10
10 Dalam larutan asam atau netral, kurkumin bertindak sebagai donor
atom H yang bagus dan mempunyai peran penting dalam aktivitasnya sebagai antioksidan Jovanovic, Steenken, Boone, Simic, 1999.
C. Maserasi
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet.
Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian yang bening dienaptuangkan Anonim, 1995.
Maserasi merupakan salah satu cara ekstraksi yang sederhana dalam hal pengerjaan dan peralatan yang digunakan. Proses maserasi dilakukan dengan
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang cocok. Pelarut yang digunakan dapat berupa air, etanol, etanol-air atau pelarut lain Anonim, 1986.
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar Anonim, 1986.
Pada penyarian dengan metode maserasi, perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia, sehingga
dengan pengadukan tersebut tetap terjaga adanya perbedaan konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel. Maserasi dengan mesin pengadukan dilakukan dengan suatu
mesin yang berputar terus-menerus, sehingga proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam Anonim, 1986.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
D. Gel
Menurut definisinya, gel merupakan sistem semisolid terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorgaik kecil atau molekul organik yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan Anonim, 1995. Gel mempunyai sistem semi kaku dimana pergerakan medium dispersinya terbatas karena adanya jalinan struktur
tiga dimensi dari partikel atau makromolekul terdispersi Allen, 2002. Pada umumnya memiliki sifat alir non-Newtonian yaitu pseudoplastik, dimana
viskositas semakin menurun dengan adanya peningkatan pengadukan Zatz dan Kushla, 1996.
Gel organik adalah sistem fase tunggal dimana pembentuk gelnya berupa polimer Allen, 2002. Bahan polimer yang mempunyai kemampuan
mengembang dalam air tanpa terlarut dan dapat menyimpan air dalam strukturnya disebut sebagai hidrogel. Hidrogel merupakan sistem 2 komponen, yaitu
komponen hidrofilik, tidak larut, polimer dengan struktur tiga dimensi dan komponen lain berupa air Swarbrick dan Boylan, 1993.
Hidrogel cocok digunakan untuk salep tidak berlemak dan diaplikasikan pada kulit dengan fungsi kelenjar sebasea yang berlebihan. Setelah
diaplikasikan, gel akan mengering dan meninggalkan lapisan elastis tembus pandang dengan daya lekat tinggi tapi tidak menyumbat pori kulit Voigt, 1994.
Sistem hidrogel relatif memiliki kompatibilitas yang bagus dengan jaringan biologi dan merupakan bahan biodegradable sehingga dapat meminimalkan iritasi
di sekitar sel dan jaringan Zatz dan Kushla, 1996; Swarbrick dan Boylan, 1993.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
C C
H
H C
H
OH O
n
Polimer sintetik yang digunakan dalam penelitian ini adalah carbomer USP. Carbomer memiliki bobot molekul tinggi tersusun dari asam akrilat yang
berikatan silang dengan allyl sucrose atau allyl ether pada pentaerythritol. Polimer carbomer dibentuk oleh asam akrilat yang berulang Koleng dan
McGinity, 2005. Struktur monomernya ditunjukkan pada gambar di bawah.
Carbomer berupa serbuk putih yang berbulu halus fluffy dan sedikit berbau khas. Sifatnya yang higroskopis, disebabkan karena kemampuannya dalam
mengabsorbsi dan menyimpan air. Polimer carbomer tidak larut air dan dalam kebanyakan pelarut umum. Ketika dinetralkan pH 7 dengan alkali hidroksida
atau amin akan larut dalam air, alkohol dan gliserol membentuk gel jernih yang stabil Anonim, 2001. Electrostatic repulsion mempunyai peran kritis dalam
pembentukan gel, viskositas dan kekuatan gel yang dipengaruhi oleh pH dan jumlah garam Swarbrick dan Boylan, 1992.
Carbomer 940 merupakan bahan pengental yang sempurna pada viskositas tinggi dan tingkat kejernihannya sangat bagus dibandingkan carbomer
resin lain Allen, 2002. Berat molekul Carbomer 940 yaitu 4 x 10
6
Dalton dan memiliki pH optimum pada range 3 sampai 11 Swarbrick dan Boylan, 1992;
Anonim, 1997.
Gambar 2. Struktur Monomer Asam Akrilat Koleng dan McGinity, 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
HO OH
OH
E . Humectant
Humectant adalah bahan dalam produk kosmetik yang digunakan
untuk mencegah hilangnya lembab dari produk dan meningkatkan jumlah air kelembaban pada lapisan kulit terluar saat produk digunakan Loden, 2001.
