Daya Sebar Viskositas Sifat Fisik dan Stabilitas Gel

46 46 Tabel V. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas Formula Komposisi Humectant Daya sebar cm Viskositas dPa . s Pergeseran viskositas 1 1 A : 0 B 3,90±0,082 435,00±11,83 8,43±0,93 2 23 A : 13 B 3,98±0,041 430,00±8,37 7,37±0,95 3 12 A : 12 B 3,93±0,082 403,33±7,53 3,72±1,86 4 13 A : 23 B 3,95±0,105 413,33±6,06 5,24±0,62 5 0 A : 1 B 3,88±0,098 390,83±8,01 0,57±0,87 Profil sifat fisik dan stabilitas pada berbagai komposisi gliserol dan sorbitol dapat diprediksi dengan simplex lattice design. Persamaan simplex lattice untuk 2 komponen yaitu Y = B 1 A + B 2 B + B 12 AB. Pada persamaan tersebut, A dan B merupakan komposisi bahan yang dicampur, yaitu gliserol dan sorbitol. Variabel Y merupakan respon yang diperoleh dari interaksi kombinasi bahan. Respon yang diukur adalah sifat fisik gel yang berupa daya sebar dan viskositas, serta respon stabilitas yang diukur dari pergeseran viskositas setelah penyimpanan 1 bulan. Sedangkan B 1 , B 2 dan B 3 merupakan koefisien persamaan simplex lattice design yang diperoleh dengan metode substitusi pada formula 1, 3 dan 5. Formula 2 dan 4 digunakan untuk menguji validitas persamaan dengan metode Analysis of Variance.

1. Daya Sebar

Daya sebar merupakan parameter aseptabilitas yang harus dipenuhi oleh sediaan topikal. Konsumen lebih menyukai sediaan yang dapat menyebar dengan mudah di kulit. Pengukuran daya sebar dilakukan untuk mengetahui penyebaran gel saat diaplikasikan. Gel diharapkan dapat mudah menyebar tanpa tekanan yang berarti. Daya sebar yang baik juga menjamin pemerataan zat aktif sunscreen . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 47 Pengukuran daya sebar yaitu dengan mengukur diameter gel sebanyak 1 gram pada kaca bulat berskala yang diberi beban 125 gram setelah 1 menit. Keuntungan dari metode ini adalah sederhana, relatif murah dan juga dapat didesain sesuai keinginan untuk memperoleh data tertentu. Namun keterbatasannya yaitu kurang tepat dan sensitif Garg dkk, 2002. Dari hasil pengukuran daya sebar, diperoleh hasil yang bervariasi pada tiap formula. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah komposisi sorbitol dan gliserol yang digunakan. Persamaan simplex lattice design untuk daya sebar yaitu Y= 3,90A + 3,88B + 0,16AB. Persamaan digunakan untuk memprediksi respon daya sebar pada formula dengan komposisi gliserol dan sorbitol yaitu 23A:13B formula 2 dan 13A:23B formula 4. Daya sebar teoritis Y diperoleh dengan memasukkan tiap pasangan komposisi ke dalam persamaan. Nilai daya sebar secara teoritis dari persamaan simplex lattice dan dari percobaan dapat dilihat pada tabel VI. Tabel VI. Daya sebar hasil percobaan dan perhitungan Formula Rata-rata Daya sebar cm pada tiap formula Daya sebar terhitung berdasarkan persamaan SLD 1 3,90 3,90 2 3,98 3,93 3 3,93 3,93 4 3,95 3,92 5 3,88 3,88 Pengaruh variasi humectant terhadap daya sebar gel dapat digambarkan dengan kurva berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 48 Gambar 12. Kurva teoritis hasil percobaan menurut persamaan simplex lattice design dan titik-titik hasil percobaan untuk daya sebar

2. Viskositas

Viskositas merupakan tahanan untuk mengalir, dimana semakin besar viskositasnya maka sediaan tersebut semakin kental, demikian juga sebaliknya. Viskositas suatu sediaan topikal menunjukkan kemudahan sediaan untuk dituangkan dari kemasan primer. Viskositas juga menggambarkan daya sebar sediaan. Pada umumnya, viskositas berbanding terbalik dengan daya sebarnya. Semakin kental maka daya sebar yang dihasilkan semakin kecil semakin susah menyebar. Pengukuran viskositas dilakukan dengan membaca skala pada viscometer Rion seri VT 04. Pengukuran viskositas ini dilakukan dua kali yaitu 48 jam dan satu bulan setelah pembuatan gel. Viskositas yang dihasilkan dari kelima formula dapat dilihat pada tabel V. Penurunan jumlah gliserol pada formula 1, 2, 3, dan 5 menunjukkan viskositas yang semakin rendah pula. Pengunaan sorbitol dengan jumlah terbesar formula 5 menunjukkan viskositas yang paling kecil. 3.86 3.88 3.9 3.92 3.94 3.96 3.98 4 diameter penyebaran cm Komposisi humectan titik respon dari percobaan kurva berdasarkan simplex lattice design 13 12 23 1 sorbitol 1 23 12 13 0 gliserol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 49 Persamaan simplex lattice design untuk viskositas yaitu Y = 435A + 390,83B – 38,34AB. Persamaan dapat digunakan untuk memprediksi respon pada titik tertentu. Pada penelitian ini ingin diketahui respon viskositas untuk komposisi humectant dengan perbandingan yaitu dan 23A : 13B formula 2 dan 13A : 23B formula 4. Viskositas teoritis Y diperoleh dengan memasukkan tiap pasangan komposisi ke dalam persamaan. Nilai viskositas secara teoritis dari persamaan simplex lattice dan dari percobaan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel VII. Viskositas hasil percobaan dan perhitungan Formula Rata-rata viskositas dPa . s dari percobaan Viskositas teoritis dari persamaan dPa . s 1 435 435 2 430 411,76 3 403,33 403,33 4 413,33 397,03 5 390,83 390,83 Pengaruh variasi humectant terhadap viskositas gel dapat digambarkan dengan kurva berikut. Gambar 13. Kurva teoritis hasil percobaan menurut persamaan simplex lattice design dan titik-titik hasil percobaan untuk viskositas awal 385 390 395 400 405 410 415 420 425 430 435 440 Viskositas dPas Komposisi humectant titik respon dari percobaan kurva berdasarkan simplex lattice design 13 12 23 1 sorbitol 1 23 12 13 0 gliserol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 50

3. Pergeseran Viskositas