Persepsi Masyarakat Badau Terhadap Kualitas Produk

distribusi yang buruk dari Pontianak ke Badau. Sehingga, kualitas produk kebutuhan pokok made in Indonesia yang datang menjadi lebih rendah dari kualitas produk kebutuhan pokok made in Malaysia. Hal ini akan dibahas pada poin berikutnya yaitu persepsi masyarakat Badau terhadap kualitas produk kebutuhan pokok made in Malaysia.

c. Persepsi Masyarakat Badau Terhadap Kualitas Produk

Kebutuhan Pokok Made In Malaysia yang Lebih Terjamin. Dari hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat Badau mempunyai anggapan kualitas produk kebutuhan dari Malaysia lebih terjamin daripada kualitas produk kebutuhan pokok made in Indonesia. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara sebagai berikut: “Selain tu, kualitas produk dari malay lebih terjamin tapi bukan berarti lebih baik. Macam tadi segala gula, garam, bawang datang dah busuk. Tahu meh nuan jalan Putussibau- Ponti macam tu kita bawa telor ntah datang ntah ndak ke kita. Pecah semua, nyaman agik kita beli ke Lubokkan? pesan tinggal antar, utuh barang.” Selvia,Pedagang , 612012 “Sebenarnya garam kita nyediakan dua-duanya, dari Indon dari Malaysia juga.Tapi paling laku garam dari Malaysia lebih mulus, ndak basah ugak . kalo garam Indon ne, karna dapat dari motor bandung agak basah, agak kasar ya dari Indon.” Ibu Whyla, Pedagang, 10112 “garam ibu jual dua dua. Kalo dari Indonesia ibu jual Rp 1.000 satu bungkus kan yang kecil yang ikan itu kan. Udah itu kalo dari Malaysia bungkus besar itu kan Rp 5.000 satu bungkus jualnya, halus. Tapi rata-rata yang laris tu garam dari Malaysia. karna kemaren gini, pernah orang kesehatan datang yah suruh anak-anak bawa garam indon satu, Malaysia satu. Satu sendok satu sendok ternyata dites itu yodiumnya garam Indonesia, tapi garam Malaysia kuat yodiumnya diperiksa biru bagus yodiumnya.” Ibu Neneng, Pedagang, 120112 Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa distribusi produk yang buruk merupakan penyebab kualitas produk kebutuhan pokok made in Indonesia menjadi rusak. Adapun produk kebutuhan made in Indonesia yang paling sering rusak antara lain garam, gula, bawang, dan minyak goreng. Hasil wawancara ini juga diperkuat dengan melakukan observasi yang dapat dilihat dari hasil dokumentasi sebagai berikut: Gambar 1.8 Tingkat Keamanan Produk Kebutuhan Pokok Made In Malaysia Versus Made In Indonesia 1 2 Keterangan: 1 Garam cap ikan merah buatan Indonesia dalam kemasan isi 50 gram 2 Garam made in Malaysia dalam kemasan isi 500gram. Dapat dilihat dari gambar 1. dan 1. di atas menunjukkan produk garam made in Indonesia dan garam made in Malaysia sama-sama sudah memiliki kemasan yang standar. Akantetapi, dari perbandingan kedua gambar di atas terlihat bahwa keadaan produk garam made in Malaysia lebih bersih dan tekturnya lebih halus dari garam made in Indonesia. Hal ini dikarenakan buruknya distribusi produk kebutuhan pokok dari Pontianak ke perbatasan Badau, sehingga kemasan produk yang sudah memenuhi standar tidak dapat menjamin kualitas produk kebutuhan pokok made in Indonesia yang datang ke Badau dalam keadaan aman atau tidak rusak.

d. Persepsi Masyarakat Badau Terhadap Harga Produk