52
52 Variance
ANOVA. Factor space yang dihasilkan untuk 2 komponen yaitu berupa kurva, dimana kurva bisa berbentuk cekung melengkung ke bawah atau
cembung melengkung ke atas.
1. Optimasi daya sebar
Penelitian ini menggunakan kriteria daya sebar yang baik yaitu 3 – 5 cm. Menurut Garg dkk 2002, daya sebar
≤50 mm termasuk kategori semistiff. Kategori ini cocok untuk sediaan sunscreen dimana saat diaplikasikan dapat
tinggal lama di kulit dengan ketebalan tertentu sehingga perlindungan kulit terhadap sinar matahari lebih efektif.
Persamaan simplex lattice diuji dengan ANOVA untuk melihat kelayakan dari persamaan tersebut, yaitu dengan membandingkan nilai daya sebar
hasil teoritis dengan hasil percobaan. Tiap kelompok data percobaan dan teoritis dihitung sum of square-nya untuk memperoleh nilai F perhitungan, seperti yang
terdapat pada tabel VI.
Tabel IX. Hasil uji F untuk daya sebar
Sum of square Derajat bebas
Mean square F
Regresi 0,01128
2 0,00564
0,71925 Residual
0,21172 27
0,007841481 Total
0,223 29
Nilai dari tabel distribusi yaitu F
2,27
= 3,35 untuk p = 0,05 Nilai F perhitungan lebih kecil dari F tabel distribusi, sehingga
hipotesis kerja H
1
ditolak atau persamaan simplex lattice untuk daya sebar tidak regresi. Persamaan yang tidak regresi menunjukkan bahwa persamaan tersebut
tidak dapat digunakan untuk memprediksi respon, namun masih bisa ditemukan formula yang memenuhi kriteria daya sebar 3 – 5 cm, yaitu formula 2 dan 4
seperti pada gambar berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
Gambar 15. Profil dan kriteria optimum daya sebar
2. Optimasi viskositas
Viskositas sediaan gel sangat dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi gelling agent
yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan carbomer 940 sebagai gelling agent. Carbomer 940 memberikan profil viskositas gel yang stabil
pada pH 6 – 10 Anonim, 1997. Penggunaan carbomer 940 dengan konsentrasi 0,5 dan pH 7,5 menghasilkan viskositas yang khas yaitu 40.000 – 60.000 cP
atau 400 – 600 dPa
.
s dengan karakteristiknya yaitu kekentalan yang tinggi dan tingkat kejernihan yang bagus Allen, 2002. Sifat fisik tersebut dijadikan dasar
untuk menentukan kriteria viskositas optimal pada penelitian ini. Ketika diaplikasikan, diharapkan gel dapat bertahan lama di kulit karena viskositasnya
yang tinggi. Model persamaan simplex lattice yang diperoleh kemudian diuji
dengan ANOVA untuk melihat kelayakan dari persamaan tersebut, yaitu dengan membandingkan nilai viskositas hasil teoritis dengan hasil percobaan. Tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54 kelompok data percobaan dan teoritis dihitung sum of square-nya untuk
memperoleh nilai F perhitungan, seperti yang terdapat pada tabel di bawah.
Tabel X. Hasil uji F untuk viskositas
Sum of square Derajat bebas
Mean square F
Regresi 7075.5348
2 3537.7674
33.61039 Residual
2841.97 27
105.2581481 Total
9917.5 29
Nilai dari tabel distribusi yaitu F
2,27
= 3,35 untuk p = 0,05
Nilai F perhitungan lebih besar dari F tabel distribusi, sehingga hipotesis kerja H
1
diterima atau persamaan simplex lattice untuk viskositas regresi. Persamaan yang regresi menunjukkan bahwa persamaan tersebut dapat
digunakan untuk memprediksi respon viskositas pada titik tertentu dalam daerah optimal yang sudah ditentukan.
Gambar 16. Profil range optimum untuk viskositas awal
Kriteria viskositas optimal yang masuk kriteria yaitu pada rentang 400 dPa
.
s sampai respon viskositas 435 dPa
.
s dengan perbandingan komposisi yang gliserol dan sorbitol yang optimal yaitu 0,42A : 0,58B sampai 1,0A : 0,0B. Profil
kurva viskositas yang dihasilkan dari persamaan berbentuk cekung melengkung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55 ke atas menunjukkan bahwa kombinasi gliserol dan sorbitol dengan
perbandingan tertentu akan menurunkan respon viskositas.
3. Optimasi pergeseran viskositas