Humectant bekerja dengan menahan kandungan air pada stratum korneum yang
secara alami dapat hilang dari tubuh. Humectant dapat menarik air dari lingkungan luar ke dalam kulit jika hanya dalam kondisi lembab yang tinggi
Rawlings dkk, 2002. Bahan-bahan yang digunakan sebagai humektant merupakan senyawa
organik yang larut air, khususnya alkohol polihidrat poliol yang dapat menyerap air. Humectant yang banyak digunakan adalah gliserol, selain itu antara lain
terdapat sorbitol, propylene glycerol, butylenes glycol, urea, dan sodium laktat. Humectant
membantu menjaga kelembaban kulit dengan cara menjaga kandungan air pada lapisan stratum corneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit
Rawlings dkk, 2002.
1. Gliserol
Gliserol BP atau Gliserin USP memiliki rumus empirik C
3
H
8
O
3
dengan bobot molekul 92,09. Pemeriannya yaitu jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental, berupa cairan higroskopis, rasa manis kira-kira 0,6 kali lebih
manis dibanding sukrosa Price, 2005.
Gambar 3. Struktur Gliserol Price, 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14 Fungsi dari gliserol yaitu sebagai antimikroba, emolien, humektan,
plasticizer , pelarut, bahan pemanis dan bahan pengisotonis. Pada sediaan topikal,
gliserol digunakan sebagai humektan dan emolien yang dapat melembabkan kulit. Gliserol bersifat higroskopis Price, 2005. Pada suhu 25
o
C dan RH 50, gliserol memiliki nilai higroskopisitas sebesar 25 H
2
O mg100 mg dan kemampuan menyimpan air sebanyak 40 mg H
2
O100 mg Rawlings dkk, 2002. Gliserol murni tidak mudah teroksidasi dalam kondisi ruangan, namun
dapat mengalami dekomposisi dengan adanya panas sehingga menghasilkan akrolein yang bersifat racun. Campuran gliserol, etanol 95 dan propilen glikol
bersifat stabil secara kimia Price, 2005. Gliserol mempunyai kemampuan menyerap air hampir sama dengan
natural moisturizing factor NMF yang merupakan pengikat air alami dalam
kulit. Selain itu, gliserol dapat mengembalikan kulit kering menjadi normal dengan cepat dan mampu mempertahankan kondisi normal tersebut lebih lama
dibanding humectant lain Aprilia, 2007. Gliserol merupakan humectant yang penting dalam produk kosmetik dimana bersifat berat heavy dan menimbulkan
rasa basah, oleh karena itu untuk menutupi sifat tersebut dapat dikombinasi dengan humectant lain seperti sorbitol Zocchi, 2001.
Gliserol dapat menyebabkan plasticizing pada stratum korneum dengan memecah ikatan hidrogen antara gugus bersebelahan pada lipid lamellar
sehingga menyebabkan lisisnya korneodesmosom di dalam matrik ekstraseluler. Hal ini menunjukkan bahwa gliserol merupakan bahan korneodesmolitik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
HO OH
HO H H
H OH
HO H
HO
nyata dan dapat meningkatkan efektifitas deskuamasi untuk memperbaiki kulit kering dan bersisik Rawlings dkk, 2002.
2. Sorbitol
Sorbitol merupakan alkohol heksahidrat yang berupa serbuk kristal putih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Pada umumnya sorbitol tersedia
sebagai 70 larutan berair yang jernih, tidak berwarna dan kental Loden, 2001. Sorbitol memiliki rumus empiris C
6
H
14
O
6
dan berat molekul 182,17 Owen, 2005.
Sorbitol merupakan salah satu humectant yang banyak digunakan dalam industri kosmetik dan toilet yang tidak bersifat toksik dan berbahaya.
Akhir-akhir ini sorbitol 70 telah menggantikan penggunaan gliserol baik keseluruhan maupun sebagian karena harganya yang relatif lebih murah
Wilkinson dan Moore, 1982. Sorbitol memiliki sifat higroskopisitas lebih rendah dibandingkan
gliserol Loden, 2001. Pada suhu 25
o
C dan kelembaban relatif 50, sorbitol memiliki nilai higroskopisitas sebesar 1 mg H
2
O100mg dan kapasitas menyimpan air sebanyak 21 mg H
2
O100 mg Rawlings dkk, 2002. Sorbitol bersifat ringan, tidak lengket dan tidak terlalu kuat dalam menarik lembab
kelembaban kulit Khotimah, 2006.
