Kerja Gilir Shift Beban Kerja

5 Sanitasi Lingkungan Kerja Lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan salah satu stressor kerja. Pada pekerja industri pabrik sering menggambarkan kondisi kotor, akomodasi pada waktu istirahat yang kurang baik, juga toilet yang kurang memadai. Hal ini dinilai oleh pekerja sebagai faktor penyebab stres.

b. Kerja Gilir Shift

Penelitian menunjukkan bahwa kerja shift merupakan sumber yang berpotensi untuk terjadinya stres kerja bagi pekerja di pabrik Monk Tepas, 2001. Menurut Cooper dalam Munandar, 2001 shift kerja merupakan tuntutan tugas yang dapat menyebabkan stres kerja. Pengaruhnya adalah emosional dan biologis karena gangguan ritme circadian dari tidur daur keadaan bangun wake cycle, pola suhu, dan ritme pengeluaran adrenalin. Sharpe dalam Maurits Widodo, 2008 menyatakan bahwa pekerja pada shift malam memiliki resiko 28 lebih tinggi mengalami cidera atau kecelakaan. Wijono 2006 menyatakan bahwa pekerja yang mengalami stres rendah mempunyai jumlah jam kerjaminggu antara 37 hingga 40 jam, sedangkan pekerja yang mengalami stres kerja sedang mempunyai jumlah jam kerjaminggu antara 61 hingga 71 jam. Sebaliknya, pekerja yang mengalami stres kerja tinggi mempunyai jumlah jam kerjaminggu antara 41 hingga 60 jam. Sehingga hal ini menjadi beban kerja tinggi bagi pekerja yang memicu terjadinya stres. Universita Sumatera Utara

c. Beban Kerja

Beban kerja dibedakan atas beban kerja berlebih work overload dan beban kerja terlalu sedikit work underload. Dibedakan lagi atas beban kerja berlebih kuantitatif dan beban kerja berlebih kualitatif Ivancevich, dkk., 2006. 1 Beban Kerja Berlebih Kuantitatif Beban kerja berlebih secara kuantitatif terutama berhubungan dengan desakan waktu. Setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan cermat. Berdasarkan kondisi ini, orang harus bekerja berkejaran dengan waktu. Sampai taraf tertentu, adanya batas waktu deadline dapat meningkatkan motivasi. Namun bila desakan waktu melebihi kemampuan individu maka dapat menimbulkan banyak kesalahan dan menyebabkan kondisi kesehatan seseorang berkurang. 2 Beban Kerja Kuantitatif Terlalu Sedikit Penggunaan mesin di dunia kerja akan berdampak pada pekerja dikarenakan sering terjadi efisiensi kerja. Pada pekerjaan sederhana yang banyak melakukan pengulangan gerak akan menimbulkan rasa bosan yang dapat menjadi sumber stres. 3 Beban Kerja Berlebih Kualitatif Kemajuan tekhnologi membuat pekerjaan yang menggunakan tangan menjadi berkurang sehingga lama kelamaan titik berat pekerjaan beralih ke pekerjaan otak. Pekerjaan makin menjadi majemuk dan mengakibatkan adanya beban berlebih kualitatif. Semakin tinggi tingkat Universita Sumatera Utara stres apabila kemajemukannya memerlukan teknik dan intelektual yang lebih tinggi daripada yang dimiliki pekerja. Sampai pada titik tertentu, hal ini dapat menjadi tantangan kerja dan motivasi. Namun apabila melebihi kemampuan individu maka akan timbul kelelahan mental, reaksi emosional, juga reaksi fisik yang merupakan respon dari stres. 4 Beban Kerja Kuantitatif dan Kualitatif Berlebih Proses pengambilan keputusan merupakan suatu kombinasi yang unik dari kondisi beban kuantitatif dan kualitatif berlebih. Faktor – faktor yang dapat menentukan besarnya stres dalam mengambil keputusan adalah akibat dari suatu keputusan, derajat kemajemukan keputusan, siapa yang bertanggungjawab dan lain sebagainya.

2. Peran Individu dalam Organisasi