TNF. Mediator inflamasi ini menurunkan efek
erythropoietin
pada sum – sum
tulang belakang, dimana di tempat itulah terjadi stimulasi prekursor eritroid. O’Mara NB, 2008.
Faktor lainnya walaupun tidak spesifik dapat mencetuskan terjadinya anemia lebih jauh pada pasien PGK. Hal ini termasuk disfungsi platelet yang
menyebabkan peningkatan faktor resiko terjadinya perdarahan saluran cerna, pemendekan masa hidup eritrosit 30
– 60 dari masa hidup normal 120 hari, dan hemolisis sekunder akibat akumulasi toksin uremik. Pada pasien
yang mendapatkan dialisis, terutama pada mereka yang mendapatkan hemodialisa rutin, kehilangan darah kronik yang diakibatkan oleh seringnya
tindakan flebotomi untuk pemeriksaan laboratorium, dan kehilangan darah melalui tabung dialisis dan dialiser setiap sesi HD, dapat berakibat ada
menurunnya kadar Hb. Pada akhirnya, malnutrisi dan defisiensi zat besi, folat dan vitamin B12 memiliki peran dalam penurunan kadar Hb.
O’Mara NB, 2008.
2.5.2. Akibat Anemia pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
Anemia dapat menimbulkan gejala lelah, pusing, sesak nafas dan dihubungkan terjadinya komplikasi yang buruk seperti komplikasi
kardiovaskular termasuk hipertrofi ventrikel kiri dan gagal jantung kongestif kronik. Pada pasien dengan diabetes, anemia dihubungkan dengan adanya
penurunan fungsi ginjal yang sering didapat pada penderita diabetes. Hipoksia yang disebabkan oleh anemia menstimulasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron dan menimbulkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh
darah ginjal. Lebih jauh lagi, faktor – faktor ini dapat mencetuskan terjadinya
proteinuria dengan meningkatkan ekskresi protein di tubulus renal pada pasien diabetes. Sebagai catatan, pada pasien dengan DM tipe 2, anemia
digunakan sebagai faktor resiko independen yang dihubungkan dengan penurunan fungsi ginjal. Pada pasien dengan diabetes, anemia juga
memberikan kontribusi terhadap derajat keparahan penyakit kardiovaskular dan secara independen meningkatkan resiko retinopati. Anemia juga
dikatakan dapat mempercepat perburukan dari neuropati diabetik. Komplikasi umum lainnya yang dikaitkan dengan anemia termasuk menurunnya fungsi
kognitif dan ketajaman intelektual, terganggunya kualitas hidup dan kebutuhan transfusi darah berulang.
O’Mara NB, 2008. Terapi anemia adekuat meningkatkan fungsi kardiak, dengan
menurunkan kerja otot jantung yang menginduksi iskemik miokardium. Terapi anemia pada PGK juga meningkatkan kapasitas kerja fisik
exercise
, tampilan fisik seperti daya tahan tubuh, energi dan mobilitas fisik. Kepuasan
pasien juga meningkat jika anemia dikoreksi, seperti dibuktikan dengan skoring kualitas hidup yang lebih tinggi, peningkatan fungsi seksual, fungsi
kognitif lebih baik, depresi berkurang, dan sosialisasi membaik. Pada akhirnya, terapi anemia menunjukkan penurunan angka rawat inap dan angka
mortalitas. O’Mara NB, 2008.
2.5.3. Target Hemoglobin dan Terapi Anemia pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis