celana pendek, celana panjang, baju kemeja, dan sweater. Produk lelong berupa baju kaos untuk pria dan wanita dijual mulai dari
harga Rp 10.000 sampai dengan Rp 20.000. Baju kemeja untuk wanita dan pria dijual mulai dari harga Rp15.000-Rp25.000. Celana
pendek dijual mulai dari harga Rp 15.000- Rp 30.000, sedangkan celana panjang biasanya dijual mulai dari harga Rp 20.000-
Rp35.000. Produk sweater baik itu untuk pria maupun wanita dijual mulai dari harga Rp 15.000-Rp30.000 .
Produk lelong dari Malaysia memang diminati oleh sebagian masyarakat Badau, meskipun begitu produk fashion made in
Indonesia tetap mendominasi pasar di perbatasan Badau. Hal ini dikarenakan segmentasi pasar produk lelong berbeda dengan
segmentasi pasar produk fashion made in Indonesia. sehingga, tidak ada persaingan kuat antara produk fashion made in Indonesia
dengan produk fashion dari Malaysia.
4. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk
Fashion Berdasarkan asal produk Indonesia Versus Malaysia
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi secara keseluruhan, maka dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan
masyarakat Badau dalam pemilihan produk fashion made in Indonesia antara lain: Pertama, faktor harga produk fashion made in Indonesia
yang ditawarkan lebih murah dari produk fashion made in Malaysia.
Hal ini terkait dengan perbedaan nilai mata uang dari negara Indonesia dengan negara Malaysia. Kedua, adanya media Indonesia yang
membentuk selera masyarakat Badau terhadap produk fashion made in Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Badau memperoleh banyak
informasi seputar trend mode pakaian dari media Indonesia berupa program televise seperti sinetron atau infotament. Ketiga, model
pakaian made in Indonesia yang ditawarkan lebih banyak dari produk pakaian made in Malaysia. Hal ini terkait dengan budaya islam yang
dianut oleh masyarakat asli di Malaysia yaitu masyarakat Melayu yang mewajibkan warga Malaysia menggunakan pakaian islami.Sehingga
mayoritas model pakaian yang dijual di Malaysia memiliki kesamaan dengan model pakaian di timur tengah. Keempat, tingkat kenyamanan
pemakaian pada produk fashion made in Indonesia lebih baik.. Hal ini terkait dengan variasi tingkat kualitas yang ditawarkan oleh produk
fashion made in Indonesia lebih banyak, sehingga masyarakat Badau mempunyai banyak pilihan sesuai dengan tingkat kualitas pakaian yang
dianggap nyaman untuk digunakan oleh konsumen fashion di perbatasan Badau. Dibawah ini merupakan uraian dari beberapa faktor
yang mempengaruhi masyarakat Badau lebih memilih produk fashion made in Indonesia:
a Persepsi Harga Produk Fashion Made In Indonesia yang
Ditawarkan Lebih Terjangkau.
Jarak yang dekat dan jalan yang mulus dari Badau ke Malaysia tidak membuat masyarakat Badau lebih memilih produk
fashion made in Malaysia. Akantetapi, sebaliknya masyarakat Badau lebih memilih produk fashion made in Indonesia dikarenakan harga
yang ditawarkan lebih terjangkau. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Alasannya itu karena produk Malaysia itu harganya jauh tinggi, lebih tinggi ndak terjangkau” Bpk. Putra, Pedagang
Pakaian, 160112 “alasannya yah karna kita memasarkan produk kita sendiri.
lebih dekat Malaysia, tapi kita bandingkan harga , harga kita lebih terjangkau.” Ibu Fauzy, Pedagang Pakaian, 160112
“gimana ya dek, misal disini harga Rp 50.000, mereka disana jualnya RM 50. Kalo di rupiahkan harganya lebih mahal
pakaian mereka. Mending beli dari Jakarta kan, memang jauh tapi harga kita masih murah.” Ibu Bustimar, Pedagang
Pakaian, 160112
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa adanya perbedaan harga antara produk fashion made in Indonesia dengan
produk fashion made in Malaysia dikarenakan nilai mata uang Malaysia lebih tinggi daripada nilai uang Indonesia, sehingga harga
produk fashion made in Malaysia yang ditawarkan menjadi lebih mahal dari harga produk fashion made in Indonesia.
