Metode Simplex Lattice Design

20 20 polikromatik dengan spektrofotometri dalam persamaan 2 yang didasarkan pada hukum Lambert-Beer. log 2 Dimana A ave A s adalah serapan sunscreen saat interval dari aktivitas eritema.

H. Metode Simplex Lattice Design

Permasalahan yang sering dihadapi dalam farmasetika adalah pengaruh campuran beberapa bahan atau komposisi dari campuran terhadap hasil, misalnya berupa sifat fisik. Menurut Armstrong dan James 1996, perubahan dari salah satu bahan akan mengubah satu atau lebih bahan lain, dimana proporsi bahan tidak boleh negatif. Dengan kata lain proporsi dari komponen X 1 , X 2 , … X q yaitu 0 ≤ X i ≤1. Jumlah proporsi dari semua komponen yang dicampurkan merupakan kesatuan, oleh karena itu X 1 + X 2 + … + X q = 1 3 Daerah dimana terdapat semua kemungkinan respon kombinasi dari komponen- komponen disebut sebagai factor space. Factor space untuk sejumlah q komponen dapat direpresentasikan dalam q-1 dimensi. Untuk campuran dengan 2 komponen, maka factor space yang ditunjukkan adalah 2-1 = 1, yaitu berupa satu dimensi atau suatu garis kurva gambar 5 Armstrong dan James, 1996. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 21 Respon untuk kombinasi 2 komponen dapat diprediksi dengan persamaan polinomial berikut : Y = B 1 A + B 2 B + B 12 AB 4 Dimana Y adalah respon, A adalah kadar proporsi dari komponen A dan B adalah kadar proporsi dari komponen B. Koefisien B 1 , B 2 dan B 12 dihitung dari hasil pengamatan percobaan Bolton, 1997. Contoh penerapan simplex lattice design adalah sebagai berikut, misal: formula I menggunakan 100 pelarut A menghasilkan respon kelarutan 10 mgml, formula II menggunakan 100 pelarut B menghasilkan respon kelarutan 15 mgml, dan formula III dengan 50 pelarut A dan 50 pelarut B menghasilkan respon 20 mgml. Dari ketiga formula dimasukkan dalam persamaan 4 sehingga diperoleh nilai koefisien B 1 , B 2 , B 12 . Persamaan yang diperoleh pada contoh tersebut yaitu Y = 10A + 15B + 30AB. Dengan persamaan tersebut, respon kelarutan untuk kombinasi lain pelarut A dan B dapat diprediksi, dengan syarat kombinasi pelarut harus berjumlah 100 Bolton, 1997. Proporsi komponen 1 0,5 0 A respon 0 0,5 1 B Gambar 5. Dimensi pencampuran 2 komponen yaitu berupa garis atau kurva. Titik-titik respon hasil pengkombinasian berada di sepanjang garis atau kurva. A dan B merupakan komponen campuran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 22 Kebaikan dari model persamaan simplex lattice design yang diperoleh, dapat diketahui dengan analisis variansi yaitu membandingkan respon hasil perhitungan dan percobaan Armstrong dan James, 1996. Jika nilai perhitungan dekat dengan nilai percobaan, maka meningkatkan kepercayaan dalam memprediksi respon berdasarkan persamaan Bolton, 1997.

I. KETERANGAN EMPIRIS

Sediaan sunscreen digunakan untuk melindungi kulit dari radiasi sinar UV. Bahan aktif sunscreen yang digunakan dalam sediaan berasal dari bahan alam yaitu ekstrak etanol timpang kunir putih, dimana bahan alam memiliki keuntungan yaitu dapat ditoleransi oleh tubuh, dan memiliki efek samping yang rendah Katno dan Pramono, 2000. Dalam ekstrak etanol rimpang kunir putih terkandung kurkuminoid yang memiliki serapan pada range panjang gelombang UV A dan UV B. Efektifitas ekstrak etanol kunir putih sebagai sunscreen ditunjukkan dengan nilai SPF Sun Protection Factor yang diuji secara in vitro dengan metode Petro 1981 menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis. SPF ditentukan berdasarkan serapan ekstrak pada panjang gelombang 290 nm sampai panjang gelombang tertentu dimana serapan minimalnya 0,05. Sediaan sunscreen yang dipilih adalah bentuk hidrogel yang memiliki konsistensi lembut, memberikan efek dingin pada kulit dan kompatibilitas yang bagus dengan jaringan biologi dan merupakan bahan biodegradable. Keuntungan penggunaan gel yaitu nyaman dan cocok digunakan untuk kulit yang memproduksi kelenjar sebasea berlebihan. Dalam formula gel ditambahkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 23 humectant untuk membantu menjaga kelembaban kulit. Dalam penelitian ini menggunakan campuran humectant berupa sorbitol dan gliserol, dimana sorbitol dapat menutupi sifat gliserol yang berat heavy dan basah. Optimasi campuran antara gliserol dan sorbitol menggunakan metode simplex lattice design. Hasil yang diperoleh adalah data sifat fisik berupa hasil uji daya sebar, viskositas dan data stabilitas sediaan gel berupa pergeseran viskositas. Sehingga diharapkan dapat diperoleh range komposisi humectant yang memenuhi kriteria sifat fisik dan stabilitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni dengan Simplex Lattice Design untuk dua komponen dan bersifat eksploratif, yaitu mencari formula sunscreen ekstrak etanol rimpang kunir putih yang memenuhi kriteria sifat fisis dan stabilitas.

B. Variabel dalam Penelitian

1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi gliserol dan sorbitol sebagai humectant dalam formula sunscreen gel ekstrak etanol kunir putih. 2. Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel meliputi daya sebar dan viskositas dan stabilitas gel yang berupa pergeseran viskositas gel setelah penyimpanan selama satu bulan. 3. Variabel pengacau terkendali Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kecepatan pengadukan, intensitas cahaya penyimpanan dan wadah penyimpanan. 4. Variabel pengacau tidak terkendali Variabel pengacau tidak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu penyimpanan dan kelembaban ruangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI