BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan penulis di daerah Badau dengan menggunakan penelitian eksploratif dan deskriptif. Adapun subjek dari penelitian
ini adalah masyarakat Badau dengan variabel penelitian berupa kualitas, harga, dan proses distribusi, dan pengemasan untuk produk kebutuhan pokok Made In
Malaysia, sedangkan untuk variable penelitian fashion didaerah perbatasan berupa Harga, model pakaian yang sesuai trend, dan tingkat kenyamanan pemakaian.
Penulis menggunakan sumber data primer untuk mengetahui opini dari masyarakat Badau mengenai perbandingan antara produk kebutuhan pokok asal
Malaysia dengan produk kebutuhan pokok asal Indonesia dan data sekunder untuk mengetahui gambaran umum daerah Badau di perbatasan berupa infrastruktur
jalan dan proses distribusi. Pengumpulan data sekunder dan primer dilakukan penulis menggunakan dua tahap yaitu tahap wawancara dan observasi.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif dan deskriptif. Jenis penelitian deksriptif eksploratif digunakan oleh penulis
untuk menjawab dan mengetahui secara lebih mendalam mengenai keempat rumusan masalah yaitu faktor yang mempengaruhi masyarakat Badau di
perbatasan lebih memilih produk kebutuhan pokok dan produk kebutuhan fashion dari Indonesia atau dari Malaysia, serta komposisi produk kebutuhan
30
pokok dan fashion yang ada di perbatasan berdasarkan asal pembuatan produk Malaysia versus Indonesia. Jenis penelitian ini menggunakan
metode wawancara dan observasi. Wawancara digunakan untuk mengetahui alasan masyarakat Badau yang memperkuat hasil analisis sedangkan
Observasi dilakukan dengan mendokumentasikan keadaan yang memperkuat hasil wawancara.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi : Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hullu, Kalimantan Barat.
2. Waktu penelitian : Februari – Maret 2012
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah masyarakat perbatasan di Badau khususnya pedagang yang mengkonsumsi produk asal Malaysia maupun
produk asal Indonesia.
2. Objek penelitian
Objek penelitian ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dari masyarakat Badau terhadap Produk Malaysia
versus Produk Indonesia yang berupa: a
Faktor budaya Kebudayaan merupakan suatu ilmu yang komplek dari pengetahuan,
kepercayaan, kesenian,moral, hukum, adat istiadat dan kebiasaan –
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Basu Swastha dan Hani Handoko, 2000:59.
Kesamaan suku yang ada di Badau dan yang ada di Sarawak, sibu dan miri yaitu suku Dayak Iban
mempengaruhi keputusan pembelian masyarakat Badau karena mereka berasal dari suku yang sama dan menggunakan bahasa yang
sama yaitu bahasa Iban dalam berkomunikasi ketika mereka melakukan transaksi.
b Keluarga
Keluarga merupakan individu-individu yang terbentuk kedalam kelompok inti dan besar dan dibangun melalui suatu perkawinan.
Basu Swastha dan Hani Handoko, 2000:59. Pernikahan antar Mayarakat Badau dengan masyarakat Malaysia membangun hubungan keluarga dari
kedua warga Negara di perbatasan.
Pernikahan antar warga negara ini secara tidak langsung mempengaruhi keputusan pembelian dari
masyarakat Badau di perbatasan. c
Kualitas produk
Kualitas Produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi- fungsinya; kemampuan itu meliputi daya tahan ,kehandalan, ketelitian yang
dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan Kotler dan Armstrong, 2001:347.
Mayoritas toko di perbatasan Badau menjual produk kebutuhan pokok asal Malaysia. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan perbandingan
terhadap kualitas produk kebutuhan pokok dan fashion asal Indonesia dengan Malaysia. Perbandingan kualitas produk Indonesia Versus
Malaysia bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas produk merupakan alasan kuat masyarakat Badau membeli produk Indonesia
atau Malaysia. d
Harga
Harga Price adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan
untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Kotler dan Amstrong, 2008:345.