Harga yang relative lebih murah membuat masyarakat Badau lebih memilih untuk membeli produk fashion made in Indonesia ke
Pontianak atau Jakarta. Dalam proses pembelian produk pakaian ke Pontianak, para pedagang pakaian di Badau menggunakan sistem
grosir. Pada sistem grosir, para pedagang minimal membeli setiap jenis produk 3 helai. Sedangkan proses pembelian produk pakaian
ke Jakarta atau yang lebih dikenal dengan ekspedisi mengharuskan para pedagang pakaian Badau membeli dalam jumlah banyak 1
codi. Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara sebagai berikut: “kita beli di agen jadi terserah kita deh. Beli di agen di
Pontianak di grosirnya, jadi minimal kita beli 3 helai maksimalnya terserah kita. Diminimalkan itu kan untuk
daerah kita kan 3 jenis, jadi 1 jenis baju 1 model minimal harus 3 helai kita belanja. Kalo dua tu ndak bisa. Karena
menurut goni,codi-an, jadi beli ½ lusin , ½ codi atau se-codi ke atas.” Bpk. Putra, Pedagang Pakaian, 160112
“ke Pontianank ajah. Itu kita langsung, langsung apa nama, aa agennya. Biasa di bawa sendiri biayanya sekitar Rp
150.000an” Ibu Fauzy, Pedagang Pakaian, 160112 “kayak tante ni beli sistem ekspedisi ya. Datang langsung ke
Jakarta tapi beli banyak satu codi, dua codi gitu banyak modelnya. Tapi kalo sistem ekspedisi ni agak lama sama
mahal yah, makanya kita beli langsung banyak model .” Ibu Bustimar, Pedagang Pakaian, 160112
Dari hasil wawancara diatas, diketahui bahwa proses distribusi dari Jakarta ke Badau memakan banyak waktu dan biaya
daripada distribusi produk pakaian dari Pontianak ke Badau. Hal ini dikarenakan pengiriman produk pakaian dari Jakarta ke Badau
dilakukan sebanyak 2 kali yaitu dari Jakarta ke Pontianak dan dari Pontianak ke Lanjak. Meskipun distribusi produk pakaian dari
Jakarta ke Badau memakan banyak waktu dan biaya, para
pedagang di Badau menetapkan harga yang sama untuk semua produk yang mereka jual.
b Selera Masyarakat Badau yang Dibentuk Oleh Media Indonesia
Perkembangan fashion yang cepat sangat mempengaruhi trend mode pakaian dalam jangka waktu tertentu. konsumen yang peka
akan perubahan fashion akan selalu mencari informasi melalui berbagai cara antara lain melalui majalah dan televisi. Masyarakat
Badau merupakan kelompok konsumen yang peka akan perubahan trend mode pakaian saat ini. Menurut salah satu informan yang
paling mempengaruhi selera masyarakat Badau terhadap produk fashion dari Indonesia adalah televisi. Hal ini dapat disimak dari
hasil wawancara berikut ini:
“ Model dari punya kita pun banyak. Malah saya pernah belanja ke Jakarta ketemu orang Malaysia belanja pakaian
kita, saya tanya katanya pakaian kita banyak model. adek tahu lah pakaian dari Malaysia tu kebanyakan model muslim yang
lurus tu kan?. Kalo ibu-ibu disini banyaknya nanya, “bu bus, ada ndak jual baju model yang kayak di tv tu? Jadi kita beli
yang memang kayak artis-artis sinetron pakai tu.” Ibu Bustimar, Pedagang Pakaian, 160112
Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa model
produk fashion made in Indonesia lebih bervariasi dari model produk fashion made in Malaysia. Variasi model yang banyak ini
memberikan kesempatan pada konsumen di Badau untuk memilih model sesuai dengan keinginannya. Hasil wawancara ini juga
diperkuat dengan melakukan observasi yang dapat dilihat dari hasil dokumentasi sebagai berikut:
Gambar 1.14 Produk Baju Wanita yang Dijual Oleh Para Pedagang Pakaian
di Badau
1 2
3 Keterangan :
1 trend model baju K-pop ala artis korea dikalangan remaja putri
2 trend gamis model “baju syahrini” dikalangan wanita dewasa,
3 trend model baju kalelawar
Dapat dilihat dari gambar 1-3 diatas, produk baju yang dijual oleh para pedagang pakaian di Badau merupakan trend fashion
terbaru di Indonesia khususnya di jawa. Masyarakat Badau khususnya konsumen wanita mengetahui trend model pakaian
tersebut melalui program televisi Indonesia seperti sinetron dan
drama korea, sehingga model-model fashion yang digunakan oleh selebritis Indonesia atau selebritis Korea menjadi acuan trend bagi
masyarakat Badau dalam membeli produk fashion dari Indonesia.
