40
40
Tabel III. Kadar ekstrak etanol rimpang kunir putih terhitung sebagai kurkuminoid pada beberapa cuplikan
Cuplikan Pengulangan
Absorbansi Kadar mg
Rata-rata kadar mg
1 1
0,817 0,547
0,546±0,012 2
0,833 0,558
3 0,799
0,534 2
1 1,043
0,704 0,688±0,016
2 0,997 0,672
3 1,019
0,687 3
1 1,227
0,831 0,832±0,003
2 1,232
0,835 3
1,225 0,830
4 1
1,309 0,888
0,916±0,036 2
1,330 0,903
3 1,408
0,957
C. Pengukuran Nilai SPF Secara
In Vitro dengan Metode Petro
Efektifitas sediaan sunscreen ditunjukkan oleh nilai SPF. SPF Sun Protection Factor
menggambarkan kemampuan suatu bahan dalam melindungi kulit dari eritema yang disebabkan paparan sinar matahari. Untuk mengetahui
apakah suatu bahan memiliki aktifitas sebagai sunscreen atau tidak, dapat dilakukan pengujian secara in vitro. Secara in vitro, SPF dapat ditentukan dengan
analisis spektrofotometri Walters, 1997. Dasar dari uji in vitro dengan spektrofotometri adalah hukum Lambert-
Beer. Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh suatu larutan penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan.
Namun hukum Lambert-Beer memiliki keterbatasan jika diaplikasikan dalam penentuan SPF. Hal ini dikarenakan hukum Lambert-Beer hanya berlaku untuk
radiasi monokromatis, sedangkan kenyataannya nilai SPF ditentukan oleh radiasi polikromatis dari sinar matahari Petro, 1981.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fenomena dengan sp
mengukur sesuai.
kunir pad panjang g
bahwa ek tersebut m
gelomban radiasi U
permukaan Petro tidak
Pengukura radiasi po
pektrofotom r daerah di b
Sebelum p da panjang
gelombang strak memp
menjadi dasa
Gamba
Radiasi U g 290 samp
UVC denga n bumi kar
k terbatas p an SPF in v
olikromatik metri. Perhitu
bawah kurv
pengukuran gelombang
230 nm g punyai abso
ar dilakukan
ar 9. Hasil sca
UV penye pai 320 nm
an panjang rena terhala
pada panjan 41
vitro telah
merupaka ungan untuk
va serapan d
n SPF, dilak g 200 – 60
gambar 9. orbansi pad
n pengukura
anning ekstrak
ebab eritem m yang dikel
g gelomban angi ozon. P
ng gelomban dibuktikan
an dasar un k mempred
dibagi interv
kukan scann 00 nm. Pu
Hasil scan da panjang g
an SPF seca
k etanol rimpa
ma terbesa lompokkan
ng 200 – Pada pengu
ng UVA da oleh Petro
ntuk mengk diksi nilai S
val panjang
ning ekstrak
uncak serap ning
yang gelombang
ara in vitro.
ang kunir putih
ar berada sebagai UV
290 nm ukuran SPF
an UVB saj o 1981, di
korelasikan PF yaitu de
gelombang
k etanol rim pan berada
memperlih UVA dan
h
pada pan VB. Di sisi
tidak men F dengan m
a, tetapi dim 41
imana SPF
engan yang
mpang pada
hatkan UVB
njang i lain,
ncapai metode
mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42 pada panjang gelombang 290 nm sampai dengan panjang gelombang tertentu
dimana serapan ekstrak sama dengan 0,05. Hal ini menggambarkan pemakaian bahan aktif sunscreen pada keadaan sebenarnya dimana aktifitasnya tidak hanya
mengabsorbsi radiasi UV saja melainkan radiasi UV dan visibel yang sampai di permukaan bumi. Nilai 0,05 merupakan absorptivitas molar
ε atau serapan minimum yang dapat dideteksi dari pelarut etanol Petro, 1981. Jadi dalam hal
ini, 0,05 merupakan faktor koreksi serapan dari etanol sebagai pelarut. Hasil pengukuran SPF pada beberapa konsentrasi ekstrak etanol adalah sebagai berikut :
Tabel IV. Pengukuran SPF ekstrak etanol kunir putih
Cuplikan Pengulangan Konsentrasi
mg SPF
Rata- rata
SPF SD
Kategori efek
perlindungan 1
1 0,547
9,90 9,94
0,26 Proteksi
minimal 2
0,558 10,21
3 0,534
9,70 2
1 0,704
16,22 15,18
0,93 Proteksi
sedang 2
0,672 14,45
3 0,687
14,86 3
1 0,831
21,50 21,88
0,72 Proteksi
sedang 2
0,835 21,42
3 0,830
22,71 4
1 0,888
26,48 27,98
2,1 Proteksi
sedang 2
0,903 27,04
3 0,957
30,41
Menurut FDA Food and Drug Association, produk sunscreen dengan SPF 2 sampai 12 termasuk kategori perlindungan minimal, SPF 12 sampai 30
termasuk kategori sedang dan SPF diatas 30 tergolong perlindungan tinggi Anonim, 2002b. Dari hasil yang ditunjukkan pada tabel IV, semakin tinggi
konsentrasi ekstrak maka nilai SPF yang diperoleh juga semakin besar dan perlindungan terhadap matahari juga semakin efektif. Penggunaan sunscreen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43 dengan nilai SPF 15 di daerah tropis sudah cukup melindungi kulit dari paparan
sinar matahari Diffey, 2000. SPF yang terlalu tinggi dapat menimbulkan efek merugikan karena perlindungan kulit yang berlebihan terhadap sinar matahari
akan mengakibatkan provitamin D yang ada di tubuh tidak dapat diubah menjadi vitamin D sehingga terjadi defisiensi vitamin D. Dari keempat cuplikan ekstrak,
cuplikan 2 dengan rata-rata SPF 15,18 dipilih untuk dibuat formulasi sediaan gel sunscreen
.
D. Formulasi Gel