Harga mempengaruhi pembelian masyarakat Badau terhadap produk kebutuhan pokok dan
Fashion dari Indonesia Versus Malaysia. Di pasar perbatasan Badau, Harga produk kebutuhan pokok dari Malaysia lebih murah dari
produk kebutuhan pokok asal Indonesia. Sedangkan harga kebutuhan produk pakaian asal Indonesia relatif lebih murah dari produk
pakaian asal Malaysia. Oleh karena itu, harga diangkat sebagai objek penelitian untuk mengetahui apakah harga merupakan alasan
masyarakat Badau terhadap pemilihan produk Malaysia Versus Indonesia.
e Distribusi
Saluran distribusi merupakan faktor penting dalam proses pengadaan produk. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat distribusi sebagai
objek penelitian. Secara geografis, jarak Badau-Malaysia lebih dekat dibandingkan jarak Badau-Putussibau. Letak geografis ini
mempengaruhi distribusi produk kebutuhan pokok asal Malaysia lebih cepat sampai ke Badau. Distribusi produk yang cepat dan mudah dari
Malaysia membuat masyarakat Badau lebih memilih untuk membeli produk kebutuhan pokok mereka ke Malaysia. Sedangkan untuk
produk pakaian, masyarakat Badau memilih produk pakaian dari Indonesia. masyarakat Badau lebih memilih produk pakaian asal
Indonesia dikarenakan distribusi produk pakaian asal Indonesia lebih praktis.
f Kenyamanan pemakaian pakaian
Kualitas produk mempengaruhi tingkat kenyamanan pemakaian produk pakaian. Kualitas produk yang baik dipengaruhi oleh harga
produk yang relatif mahal. Pada umumnya, produk pakaian memiliki tingkat kualitas yang berbeda satu sama lain. Sehingga untuk
mendapatkan produk pakaian dengan tingkat kenyamanan yang tinggi harus membayar dengan harga yang relatif mahal. Di perbatasan
Badau, produk pakaian yang mendominasi pasar berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, tingkat kenyamanan pemakaian pada
pakaian menjadi objek penelitian studi kasus ini. Hal ini untuk mengetahui apakah tingkat kenyamanan pemakaian fashion asal
Indonesia merupakan alasan masyarakat Badau membeli produk fashion asal Indonesia.
g Model pakaian yang trend
Trend model pakaian sangat mudah dan cepat mengalami perubahan. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap model
pakaian masa kini, membutuhkan tingkat perhatian yang tinggi
terhadap perubahan model pakaian. Hal ini dikarenakan konsumen lebih jeli dan kritis dalam menentukan model pakaian. Masyarakat
Badau merupakan konsumen yang jeli akan perubahan fashion karena masyarakat Badau menyadari adanya kebutuhan akan pakaian. Setelah
menyadari kebutuhannya, masyarakat Badau mencari informasi mengenai produk fashion. Ada banyak media yang menawarkan
informasi fashion antara lain televise atau majalah. Ketika mereka melihat sebuah gaya di media, mereka akan menanamkannya di
pikiran mereka lalu mencocokkan dengan apa yang tersedia dipasar dan dikenakan orang lain. Oleh karena itu, model pakaian menjadi
objek penelitian ini, karena model pakaian merupakan alasan konsumen fashion di Badau membeli pakaian asal Indonesia.
3. Pemilihan produk kebutuhan pokok dilihat dari :
a Kualitas
b Harga
c Kemasan
d Proses distribusi
4. Pemilihan produk kebutuhan fashion dilihat dari :
a Harga
b Kualitas dan model pakaian
c Kenyamanan pemakaian
5. Komposisi produk kebutuhan pokok yang dilihat dari
a Jumlah konsumsi kebutuhan pokok masyarakat Badau perbulan
Malaysia versus Indonesia
b Jumlah penjualan produk kebutuhan pokok oleh pedagang eceran
didaerah Badau Malaysia versus Indonesia 6.
Komposisi produk fashion yang dilihat dari a
Karakteristik konsumen yang membeli jenis kelamin b
Pembelian konsumen perbulan untuk produk fashion asal Malaysia atau asal Indonesia.
c Penjualan produk fashion perbulan asal Malaysia atau asal Indonesia
7. Panduan wawancara
a Panduan untuk pemilihan produk kebutuhan pokok Made In Malaysia
Versus Indonesia, pertanyaan sebagai berikut: 1.
Apakah alasan masyarakat Badau membeli produk kebutuhan pokok dari Malaysia Versus Indonesia ?
2. Mengapa alasan tersebut sangat mempengaruhi masyarakat Badau
untuk membeli produk kebutuhan pokok asal Malaysia Versus Indonesia?
3. Apakah faktor-faktor rasional saja yang mempengaruhi sikap positif
masyarakat Badau pada produk kebutuhan pokok asal Malaysia Versus Indonesia?
4. Apakah ada produk kebutuhan pokok tertentu yang dibeli dari
Malaysia atau hampir seluruhnya? Mengapa produk tersebut tidak dibeli dari Indonesia atau malaysia?