c Persepsi Kesesuaian Tingkat Kenyamanan Pemakaian Produk
Fashion Made In Indonesia Dengan Tingkat Kualitas Produk.
Menurut para pedagang yang juga adalah masyarakat Badau, Produk fashion dari Indonesia memiliki tingkat kualitas yang
bervariasi. Tingkat kualitas yang bervariasi mempengaruhi tingkat kenyamanan pada pemakaian produk fashion dari Indonesia . Hal
ini diperkuat dari hasil wawancara sebagai berikut: “Punya kita ni anu bah kak betingkat. Jadi susah kita kalo
bilang berkualitas ada juga kualitas dibawa karna kalo kita tu lain merk lain kualitas kalo punya kita Indonesia.” Ibu
Fauzy, Pedagang Pakaian, 160112 “Tergantung merk ya dek. Rata-rata yang tante beli dari
Jakarta ni nyaman lah di pake. Nyatanya jak banyak orang Malaysia beli ke kita di Jakarta, iya ndak??.merk kayak
baju-baju distro tu bagus, cuman harga mahal sesuaikan lah ya dengan kualitasnya.” Ibu Bustimar, Pedagang Pakaian,
160112
“Itu tetap aaa Malaysia, tinggi kualitas kenyamanan pemakaian lebih tinggi Malaysia. cuman perbandingan harga
itu, jauh lebih tinggi. Ada juga banyak yang bahan kita yang berkualitas. Kalo dibandingkan bahan kita yang berkualited
sama malaysia masih murah kita. Lebih baik pemakaian produk sendiri, karena perbandingan harga lebih jauh.”
Bpk. Putra, Pedagang Pakaian, 160112
Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa produk fashion made in Indonesia menawarkan kualitas dan
tingkat kenyamanan yang bervariasi. Adanya kualitas dan tingkat
kenyamanan yang bervariasi memberikan banyak pilihan kepada masyarakat Badau sesuai dengan harga dan seleranya. Hal ini lah
yang membuat masyarakat Badau lebih memilih produk fashion made in Indonesia daripada produk fashion made in Malaysia.
104
104
BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
Pada bab VI akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi manajerial serta implikasi penelitian selanjutnya dari hasil olah data bab sebelumnya.
Kesimpulan akan berisi tentang rangkuman hasil analisis data yang dibahas pada bab V, sehingga dari hasil kesimpulan peneliti dapat membuat implikasi
manajerial yang ditujukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hullu dengan tujuan untuk pembangunan daerah perbatasan yang lebih baik. Hasil
kesimpulan dan rumusan implikasi manajerialnya digunakan peneliti untuk memberikan masukan kepada penelitian selanjutnya dalam mengembangkan
aspek penelitiannya di daerah perbatasan.
A. Kesimpulan Penelitian
Dari hasil wawancara dan observasi pada penelitian sikap masyarakat Badau di perbatasan terhadap produk Malaysia versus Indonesia dapat
disimpulkan bahwa: 1.
Masyarakat Badau lebih bersikap positif terhadap produk kebutuhan pokok made in Malaysia daripada produk kebutuhan pokok made in Indonesia.
Adapun faktor yang memepngaruhi sikap positif masyarakat Badau dalam mengkonsumsi produk kebutuhan pokok made in Malaysia terbagi menjadi
dua yaitu faktor yang berpengaruh secara langsung dan faktor yang berpengaruh secara tidak langsung. Faktor yang berpengaruh langsung