yang digunakan siswa orang yang belajar untuk memilih dan mengubah cara- cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir Gegne 1986.
3 Sikap Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi
perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian, atau makhluk hidup lainya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap terhadap orang lain. Sikap-sikap yang
sangat umum sifatnya disebut nilai-nilai. Sikap-sikap ini ditujukan pada perilaku sosial seperti kata-kata kejujuran, dermawan, dan istilah yang lebih umum
moralitas. 4 Informasi Verbal
Informasi verbal juga disebut pengetahuan verbal. Menurut teori, pengetahuan verbal ini disimpan sebagai jaringan proposisi-proposisi Gegne 1985.
Pengetahuan verbal juga disebut pengetahuan deduktif. Informasi verbal diperoleh sebagai hasil balajar di sekolah dan juga di luar sekolah.
5 Keterampilan Motorik Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melaikan juga
kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Proses belajar yang dilakukan oleh siswa akan meningkatkan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012 secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa antara lain:
1 Faktor Internal Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang
tergolong faktor internal ialah: a Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
b Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang meliputi:
1 Faktor intelektual yang terdiri dari : Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat;
Faktor aktual, yaitu kecakapan nyata dan prestasi. 2 Faktor non intelektual, yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu
seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri serta emosional.
3 Faktor kematangan atau kesiapan siswa baik fisik maupun psikis. 2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa. Yang tergolong faktor eksternal ialah:
a Faktor sosial yang terdiri dari: 1 Faktor lingkungan keluarga,
2 Faktor lingkungan sekolah, 3 Faktor lingkungan masyarakat,
4 Faktor kelompok. b Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian
dan sebagainya;
c Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya;
d Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan. Faktor-faktor diatas saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningakatkan hasil belajar dan membantu siswa untuk mencapai ketuntasan belajar.
C. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif
Untuk menyampaikan materi guru menggunakan bermacam – macam
model pembelajaran. Model pembelajaran sendiri menurut Arends dalam Trianto 2009, diartikan sebagai hal yang mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran
tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Menurut Suyatno 2009, dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian
kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar Sugiyanto : 37. Ciri
– ciri pembelajaran kooperatif adalah adanya :
1 Kelas yang demokratis, 2 Hubungan antar kelompok,
3 Experintial Learning, 4 Penerapan Teori Motivasi.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas, tujuan pertama
pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi
narasumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama UU No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional.
Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar
belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing
teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Sl avin menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4- 5 orang dengan struktur
kelompok heterogen”. Jadi dalam model pembelajaran kooperatif ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu
siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada mereka.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan pembentukan kelompok
yang bertujuan untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif. Namun menurut Roger dan David Johnson tidak semua belajar kelompok bisa dianggam