi
≈30 Cystine dan cysteine
2.9.3. Keamanan dan Dosis
N-Acetylcysteine
Pada penderita dengan riwayat gastritis, sebaiknya diberikan setelah makan. Karena mengandung sucrose, tidak dianjurkan untuk penderita
diabetes mellitus atau dapat diberikan bila kadar glukosenya terkontrol dalam batas normal. Pada beberapa penelitian baik pada hewan maupun manusia
menunjukkan pemberian Acetylcysteine pada kehamilan dan ibu menyusui tidak menimbulkan efek teratogenik maupun efek samping berbahaya akan
tetapi seperti obat-obatan lainnya pemberiannya hanya pada kasus yang benar-benar dibutuhkan dan selalu dibawah pengawasan dokter langsung
Borras dkk., 2007; Aguiar-Souto, 2008. Tidak adanya efek samping yang bermakna selama periode puluhan
tahun 45 tahun membuktikan keamanan
N-Acetylcysteine
dalam penggunaan terapetiknya. Tambahan pula banyak uji klinik kontrol
internasional yang telah dilakukan pada lebih dari 3000 pasien, tidak ada reaksi efek samping bermakna secara statistik. Banyak uji klinik
N- Acetylcysteine
dengan indikasi khusus menggunakan dosis tinggi atau dalam pengobatan jangka panjang telah memperlihatkan bahwa obat
N- Acetylcysteine
ditoleransi dengan sangat baik bila diberikan secara oral atau parenteral. Pada laporan selama lebih dari 2 tahun pada 5 negara Eropa
dimana
N-Acetylcysteine
dipasarkan, dijumpai kadang-kadang kelainan gastro-intestinal nausea, vomitus, dispepsia, jarang berupa urtikaria,
anoreksia, vomitus, meteorisme. Dapat digunakan pada dosis lebih tinggi
N- Acetylcysteine
untuk kasus berat, karena batas keamanan
safety margin N-
Acetylcysteine
sangat luas dan LD 50 adalah 7.888 mg kg berat badan Heloisa, 2005; Borras dkk., 2007; Aguiar-Souto, 2008.
Gambar 2.11. Farmakodinamik
N-Acetylcysteine
Nolin dkk, 2010
Setelah pemberian
N-Acetylcysteine
perinjeksi,
N-Acetylcysteine
akan akan diserap plasma dan konsentrasi plasma puncak 0.35-4 mg L dicapai
dalam 1-2 jam sedangkan distribusi volume mengikat protein plasma berkisar 0.33-0.47 L kg.
N-Acetylcysteine
akan mencapai waktu paruh 4 jam setelah injeksi intravena. Klirens ginjal 0.190-0.211 L h kg dan sekitar 70 dari
pembersihan tubuh total nonrenal Nolin dkk, 2010.
2.10. Hemodialisis HD
Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal buatan dengan tujuan untuk mengeliminasi sisa-sisa produk metabolisme protein
serta koreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit antara kompartemen darah dan cairan dialisis melalui selaput membran
semipermiabel yang berperan sebagai ginjal buatan Wanner C. dkk., 2004.