Kondisi Fisik Pekerjaan Faktor Intrinsik dalam Pekerjaan

1. Faktor Intrinsik dalam Pekerjaan

Yang termasuk dalam faktor intrinsik ialah kondisi pekerjaan yang buruk, kerja gilir shift, beban kerja berlebih, beban kerja terlalu sedikit, dan hubungan antar karyawan.

a. Kondisi Fisik Pekerjaan

Beberapa stressor fisik yang biasa dijumpai pada lingkungan kerja yang dapat memperburuk stres di tempat kerja adalah bising, suhu, pencahayaan, masalah ergonomi, getaran, sanitasi lingkungan, dan tata ruang Munandar, 2001 1 Bising Selain dapat menimbulkan gangguan sementara atau tetap pada alat pendengaran, juga dapat merupakan stressor kerja yang menyebabkan penurunan kewaspadaan. Hal ini dapat memudahkan timbulnya kecelakaan kerja. Pajanan terhadap bising dapat menimbulkan rasa lelah, sakit kepala, lekas tersinggung, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Akibat paparan tersebut dalam bentuk perilaku misalnya akan terjadi penurunan produktivitas kerja, terjadinya kecelakaan kerja, penurunan perilaku membantu, bersikap lebih negatif terhadap oranglain, rasa bermusuhan yang lebih terbuka dan agresi. Tingkat kebisingan yang nyaman pada umumnya diharapkan antara 40 – 60 dBA. Pengukuran kebisingan ini dilakukan dengan Sound Level Meter SLM. Universita Sumatera Utara 2 Panas Kondisi suhu suatu lingkungan kerja berhubungan dengan iklim dan lokasi kerja. Efek dari kondisi suhu selama melakukan pekerjaan tergantung pada jenis pakaian yang digunakan, lama terpajan, temperatur, arus angin, jumlah panas radiasi, dan status kesehatan tenaga kerja yang terpajan. Fungsi mental dapat terganggu karena heat stress, yang ditandai dengan gejala awal berupa perubahan pada tingkat aktivitas seseorang. Untuk Indonesia, suhu nyaman adalah 24 o C - 28 o C. Perbedaan suhu di dalam dan di luar ruangan sebaiknya tidak lebih dari 5 o C. Sehingga dapat diketahui bahwa suhu di luar ruangan sebaiknya tidak lebih dari 33 o 3 Pencahayaan C. Tiap-tiap pekerjaan memerlukan tingkat pencahayaan tersendiri. Biasanya untuk pekerjaan yang membutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan diberikan tambahan pencahayaan disamping pencahayaan umum. Sistim pencahayaan yang buruk dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan kelelahan mata sehingga dapat menimbulkan stres kerja. 4 Faktor Ergonomi Lingkungan yang tidak ergonomi dapat menimbulkan masalah seperti ketidaknyamanan, kelelahan dan meningkatkan stres kerja apabila tidak disesuaikan dengan kondisi tuntutan pekerjaan. Universita Sumatera Utara 5 Sanitasi Lingkungan Kerja Lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan salah satu stressor kerja. Pada pekerja industri pabrik sering menggambarkan kondisi kotor, akomodasi pada waktu istirahat yang kurang baik, juga toilet yang kurang memadai. Hal ini dinilai oleh pekerja sebagai faktor penyebab stres.

b. Kerja Gilir Shift