Uji Organoleptik Bau Khas Susu Kambing

Gambar 4.3 Hasil Uji Organoleptik Bentuk Cairan Inkubator Gambar 4.4 Hasil Uji Organoleptik Bentuk Cairan Refrigerator Keterangan: KODE KETERANGAN C KONTROL E1 DOSIS 1 GRAM E2 DOSIS 2 GRAM E3 DOSIS 3 GRAM WF1 LAMA FERMENTASI 3 JAM WF2 LAMA FERMENTASI 6 JAM WF3 LAMA FERMENTASI 9 JAM 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 C E1 E2 E3 R E R A T A S K O R B E N T U K C AI R A N PERLAKUAN WF 1 3 JAM WF 2 6 JAM WF 3 9 JAM 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 C E1 E2 E3 R E R A T A S K O R B E N T U K C AI R A N PERLAKUAN WF 1 3 JAM WF 2 6 JAM WF 3 9 JAM Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa salah satu sifat fisik yang menunjukkan karakteristik set yoghurt adalah tekstur yoghurt yang dapat diukur dari nilai kekentalan. Umumnya kekentalan dipengaruhi oleh keadaan dan konsentrasi lemak dan protein, suhu dan masa simpan Park, 2007. Hasil penilaian produk dari indikator tekstur menunjukkan bahwa tekstur pada lama fermentasi 3 jam inkubasi yoghurt memiliki nilai tekstur rendah, hal ini ditunjukkan pada tekstur yoghurt yang cair. Pada yoghurt dengan lama fermentasi 3 jam dan didinginkan pada refrigerator selama 24 jam hasil menunjukkan tekstur bernilai diantara atau agak kental. Tekstur agak kental ini menunjukkan bahwa total padatan yang ada pada yoghurt bernilai medium. Hasil uji organoleptik dari lama fermentasi 6 jam inkubasi menunjukkan bawah panelis sudah menyukai tekstur pada yoghurt. Hal ini ditunjukkan pada tekstur yang sudah kental dan padat menyerupai tekstur pada set yoghurt. Set yoghurt memiliki tekstur yang lembut, padat, dan kompak Park, 2007. Pada lama fermentasi 6 jam dan didinginkan pada refrigerator selama 24 jam menunjukkan hasil yang sama, tekstur pada yoghurt sudah kental dan padat. Hasil yang serupa ditunjukkan pula pada lama fermentasi 9 jam, baik inkubasi dan didinginkan pada refrigerator selama 24 jam. yoghurt yang kental mengandung jumlah padatan yang lebih banyak dibandingkan dengan yoghurt yang agak kental dan yoghurt yang cair. Semakin kental tekstur yoghurt itu berarti semakin banyak padatannya. Jenis dan jumlah mikroorganisme dalam starter yang digunakan sangat berperan dalam pembentukan dan formasi rasa serta tekstur yoghurt, selain tentunya lama fermentasi dan suhu lingkungan. Aktivitas proteolitik dari L. bulgaricus memproduksi peptida penstimulasi dan asam amino untuk dapat dipakai oleh S. thermophilus. Mikroorganisme ini sepenuhnya bertanggung jawab atas pembentukan tekstur dan rasa yoghurt Ginting dkk., 2005. Berdasarkan uji Tukey, dihasilkan nilai Asymp. Sig P0.05. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikan 0.05, sehingga dapat dinyatakan bahwa perlakuan pemberian daun pandan dengan konsentrasi dan lama fermentasi yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap bentuk cairan dari yoghurt yang dihasilkan.

3. Uji Organoleptik Rasa Khas Yoghurt

Perbandingan waktu penyimpanan atau lama fermentasi serta dosis ekstrak daun pandan pada rasa khas yoghurt dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan 4.6. Gambar 4.5 Hasil Uji Organoleptik Rasa Khas Yoghurt Inkubator 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 C E1 E2 E3 R E R A T A S K O R R A S A PERLAKUAN WF 1 3 JAM WF 2 6 JAM WF 3 9 JAM Gambar 4.6 Hasil Uji Organoleptik Rasa Khas Yoghurt Refrigerator Keterangan: KODE KETERANGAN C KONTROL E1 DOSIS 1 GRAM E2 DOSIS 2 GRAM E3 DOSIS 3 GRAM WF1 LAMA FERMENTASI 3 JAM WF2 LAMA FERMENTASI 6 JAM WF3 LAMA FERMENTASI 9 JAM Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa yoghurt dengan lama fermentasi 3 jam inkubasi hasil penilaian produk dari indikator keempat yaitu rasa khas yoghurt menunjukkan bahwa rasa khas yoghurt kurang disukai oleh panelis. Rasa pahit dari daun pandan terasa akibat kandungan alkaloida pada daun pandan. Hal ini dapat dipengaruhi pula oleh jumlah bakteri yang mencemari susu belum bekerja sempurna dikarenakan waktu fermentasi yang belum terlalu lama. Disamping itu, kandungan lemak susu kambing yang relatif tinggi yang dapat berpengaruh pada perkembangan bakteri asam laktat pembentuk yoghurt pada susu kambing Baarri, 1998. Pada yoghurt dengan 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 C E1 E2 E3 R E R A T A S K O R R A S A PERLAKUAN WF 1 3 JAM WF 2 6 JAM WF 3 9 JAM

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Krim Dari Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Sebagai Pelembab Kulit Alami

94 452 97

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius, Roxb.) SEBAGAI OVISIDA Aedes aegypti (Linn.)

12 31 60

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI

2 6 10

Uji Aktivitas Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) sebagai Antibakteri

8 59 7

PENGARUH PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK DALAM LARUTAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Pengaruh Perendaman Plat Resin Akrilik Dalam Larutan Ekstrak Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida Albicans

0 2 15

PEMANFAATAN SUSU SAPI UNTUK PEMBUATAN KEJU TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) TERHADAP Pemanfaatan Susu Sapi Untuk Pembuatan Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) Terhada

0 1 14

PEMANFAATAN SUSU SAPI UNTUK PEMBUATAN KEJU TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) TERHADAP Pemanfaatan Susu Sapi Untuk Pembuatan Keju Tradisional Dengan Penambahan Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) Terhada

1 1 17

KARAKTERISASI MINYAK ATSIRI DARI DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DENGAN GC-MS.

0 0 6

Efek Infusa Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Larvisida Nyamuk Aedes Aegypty.

1 3 25

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN MINYAK KELAPA KRENGSENG.

9 62 57