Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, peneliti juga menemukan bahwa produk gula yang dijual oleh Toke merupakan
produk gula yang disubsidi oleh pemerintah Malaysia. Gula subsidi diberikan oleh pemerintah Malaysia dengan tujuan warga Malaysia
dapat mengkonsumsi gula kualitas unggul dengan harga terjangkau. Namun pada kenyataannya, beberapa pihak
menyalahgunakan gula bersubsidi ini untuk kemudian dijual kembali ke daerah perbatasan. Oleh karena itu, harga gula asal
Malaysia lebih murah dibandingkan gula asal Indonesia.
e. persepsi akan adanya kesamaan pada kebudayaan yang
dianut.
Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa warga Badau dengan warga Malaysia di perbatasan menganut kebudayaan yang
sama. Menurut Sejarah, Masyarakat Badau merupakan warga Malaysia yang berasal dari Batang Aek yang memenangkan
kekuasan atas daerah Badau. Hal inilah yang menjadi penyebab adanya kesamaan suku, bahasa, dan adat istiadat pada warga Badau
maupun warga Sarawak di perbatasan. Hal ini dapat dilihat dari hasil dokumentasi sebagai berikut:
Gambar 1.10 Upacara adat Ngeduri yang dilakukan oleh suku Dayak Iban
1 2
3 4
Keterangan: 1
Pemilik mimpi berpose dengan syarat adat 2
Para tetua adat suku Dayak Iban sebagai pembaca mimpi 3
Upacara adat dibuka oleh para tetua adat dengan membacakan petuah adat
4 Proses membaca mimpi oleh para tetua adat melalui hati anak
babi
Dapat dilihat dari gambar 1-4 diatas, motif pakaian adat yang digunakan oleh masyarakat Badau memiliki kesamaan
dengan motif pakaian adat Dayak Iban di Sarawak,Malaysia. Selain itu, warga Badau juga memiliki kesamaan pada tata cara
adat dan bahasa yang digunakan oleh warga Sarawak di Malaysia yaitu bahasa Iban dan adat Iban. Kesamaan yang ada itu, secara
tidak langsung mempengaruhi hubungan sosial-ekonomi warga Badau dengan warga Sarawak di perbatasan. Hal ini juga di
perkuat dari hasil wawancara dengan salah satu tetua adat suku Iban di Badau sebagai berikut:
“kitai menyadik nggau sidak, maka segala utai ntah gawai, ntah nyak baju adat kitai, ntah nyak bahasa kitai sama.
Nadai utai ke beda, baka nyak meh sidak nggau kitai. jadi anang meh dek heran mayoh lah urang kitai belaki bak
Malaysia nggau orang Malaysia”. “kita saudara dengan mereka, makanya baik itu acara
gawai, baju adat kita, atau bahasa kita sama dengan mereka. Tidak ada perbedaaan, seperti itu pula mereka terhadap
kita. jadi kamu jangan heran kalau banyak orang kita yang menikah di Malaysia dengan orang malaysia” bapak Jabu,
1412012
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa masyarakat Badau dengan masyarakat Malaysia sering melakukan pernikahan
lintas budaya. Hal ini dipengaruhi oleh adanya kesamaan budaya yang dianut oleh kedua warga negara di perbatasan. Sehingga,
tidak heran apabila adanya hubungan kekerabatan menjadi alasan masyarakat Badau untuk pergi ke Malaysia.
f. Persepsi Adanya Hubungan Keluarga Melalui Pernikahan