Nijuudaiko musubi Tateya musubi Washikusa musubi Fungsi Kimono

65 Taiko musubi cocok untuk digunakan baik untuk wanita muda dan wanita yang sudah berumur pada hampir semua perayaan dan dapat digunakan dengan hampir semua jenis kimono serta pada beberapa hal dengan yukata. Hanya furisode yang dianggap formal dan terlihat muda untuk dikenakan dengan taiko musubi. Taiko musubi biasanya sering dikaitkan dengan drum taiko, namun sesungguhnya taiko musubi tidak ada hubungannya dengan instrumen tersebut. Simpul ini dibuat ketika pada saat festival pembukaan dari Taikobashi bridge di Tokyo pada tahun 1823. Pada saat itu beberapa orang geisha mendatangi acara tersebut dan mengikat obi mereka yang menyerupai bentuk dari sebuah “permainan kartu” ichimai karuta. Simpul ini mempunyai berbagai jenis dari sebuah simpul sederhana yang dikenakan pria dulu. Taiko musubi ini dikenakan geisha pada awalnya, namun beberapa waktu berlalu para wanita lainnya mulai mengikuti simpul ini.

j. Nijuudaiko musubi

Nijuudaiko musubi 二重太鼓 adalah versi dari taiko musubi yang lebih umum, dan dikenakan dengan fukuro obi yang formal. Fukuro obi lebih panjang dari umumnya Nagoya obi yang digunakan kebanyakan, jadi obi harus dilipat dua bagian selama diikat dengan simpul ini.

k. Tateya musubi

Tateya musubi 立て矢 adalah simpul yang menyerupai busur panah yang besar dan simpul ini merupakan satu dari simpul yang paling sederhana yang dikenakan dengan furisode.

l. Washikusa musubi

Universitas Sumatera Utara 66 Washikusa musubi 鷲草 adalah simpul dengan dasar busur panah yang mana menyerupai tumbuhan tertentu yang diartikan seperti seekor burung elang yang akan terbang.

3.3. Fungsi Kimono

Masyarakat di Jepang sangat menyadari adanya empat musim dan pakaian yang mereka kenakan selalu mengikuti dengan musim-musim tersebut. Masyarakat Jepang juga selalu menyesuaikan pada tempat dimana mereka tinggal. Acara atau perayaan khusus untuk menandai kejadian penting pada pertumbuhan anak-anak misalnya. Dan orang-orang mengganti kimono mereka setiap perubahan waktu, tempat dan acara sesuai dengan musim dan kegunaannya. Antara 30 sampai 100 hari setelah kelahiran seorang bayi, keluarga, sanak saudara, serta nenek dan kakek mengunjungi kuil bersama-sama untuk memberitahukan kelahiran seorang bayi. Kunjungan bayi ke kuil sering disebut miyamairi お宮参り. Bayi yang baru lahir itu kemudian mengenakan kimono khusus yang disebut iwaigi kemudian membawanya ke kuil dan berdoa untuk kesehatan dan kebahagiaan mereka. Kejadian penting lainnya dalam kehidupan anak-anak adalah festival shichi-go-san 7-5-3. Acara ini diadakan pada bulan November. Pada acara ini, para keluarga membawa anak lelaki mereka yang berumur lima tahun dan anak perempuan yang berumur tiga atau tujuh tahun ke kuil setempat untuk berterima kasih kepada dewa karena telah melindungi anak-anak mereka dengan baik dan membuat mereka tumbuh sehat. Anak lelaki menggunakan hakama pada umur lima tahun ini. Sedangkan anak perempuan mengenakan kimono untuk pertama kalinya. Universitas Sumatera Utara 67 Pada acara perayaan tango no sekku 端午の節句 atau hari anak, para anak-anak juga memakai kimono. Karena hari anak di Jepang merupakan hari libur nasional setiap tahun pada tanggal 5 Mei. Anak laki-laki mengenakan kimono formal dengan pola yang menggambarkan keberhasilan. Pada umur 20 tahun, anak-anak muda merayakan menuju kedewasaan mereka dengan mengunjungi kuil pada hari datangnya usia atau coming-of-age- day pada hari Senin pada minggu kedua di bulan Januari. Untuk perayaan ini, anak perempuan mengenakan furisode dan anak lelaki mengenakan haori serta hakama yang di dekorasi dengan lambang keluarga mereka. Pada upacara pernikahan 結婚式, pengantin wanita mengenakan kimono berwarna putih keseluruhan kecuali uchikake yang berwarna merah. Warna putih melambangkan bahwa pengantin wanita tersebut menerima segala warna dari keluarga yang menjadi pendamping hidupnya. Dari awal bulan Juli hingga akhir bulan Agustus berbagai macam festival musim panas diselenggarakan hampir diseluruh Jepang. Semua orang mengenakan yukata, kimono musim panas untuk merayakannya. Untuk wanita yang telah menikah, ia tidak lagi memakai furisode. Sebaliknya, ia mengenakan sebuah tomesode, yaitu kimono dengan penutup lengan yang lebih pendek. Tomesode dapat berwarna hitam atau warna-warna lainnya. Tomesode dengan warna hitam disertai dengan lambang keluarga dikenakan pada acara formal. Banyak fungsi dari berbagai jenis kimono. Apapun perayaan dan kesempatannya, baik itu kunjungan ke kuil pada tahun baru, menemui orang yang Universitas Sumatera Utara 68 lebih tua, dan sebagainya, orang Jepang selalu memilih kimono apa yang sesuai untuk dipakai. Walaupun kimono sekarang bukan lagi pakaian sehari-hari bagi masyarakat Jepang, orang-orang masih sering memakainya untuk berbagai acara dan waktu tertentu disepanjang tahun. Ketika memakainya, masyarakat Jepang menggunakan kain, warna dan model dari kimono untuk memperlihatkan kecintaan mereka dari keempat musim yang ada di Jepang. Universitas Sumatera Utara 69

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Di dalam akhir penulisan skripsi ini, penulis mencoba membuat kesimpulan dari keseluruhan skripsi ini sebagai berikut: 1. Jepang merupakan salah satu negara yang kaya akan ragam budaya dan tradisi termasuk kimono. 2. Kimono mempunyai berbagai macam jenis dan fungsinya. Ada kimono yang hampir keseluruhannya dipenuhi dengan pola, ada pula kimono yang hanya berwarna putih bersih. Ada yang fungsinya hanya untuk digunakan saat pernikahan saja dan ada yang digunakan untuk festival atau upacara tertentu. 3. Bagi masyarakat Jepang, keberadaan kimono sangat penting karena merupakan warisan budaya yang berharga. 4. Kimono bukan hanya sebagai pakaian pelindung tubuh saja, namun juga digunakan dalam upacara atau perayaan penting di Jepang. Biasanya kimono yang dipakai juga berbeda-beda pula dalam setiap perayaan. 5. Kimono sekarang hanya dikenakan pada saat perayaan, upacara dan kesempatan penting lainnya yang mengharuskan mengenakan kimono. 6. Tidak semua masyarakat Jepang mempunyai kimono karena harganya yang cukup mahal. Terlebih lagi bahan kimono yang kebanyakan terbuat dari bahan sutera. Jadi beberapa orang tua di Jepang sering menurunkan kimono milik mereka kepada anak-anaknya. Universitas Sumatera Utara