BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Mowen dan Minor 2002:6 perilaku konsumen merupakan studi
tentang
unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan pendapatan, konsumsi, jasa, pengalaman serta ide-ide.
Dari pengertian diatas dapat terlihat bahwa ada dua hal penting dari perilaku konsumen. Pertama konsumen tidak bisa menghindari terjadinya proses
pertukaran,karena dalam proses pertukaran akan terlihat perilaku dari konsumen dalam membeli, memilih, dan mengevaluasi bahkan menolak produk dan jasa yang
diharapkan dan dibutuhkan mereka. Kedua, dalam proses pengambilan keputusan akan pembelian suatu produk dan jasa Perilaku konsumen sangat dipengaruhi faktor
eksternal dan faktor internal Basu Swastha dan Hani Handoko, 2000:57-94. Kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor lingkungan eksternal meliputi :
a. Kebudayaan
Perilaku manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya dan pengaruhnya akan selalu berubah sesuai dengan
kemajuan dan perkembangan zaman dari masyarakat tersebut. Dalam buku “Manajemen Pemasaran” Basu Swastha dan Hani
Handoko, 2000:59, Stanton mendefinisikan kebudayaan sebagai symbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia,
11
diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada.
Dari uraian diatas dapat penulis kaitkan dengan permasalahan yang ada di perbatasan Badau. Mayoritas penghuni daerah
perbatasan Badau terdiri dari masyarakat dayak iban, dayak Embaloh, dan Melayu. Masyarakat perbatasan Badau yang terdiri
dari tiga suku ini telah lama menjalin hubungan sosial-ekonomi dengan warga Malaysia di Sarawak jauh sebelum mengenal batas
negara. Interaksi sosial-ekonomi antara masyarakat Badau dengan masyarakat Malaysia terjadi atas dasar untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya melalui pertukaran hasil pertanian dengan para Cukong sebutan untuk pedagang Malaysia sebagai penyedia produk
kebutuhan pokok. Hubungan sosial-ekonomi ini terjadi tidak terbatas pada pemenuhan akan kebutuhan pokok tetapi juga pada lapangan
pekerjaan yang tersedia di Malaysia sampai pada hubungan pernikahan.
Lapangan pekerjaan yang masih luas dan menjanjikan membuat masyarakat perbatasan baik itu di Badau maupun daerah
sekitar Badau tertarik untuk bekerja disana. Tidak jarang masyarakat perbatasan Badau dan Lanjak yang bekerja di Malaysia melakukan
transmigrasi ke Malaysia bahkan menetap di Malaysia karena ikatan perkawinan dengan Warga Malaysia. Transmigrasi, bekerja di
Malaysia, menikah dan pindah kewarganegaraan sudah terjadi sejak
lama dan turun menurun sampai saat ini. Kondisi seperti ini sudah menjadi kebudayaan masyarakat perbatasan secara turun menurun
sehingga dapat terlihat bahwa suku dan budaya yang dianut oleh masyarakat perbatasan tidak jauh berbeda dengan Warga Malaysia di
Sarawak.
b. Kelas Sosial
Kelas Sosial merupakan pembagian yang relatif permanen dan berjenjang dalam masyarakat di mana anggotanya berbagi nilai,
minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak dipengaruhi hanya oleh satu faktor saja tetapi kelas sosial diukur berdasarkan kombinasi
beberapa faktor seperti pekerjaan, pendapatan, pendidikan, serta kekayaan Kotler dan Susanto, 2000:226.
Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko 2000 : 64 kelas sosial masyarakat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:
1 Golongan atas
Yang termaksud dalam kelas ini antara lain : pengusaha- pengusaha kaya dan pejabat-pejabat tinggi.
2 Golongan Menengah
Yang termaksud dalam kelas ini antara lain: karyawan instansi pemerintah, dan pengusaha menengah.
3 Golongan Rendah
Yang termaksud dalam golongan ini antara lain: buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang kecil.
c. Kelompok Sosial dan Kelompok Referensi