5. Bagaimana proses pembelian produk kebutuhan pokok dari
Malaysia Versus Indonesia?
6. Berapa kali anda melakukan pembelian produk kebutuhan pokok ke
Malaysia Versus Indonesia? 7.
Apakah ada sebuah ketentuan mengenai jumlah belanja kebutuhan pokok? mengapa ketentuan ini diberlakukan?
8. Berapa banyak toko yang ada di daerah perbatasan Badau? Apakah
hampir semua toko yang ada di Badau membeli produk kebutuhan pokok dari Malaysia Versus Indonesia?
9. Apakah anda lebih sering melakukan pembayaran dengan ringgit
Malaysia atau tetap menggunakan rupiah pada saat pembelian produk kebutuhan pokok? Bagaimana anda memperoleh ringgit
Malaysia? b
Panduan untuk pemilihan produk kebutuhan fashion Made In Indonesia Versus Malaysia, pertanyaan sebagai berikut:
1. Berapa banyak toko pakaian yang ada didaerah perbatasan Badau?
2. Apakah alasan masyarakat Badau membeli fashion buatan
Indonesia atau Malaysia ? 3.
Berapa kali anda melakukan pembelian produk fashion dari Indonesia? Apakah pembelian dengan sistem borongan atau
dibatasi? Mengapa? 4.
Mengapa mereka lebih memilih produk fashion asal Indonesia? 5.
Berasal dari manakah produk fashion didatangkan? Bagaimana proses distribusinya?
6. Apakah proses distribusinya mempengaruhi harga menjadi lebih
mahal? Mengapa masyarakat Badau masih tetap membeli produk fashion dari Indonesia?
c Panduan untuk mengetahui komposisi produk kebutuhan pokok
berdasarkan asal produk, pertanyaan sebagai berikut: 1.
Produk kebutuhan pokok jenis apa saja yang dibeli oleh masyarakat Badau Malaysia versus Indonesia? Mengapa memilih jenis produk
tersebut? 2.
Berapa banyak pembelian jenis kebutuhan pokok tersebut? Mengapa hanya jenis tertentu yang dibeli Malaysia versus
Indonesia? 3.
Apakah jumlah pembelian kebutuhan pokok asal Malaysia lebih banyak dibeli dibandingkan produk kebutuhan pokok asal
Indonesia? Mengapa ? 4.
Berapakah jumlah penjualan produk kebutuhan pokok asal Indonesia atau Malaysia yang terjual di setiap toko yang ada
didaerah Badau? d
Panduan untuk mengetahui komposisi produk fashion berdasarkan asal produk, pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah konsumen wanita atau pria yang sering membeli produk
fashion Malaysia versus Indonesia? 2.
Mengapa konsumen wanita atau pria yang lebih sering membeli produk fashion?
3. Berapakah jumlah pembelian konsumen untuk produk fashion
perbulan Malaysia versus Indonesia? Jenis produk fashion apa saja yang dibeli? Mengapa hanya jenis produk tersebut yang banyak
dibeli? 4.
Berapakah jumlah pembelian produk fashion oleh pemilik toko perbulan Malaysia versus Indonesia?
5. Berapakah jumlah penjualan perbulan toko pakaian untuk produk
fashion Malaysia versus Indonesia? 8.
Panduan observasi Observasi dilakukan dengan mendokumentasikan keadaan didaerah
perbatasan seperti jumlah toko yang ada didaerah Badau, jenis-jenis produk kebutuhan pokok Made In Malaysia dan Made In Indonesia yang
dijual di Badau, keadaan infrastruktur berupa jalan dari Badau-Malaysia atau Badau-Putussibau, model produk fashion asal Indonesia, serta proses
pengangkutan produk kebutuhan pokok atau fashion dari Malaysia ke Badau atau dari Putussibau ke Badau.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa opini
dari masyarakat Badau mengenai faktor apa yang mendorong mereka dalam pemilihan produk kebutuhan pokok dan fashion dari asal produk Malaysia
versus Indonesia. Data primer didapatkan melalui observasi tempat dan
wawancara dengan pihak-pihak terkait penelitian ini. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa gambaran umum daerah Badau peta
dan sejarah daerah tersebut, Jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk Badau, dan tingkat pendidikan masyarakat Badau.. Data sekunder dapat
penulis dapatkan dari instansi resmi seperti Kantor Kecamatan Badau, internet atau media massa seperti Koran Kompas yang sering membahas
tentang wilayah perbatasan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis melalui dua tahap. Tahap pertama teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara
dan tahap kedua teknik pengumpulan data kuantitatif melalui observasi. Teknik pengumpulan data tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan data dan informasi secara mendalam terkait dengan penelitian ini. Penulis
menentukan beberapa ketentuan yaitu: 1.1
Narasumber merupakan masyarakat Badau yang minimal sudah 5 tahun tinggal di Badau.
