pelatihan dan pembelajaran. Tanggungjawab terhadap orang lain merupakan salah satu faktor individu dimana sebuah resiko atau konsekuensi dari sebuah hal yang
diberikan orang lain atau ketika mendapatkan sebuah tugas atau tanggungan dari orang lain harus dapat ditanggungjawabi oleh individu tersebut. Sehingga menurut
Ivancevich 2006 semakin banyak orang lain yang menjadi tanggung jawab seorang individu di dalam pekerjaan maka akan pekerja tersebut dapat mengalami stres
apabila individu tersebut tidak dapat mengorganisirnya dengan baik. Selain itu ada beberapa faktor yang menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap stres
potensial.
a. Kepribadian
Kepribadian merupakan faktor predisposisi dalam menentukan respon tubuh terhadap stres. Kepribadian tipe A dan B merupakan jenis-jenis kepribadian yang
terdapat pada individu. Kepribadian tipe A bercirikan perilaku yang agresif, tak sabaran, cenderung berkompetisi, tergesa-gesa, sering menelantarkan aspek-aspek
kehidupan seperti keluarga dan sosial. Sedangkan keperibadian tipe B, digambarkan sebagai individu easy going dan santai.
b. Kecakapan
Kecakapan meliputi intelegensia, pendidikan, latihan dan keahlian. Individu yang tidak mampu memecahkan masalah namun situasi tersebut merupakan ancaman
bagi dirinya dan ia mengalami stres dan menimbulkan ketidakberdayaan, disebut distress. Sebaliknya, jika merasa mampu, dan merasa ditantang dan motivasinya
meningkat, maka dinamakan eustress. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
Universita Sumatera Utara
maka semakin banyak target yang dibuat. Hal ini akan berpotensi menimbulkan stres apabila individu tersebut tidak dapat mencapainya.
c. Umur
Umur merupakan faktor yang sangat rentan untuk terjadinya gangguan mental emosional. Seiring bertambahnya umur, maka semakin rentan individu
mengalami gangguan mental emosional. Walaupun demikian, orang yang berumur sangat muda dan sangat tua lebih mudah mengalami gangguan mental emosional
apabila menghadapi stres.
d. Jenis Kelamin
Faktor perbedaan jenis kelamin berpengaruh untuk beradaptasi terhadap stres. Banyak penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna
antara pria dan wanita. Secara biologis, pekerja wanita dan pria berbeda terutama untuk pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik berlebih. Dalam kondisi ini wanita
cenderung lebih mudah mengalami stres daripada pria.
2.1.3. Aspek-aspek Stres Kerja
Stres adalah pengalaman emosional negatif yang disertai dengan perubahan biochemical, fisiologis, kognitif, dan perubahan tingkah laku yang dapat diukur dan
secara langsung berubah atau terakomodasi karena adanya situasi yang menekan stressful event Baum, dalam Taylor, 2006. Begitu pula dengan Brousseau dan
Prince dalam Rahayu, 2000 mengatakan bahwa stres kerja dipandang sebagai kondisi psikologik yang tidak menyenangkan yang timbul karena pekerja merasa
terancam dalam bekerja. Perasaan terancam ini disebabkan hasil persepsi dan
Universita Sumatera Utara
penilaian pekerja yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian antara karakteristik tuntuntan-tuntutan pekerjaan dengan kemampuan dan kepribadian
pekerja. Pernyataan lainnya dikemukakan oleh Beehr dan Franz dikutip dari
Bambang Tarupolo, 2002 menyatakan bahwa stres kerja adalah respons penyesuaian terhadap situasi eksternal dalam perkerjaan yang menyebabkan penyimpangan secara
fisik, psikologis, dan perilaku pada orang-orang yang berpartisipasi dalam organisasi dalam Rice,1999. Shinn dalam Rahayu, 2000 juga menyatakan bahwa kondisi
lingkungan kerja yang bersifat negatif yang dihadapi oleh karyawan dan menimbulkan respons pekerja terhadap kondisi tersebut, baik respons yang bersifat
patologik maupun fisiologik, namun timbul atau tidaknya stres kerja ini tergantung persepsi serta reaksi individu terhadap kondisi tersebut.
Pernyataan yang telah dikemukakan diatas dikategorikan menjadi beberapa kategori menurut Beehr dan Newman dalam Rice, 1999 yaitu :
a. Aspek Fisiologis
Stres kerja sering ditunjukkan pada simptoms fisiologis. Penelitian dan fakta oleh ahli-ahli kesehatan dan kedokteran menunjukkan bahwa stres kerja dapat
mengubah metabolisme tubuh, menaikkan detak jantung, mengubah cara bernafas, menyebabkan sakit kepala, dan serangan jantung. Beberapa yang teridentifikasi
sebagai simptoms fisiologis adalah: 1
Meningkatnya detak jantung, tekanan darah,dan risiko potensial terkena gangguan kardiovaskuler.
Universita Sumatera Utara
2 Mudah lelah fisik
3 Kepala pusing, sakit kepala
4 Ketegangan otot
5 Gangguan pernapasan, termasuk akibat dari sering marah jengkel.
6 Sulit tidur, gangguan tidur
7 Sering berkeringat, telapak tangan berkeringat
8 Meningkatnya kadar gula dan tekanan darah
b. Aspek Psikologis