Gambar 4. Struktur Sorbitol Owen, 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
F. Radiasi Ultra Violet dan Sunscreen
Sinar matahari memancarkan berbagai radiasi elektromagnetik seperti infra merah, visible dan ultraviolet yang memiliki karakteristik panjang
gelombang, frekuensi dan energi berbeda-beda. Salah satu radiasi matahari yang paling berpengaruh terhadap kehidupan manusia adalah sinar ultraviolet. Sinar
ultraviolet UV dibagi menjadi panjang gelombang sangat pendek UV C 290 nm, UV B 290 – 320 nm, dan UV A yang terbagi lagi menjadi UV A 2 320 –
340 nm dan UV 1 340 – 400 nm. UV C diserap ozon stratosfer sehingga tidak mencapai permukaan bumi Nole dan Johnson, 2004.
Spektra aksi eritema pada kulit lebih disebabkan oleh UV B dibandingkan UV A. Sembilan puluh persen UV B yang sampai bumi terbatas
pada lapisan epidermal kulit. Demikian juga UV A dapat terpenetrasi ke epidermis sampai kedalaman 0,2 mm dan aktivitasnya menurun dengan
meningkatnya panjang gelombang. Panjang gelombang 306 – 310 nm mempunyai resiko pembakaran paling tinggi Nole dan Johnson, 2004. Radiasi UV B
mempunyai peranan yang besar sebagai penyebab sunburn, penuaan kulit dan kanker kutan Bondi dkk, 1991.
UV A mempunyai kecenderungan untuk merusak struktur protein di dermis seperti kolagen dan elastin sehingga menyebabkan penuaan dini. Akibat
pemaparan UV yang nampak yaitu pembentukan melanin dan penebalan epidermis. Pemaparan radiasi matahari secara kronis juga berperan pada kulit
kering dengan mengganggu diferensiasi lapisan granular, termasuk proses profilagrin sebagai prekursor natural moisturizing factor NMF. Nole dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17 Johnson, 2004. NMF merupakan campuran humectant yang secara alami terdapat
dalam stratum corneum. NMF dibentuk dari protein filagrin dan diatur oleh kandungan lembab pada stratum corneum. Kekurangan NMF di kulit dapat
mengurangi kemampuan stratum corneum untuk mengikat air dan menyebabkan kulit kering Loden, 2000.
Bahan sunscreen adalah senyawa kimia yang mengabsorpsi dan atau memantulkan sinar UV sebelum berhasil mencapai kulit. Biasanya sunscreen
merupakan kombinasi dari dua atau lebih zat aktif. Jika hanya digunakan satu zat aktif, sunscreen tersebut hanya mampu mengabsorpsi energi UV pada spektrum
yang terbatas Stanfield, 2003. Sunscreen
bekerja dengan 2 cara: 1. Memantulkan sinar light scattering atau physical sunscreen. Mekanisme
tersebut menyebabkan radiasi UV dipantulkan ke segala arah oleh permukaan kecil kristal dari beberapa pigmen. Prinsipnya adalah membentuk lapisan tipis
yang kusamburam pada permukaan kulit. 2. Mengabsorpsi panjang gelombang pada range UVA dan UVB oleh suatu
senyawa atau chemical sunscreen Bondi dkk, 1991. Bahan aktif sunscreen kimia pada umumnya berupa senyawa aromatik
yang terkonjugasi dengan gugus karbonil. Senyawa ini akan mengabsorbsi intensitas sinar UV dan tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi. Energi yang
hilang mengakibatkan konversi sisa ke dalam panjang gelombang dengan energi lebih rendah kembali ke groundstate Levy, 2001.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18 Tingkat perlindungan efektivitas produk sunscreen terhadap sinar
UV dilihat dari nilai SPF Sun Protection Factors. SPF Sun Protection Factor adalah perbandingan waktu yang dibutuhkan radiasi UV untuk menimbulkan
eritema pada kulit yang terlindungi dengan kulit tidak terlindungi Bondi dkk, 1991. Menurut regulasi yang dikeluarkan FDA, produk sunscreen harus memiliki
nilai SPF minimal 2 Levy, 2001. Nilai SPF tertinggi yang diperkenalkan oleh FDA adalah SPF 15, namun banyak orang atau instansi yang merekomendasikan
sunscreen dengan SPF 15 atau lebih tinggi untuk memperoleh perlindungan
maksimum Bondi dkk, 1991.
G. Pengukuran SPF in vitro dengan Spektrofotometri UV-Vis