1.2 Masyarakat Badau yang pernah atau sering membeli produk
kebutuhan pokok dari Malaysia. 1.3
Masyarakat Badau yang pernah atau sering membeli produk fashion dari Indonesia.
1.4 Masyarakat Badau yang memiliki toko serba ada, minimal sudah 3
tahun buka.
2. Observasi
Observasi dilakukan penulis dengan cara mendokumentasikan produk yang dijual oleh masyarakat Badau, kegiatan belanja masyarakat
Badau, pemilihan produk ketika berbelanja, jumlah toko yang ada di Badau, keadaaan infrastruktur di Badau, dan bagaimana proses pembelian
produk kebutuhan pokok yang dilakukan masyarakat Badau ke Malaysia atau Indonesia distribusi dan perijinan. Hasil observasi ini akan
dideskripsikan oleh penulis berdasarkan pengamatannya selama di Badau.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian berdasarkan rumusan masalahnya berupa analisis kualitatif deskriptif yang didapat dari
hasil wawancara dan observasi untuk menjawab ke empat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong pemilihan produk
kebutuhan pokok dari Malaysia dilakukan metode wawancara. Hasil wawancara akan di analisis dengan analisis deskriptif sehingga akan
diketahui faktor paling dominan mempengaruhi masyarakat Badau dalam pemilihan produk kebutuhan pokok asal Malaysia. Faktor tersebut akan
didukung oleh hasil dokumentasi berupa foto-foto, sehingga memperkuat hasil analisis.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong pemilihan produk
fashion dari Indonesia, dilakukan metode wawancara. Hasil wawancara akan di analisis dengan analisis deskriptif sehingga akan diketahui faktor
paling dominan mempengaruhi masyarakat Badau dalam pemilihan produk kebutuhan pokok asal Malaysia. Faktor tersebut akan didukung
oleh hasil dokumentasi berupa foto-foto, sehingga memperkuat hasil analisis.
3. Untuk rumusan masalah ketiga, data akan diambil secara deskriptif melalui
wawancara dan observasi mengenai produk kebutuhan pokok yang ada di perbatasan Badau. Wawancara dilakukan dengan tujuan mengetahui alasan
pembelian produk kebutuhan pokok berdasarkan asal pembuatan produk Malaysia Versus Indonesia. Hasil analisis disimpulkan ke dalam bentuk
kata-kata atau argumentasi. Hal ini didukung dengan hasil observasi berupa hasil dokumentasi produk-produk kebutuhan pokok yang ada di
daerah perbatasan Badau. 4.
Untuk rumusan masalah keempat, data akan diambil secara deskriptif melalui wawancara dan observasi produk kebutuhan fashion yang ada di
perbatasan Badau. Wawancara dilakukan dengan tujuan mengetahui alasan pembelian produk kebutuhan fashion berdasarkan asal pembuatan produk
Malaysia Versus Indonesia. Hasil analisis disimpulkan ke dalam kata- kata atau argumentasi . Hal ini didukung dengan hasil observasi berupa
hasil dokumentasi produk-produk kebutuhan fashion yang ada di daerah perbatasan Badau.
43
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Lingkungan Fisik Kecamatan Badau
1. Kondisi Geografis
Kecamatan Badau merupakan daerah yang berbatasan langsung baik secara geografis maupun secara kultural dengan Sarawak, Malaysia.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Badau yang memiliki luas wilayah ± 700
serta beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 28˚C – 31,05˚C. Berdasarkan Data Pokok Kabupaten Kapuas Hullu tahun 2009,
luas Kabupaten Kapuas Hullu secara keseluruhan 29.842 . Dengan
demikian luas Kecamatan Badau 2,35 dari seluruh luas wilayah Kabupaten Kapuas Hullu. Keadaan Curah hujan yang tinggi di Badau
terjadi pada bulan September sampai dengan Desember dan Januari sampai dengan Mei. Jarak tempuh dari kecamatan Badau menuju Ibukota
Kabupaten ± 5 jam - 6 jam perjalanan. Jarak tempuh ini tergantung dari kondisi musim dimana jika musim penghujan maka dibutuhkan waktu
yang lebih lama dari waktu tersebut. Adapun Jarak antar desa ke kota kecamatan Badau dapat dilihat dari Matrix berikut ini: