Kosikowski, 1977. Tinggi rendahnya kadar asam laktat setiap penelitian adalah berbeda-beda. Lampert 1975 menyataan bahwa kecepatan
terbentuknya asam laktat tergantung pada jumlah bakteri yang mencemari susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Kosikowski 1977 bahwa tinggi
rendahnya kadar asam laktat dipengaruhi oleh kemampuan starter dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah dan jenis starter yang
digunakan. Asam membantu menekan pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri pembusuk pada yoghurt dan juga menghasilkan bahan antimikroba
yang akan membunuh bakteri patogen dan bakteri pembusuk seperti Pseudomonas sp., E. coli dan Salmonella, dengan demikian bersifat
mengawetkan produk tersebut Gilliland, 1990. Berdasarkan uji Tukey, dihasilkan nilai Asymp. Sig P0.05. Nilai
tersebut lebih besar dari tingkat signifikan 0.05, sehingga dapat dinyatakan bahwa perlakuan pemberian daun pandan dengan konsentrasi dan lama
fermentasi yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap rasa khas yoghurt dari yoghurt yang dihasilkan.
4. Uji Warna
Perbandingan waktu penyimpanan atau lama fermentasi serta dosis ekstrak daun pandan pada warna dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan 4.8
Gambar 4.7 Hasil Uji Warna Inkubator
Gambar 4.8 Hasil Uji Warna Refrigerator
Keterangan:
KODE KETERANGAN
C KONTROL
E1 DOSIS 1 GRAM
E2 DOSIS 2 GRAM
E3 DOSIS 3 GRAM
WF1 LAMA FERMENTASI 3 JAM
WF2 LAMA FERMENTASI 6 JAM
WF3 LAMA FERMENTASI 9 JAM
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
C E1
E2 E3
R E
R A
T A
S K
O R
W A
R N
A
PERLAKUAN WF 1 3 JAM
WF 2 6 JAM WF 3 9 JAM
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
C E1
E2 E3
R E
R A
T A
S K
O R
W A
R N
A
PERLAKUAN WF 1 3 JAM
WF 2 6 JAM WF 3 9 JAM
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa warna merupakan salah satu parameter fisik suatu bahan pangan yang penting. Kesukaan konsumen
terhadap produk pangan juga ditentukan oleh warna pangan tersebut. Warna suatu bahan pangan dipengaruhi oleh cahaya yang diserap dan dipantulkan
dari bahan itu sendiri dan juga ditentukan oleh faktor dimensi yaitu warna produk, kecerahan dan kejelasan warna produk Rahayu, 2001. Data rata-rata
hasil uji berdasarkan tingkat kesukaan panelis, warna paling disukai dari yoghurt berbahan baku susu kambing dengan penambahan daun pandan
berdasarkan tingkat kesukaan panelis yaitu E
2
WF
1
dan E
3
WF
2
. Hal ini disebabkan karena warna dari susu kambing lebih putih dibandingkan dengan
susu sapi yang sedikit kekuning-kuningan, maka ketika susu kambing ditambahkan dengan daun pandan warna yang ditimbulkan yaitu hijau. Hasil
uji pada kontrol yaitu susu kambing yang tidak diberi perlakuan daun pandan, warna yoghurt masih tetap sama seperti asli susu segar. Pada konsentrasi E
1
atau 1 gr100ml susu kambing hasil menunjukkan warna hijau yang pucat sehingga ketika panelis memberikan penilaian terhadap uji warna hasil yang
ditunjukkan bernilai diantara dan cenderung rendah. Hasil uji pada konsentrasi E
2
atau 2gr100ml susu kambing hasil meunjukkan warna hijau muda sehingga ketika panelis memberikan penilaian terhadap uji warna hasil yang
ditunjukkan bernilai cukup tinggi. Hal serupa ditunjukkan pula pada hasil uji pada perlakuan daun pandan E3 atau 3gr100ml susu kambing, panelis
memberikan nilai yang tinggi terhadap perlakuan tersebut. Warna susu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ternak, makanan yang
diberikan untuk sapi yaitu makanan hijauan dan ampas tahu, sedangkan untuk kambing diberikan makanan hijauan dan ampas kedelai. Makanan hijauan
merupakan sumber karoten dimana warna kuning pada karoten tersebut akan terdapat dalam lemak air susu Ginting dan Pasaribu, 2005.
Berdasarkan uji Tukey, dihasilkan nilai Asymp. SigP0.05. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikan 0.05, sehingga dapat dinyatakan
bahwa perlakuan pemberian daun pandan dengan konsentrasi dan lama fermentasi yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap
warna dari yoghurt yang dihasilkan.
5. Uji Daya Terima
Perbandingan waktu penyimpanan atau lama fermentasi serta dosis ekstrak daun pandan pada daya terima panelis dapat dilihat pada Gambar
4.9 dan 4.10
Gambar 4.9 Hasil Uji Daya Terima Inkubator
0.5 1
1.5 2
2.5
C E1
E2 E3
R E
R A
T A
S K
O R
D A
Y A
T E
R IM
A
PERLAKUAN WF 1 3 JAM
WF 2 6 JAM WF 3 9 JAM
Gambar 4.10 Hasil Uji Daya Terima Refrigerator
Keterangan:
KODE KETERANGAN
C KONTROL
E1 DOSIS 1 GRAM
E2 DOSIS 2 GRAM
E3 DOSIS 3 GRAM
WF1 LAMA FERMENTASI 3 JAM
WF2 LAMA FERMENTASI 6 JAM
WF3 LAMA FERMENTASI 9 JAM
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa hasil penelitian mengenai daya terima yoghurt oleh panelis menunjukkan adanya perubahan
yang tidak terlalu tajam selama inkubasi terutama pada inkubasi lama fermentasi 3 jam hingga akhir inkubasi baik setelah diinkubasi dalam
inkubator maupun refrigerator selama 24 jam. Akan tetapi yoghurt dengan lama fermentasi 6 jam dan 9 jam menunjukkan hasil yang sedikit berbeda. Hal
ini ditandai dengan analisis panelis mengenai sudah tidak ada bau prengus khas kambing pada yoghurt, bentuk cairan sudah menyerupai yoghurt yaitu
kental dan padat, aroma khas yoghurt sudah lebih dominan yaitu daun pandan sudah mampu menutupi bau prengus khas kambing, rasa asam khas yoghurt
0.5 1
1.5 2
2.5
C E1
E2 E3
R E
R A
T A
S K
O R
D A
Y A
T E
R IM
A
PERLAKUAN WF 1 3 JAM
WF 2 6 JAM WF 3 9 JAM