Dapat dilihat dari gambar 1-3 diatas, terdapat 3 pos perbatasan yang harus dilewati oleh warga perbatasan sebelum memasuki
wilayah Malaysia. Bagi warga perbatasan yang ingin berbelanja atau hanya sekedar jalan ke Malaysia wajib menunjukkan syarat
administrasi ke Pos Perbatasan Lintas Batas. Adapun syarat administrasi tersebut berupa pass merah yang hanya dapat
digunakan untuk sekali perjalanan. Pass merah hanya dikeluarkan oleh Bea Cukai apabila warga perbatasan menyerahkan fotocopy
Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, dan Akta Kelahiran. Selain menunjukkan Pass Merah, warga perbatasan juga dikenakan biaya
administrasi. Oleh karena itu, bagi pedagang pakaian yang juga adalah masyarakat Badau berbelanja pakaian ke Pontianak lebih
praktis dan tidak mengeluarkan banyak biaya meskipun distribusi produk memakan waktu yang lebih lama. Sehingga, mayoritas
konsumsi produk fashion masyarakat Badau merupakan produk fashion made in Indonesia yang diambil dari Pontianak.
b. Minoritas Produk Fashion dari Malaysia Menduduki Pasar di
Perbatasan Badau.
Mayoritas produk fashion yang digunakan oleh masyarakat Badau memang berasal dari Indonesia, akantetapi minoritas produk
fashion dari Malaysia masih menempati pasar diperbatasan Badau. Pakaian Lelong atau lelang merupakan produk pakaian bekas atau
pakaian impor yang diambil dari Malaysia. Mayoritas konsumen pakaian lelong adalah warga Badau dengan tingkat pendapatan
ekonomi kelas bawah sampai kelas menengah. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan informan yang memperkuat pernyataan
diatas : “Lelong ada, dari Malaysia. tapi kan pasarnya beda dek. Kalo
baju-baju lelong tu kan orang belinya paling buat nyantai atau ke kebunlah kalo tante liat. Kalo baju yang kayak tante jual ne
kan lebih kayak blouse-blouse, gaun, celana jeans, kaos, yang untuk kayak orang ke gereja, jalan-jalan gitu. Kalo lelong kan,
maaf lah kebanyakan kayak untuk orang ke kebun atau orang yang kurang lah.karna kan murah-murah lelong tu.” Ibu
Bustimar, Pedagang Pakaian, 160112 Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa
Segmentasi pasar produk lelong merupakan masyarakat Badau dengan tingkat pendapatan yang rendah. Pakaian lelong digemari
oleh masyarakat Badau dikarenakan kualitas produk yang dijual masih baik dan harga yang ditawarkan lebih terjangkau. Hasil
wawancara ini juga diperkuat dengan melakukan observasi yang dapat dilihat dari hasil dokumentasi sebagai berikut:
Gambar 1.13 Produk Pakaian yang Diambil dari Malaysia
1 2
3 4
Keterangan: 1
Produk lelong untuk wanita berupa baju kaos dan celana pendek 2
Produk lelong untuk pria berupa celana panjang dan sweater 3
Produk lelong berupa kemeja wanita 4
Produk lelong berupa kemeja pria yang dijual mulai dari harga Rp Rp15.000-Rp25.000.
Dapat dilihat dari gambar 1-4 diatas, produk lelong yang dijual merupakan produk impor atau pakaian bekas dengan keadaan masih
layak pakai. Adapun produk lelong yang dijual berupa baju kaos,
celana pendek, celana panjang, baju kemeja, dan sweater. Produk lelong berupa baju kaos untuk pria dan wanita dijual mulai dari
harga Rp 10.000 sampai dengan Rp 20.000. Baju kemeja untuk wanita dan pria dijual mulai dari harga Rp15.000-Rp25.000. Celana
pendek dijual mulai dari harga Rp 15.000- Rp 30.000, sedangkan celana panjang biasanya dijual mulai dari harga Rp 20.000-
Rp35.000. Produk sweater baik itu untuk pria maupun wanita dijual mulai dari harga Rp 15.000-Rp30.000 .
Produk lelong dari Malaysia memang diminati oleh sebagian masyarakat Badau, meskipun begitu produk fashion made in
Indonesia tetap mendominasi pasar di perbatasan Badau. Hal ini dikarenakan segmentasi pasar produk lelong berbeda dengan
segmentasi pasar produk fashion made in Indonesia. sehingga, tidak ada persaingan kuat antara produk fashion made in Indonesia
dengan produk fashion dari Malaysia.
4. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk