32 Sedang Analisis Hambatan Siswa

B. Hasil Penelitian

1. Analisis tingkat kesukaran soal

a. Tingkat Kesukaran Soal Secara Keseluruhan

Perlunya memastikan tingkat kesukaran soal yang akan diberikan. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana bekal dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Materi himpunan yang sejatinya tidak masuk dalam materi BC, tetap ikut dianalisis. Hasilnya ditunjukkan sebagai berikut Lampiran B1 dan B3 : SUKAR : 0,30 SEDANG 0,30 – 0,70 MUDAH : 0,70 PRE-TEST POST-TEST SOAL NOMOR KATEGORI SOAL NOMOR KATEGORI 1 0,64 Sedang 0,74 Mudah 2 0,52 Sedang 0,48 Sedang 3 0,16 Sukar 0,59 Sedang 4

0,44 Sedang

0,67 Sedang 5 0,40 Sedang 0,37 Sedang 6 0,36 Sedang 0,70 Sedang 7 0,48 Sedang 0,74 Mudah 8

0, 32 Sedang

0,48 Sedang 9 0,24 Sukar 0,48 Sedang 10 0,24 Sukar 0,41 Sedang 11 0,48 Sedang 0,59 Sedang 12 0,40 Sedang 0,52 Sedang 13 0,24 Sukar 0,67 Sedang 14

0,44 Sedang

0.44 Sedang

15 0,44 Sedang 0,70 Sedang 16 0,28 Sukar 0,19 Sukar 17 0,48 Sedang 0,19 Sukar 18 0,24 Sukar 0,26 Sukar 19 0,12 Sukar 0,37 Sedang 20

0, 32 Sedang

0,30 Sedang 21 0,68 Sedang 0,63 Sedang 22 0,28 Sukar 0,37 Sedang 23 0,28 Sukar 0,26 Sukar 24 0,28 Sukar 0,33 Sedang 25 0,52 Sedang 0,44 Sedang 26 0,28 Sukar 0,33 Sedang 27 0,20 Sukar 0,22 Sukar 28 0,12 Sukar 0,22 Sukar 29 0,20 Sukar 0,59 Sedang 30 0,40 Sedang 0,33 Sedang Tabel 4.A3 Hasil Pengolahan Tingkat Kesukaran Soal pre-test dan post-test Dari pengolahan data yang sudah dilakukan, didapat Kategori Jumlah Soal pre- test Presentase Jumlah Soal post-test Presentase MUDAH 0 soal 2 soal 6,66 SEDANG 16 soal 53,34 22 soal 73,34 SUKAR 14 soal 46,66 6 soal 20 Tabel 4.A4 Interpretasi jumlah tingkat kesukaran soal pre-test dan post-test Proporsi untuk soal pre-test masih tergolong kurang baik karena proporsi soal untuk soal yang mudah, sedang dan sukar tergolong tidak seimbang. Namun soal pre-test yang diberikan mayoritas memiliki soal berkategori sedang sehingga soal tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Dilihat dari soal mudah dan sukar, komposisi antara soal mudah dan sukar tidak seimbang karena soal berkategori mudah lebih sedikit daripada soal berkategori sukar malah hampir tidak ada sebanyak 0 persen. Dapat disimpulkan bahwa soal pre-test tidak begitu mudah atau begitu sukar. Namun, soal pre-test belum mencukupi komposisi untuk soal yang baik. Untuk soal post-test, hampir mirip dengan soal pre-test. Setelah dilakukan analisis hasil tes belajar didapat komposisi yang mayoritas soal masuk dalam kategori sedang. Bisa dikatakan bahwa soal tidak terlalu mudah atau sukar. Namun soal berkategori mudah masih lebih sedikit presentasenya daripada soal berkategori sukar sehingga soal masih dianggap sukar. Bisa disimpulkan bahwa komposisi soal post-test yang tidak merata maka soal post-test juga belum termasuk ke dalam kategori soal yang baik.

b. Tingkat Kesukaran Soal Berdasar Masing-Masing Materi

Namun, apabila dianalisis berdasar masing-masing materi, ketiga materi yaitu bilangan bulat, bilangan pecahan dan bangun datar memiliki tingkat kesukaran sendiri-sendiri. Materi himpunan yang sejatinya tidak masuk dalam materi BC, tetap ikut dianalisis dan masuk ke dalam materi bangun datar. 1 Bilangan Bulat Setelah melalui perhitungan lampiran B6 didapat hasil tingkat kesulitan materi bilangan bulat baik dalam pre-test maupun post-test sebagai berikut : SUKAR : 0,30 SEDANG 0,30 – 0,70 MUDAH : 0,70 Pre-test Post-test Soal Nomor Kategori Soal Nomor Kategori 1 16 25 = 0,64 Sedang 1 20 27 = 0,74 Mudah 2 13 25 = 0,52 Sedang 2 13 27 = 0,48 Sedang 3 4 25 = 0,16 Sukar 3 16 27 = 0,59 Sedang 4 11 25 = 0,44 Sedang 4 18 27 = 0,67 Sedang 5 10 25 = 0,40 Sedang 5 10 27 = 0,37 Sedang 6 9 25 = 0,36 Sedang 6 19 27 = 0,70 Sedang Kesimpulan Sedang Kesimpulan Sedang Tabel 4.A5 Tingkat Kesukaran Soal pre-test dan post-test materi Bilangan Bulat 2 Bilangan Pecahan Setelah melalui perhitungan lampiran B7 didapat hasil tingkat kesulitan materi bilangan pecahan baik dalam pre-test maupun post-test sebagai berikut : SUKAR : 0,30 SEDANG 0,30 – 0,70 MUDAH : 0,70 Pre-test Post-test Soal Nomor Kategori Soal Nomor Kategori 7 13 25 = 0,52 Sedang 7 20 27 = 0,74 Mudah 8 8 25 = 0, 32 Sedang 8 13 27 = 0,48 Sedang 9 6 25 = 0,24 Sukar 9 13 27 = 0,48 Sedang 10 6 25 = 0,24 Sukar 10 11 27 = 0,41 Sedang 11 12 25 = 0,48 Sedang 11 16 27 = 0,59 Sedang 12 10 25 = 0,40 Sedang 12 14 27 = 0,52 Sedang 13 6 25 = 0,24 Sukar 13 18 27 = 0,67 Sedang 14 11 25 = 0,44 Sedang 14 12 27 = 0.44 Sedang Kesimpulan Sedang Kesimpulan Sedang Tabel 4.A6 Tingkat Kesukaran Soal pre-test dan post-test materi Bilangan Pecahan 3 Bangun Datar Setelah melalui perhitungan lampiran B8 didapat hasil tingkat kesulitan materi bangun datar baik dalam pre-test maupun post-test sebagai berikut : SUKAR : 0,30 SEDANG 0,30 – 0,70 MUDAH : 0,70 Pre-test Post-test Soal Nomor Kategori Soal Nomor Kategori 15 11 25 = 0,44 Sedang 15 20 27 = 0,74 Mudah 16 7 25 = 0,28 Sukar 16 5 27 = 0,19 Sukar 17 12 25 = 0,48 Sedang 17 5 27 = 0,19 Sukar 18 6 25 = 0,24 Sukar 18 7 27 = 0,26 Sukar 19 3 25 = 0,12 Sukar 19 10 27 = 0,37 Sedang 20 8 25 = 0, 32 Sedang 20 8 27 = 0,30 Sedang 21 17 25 = 0,68 Sedang 21 17 27 = 0,63 Sedang 22 7 25 = 0,28 Sukar 22 10 27 = 0,37 Sedang 23 7 25 = 0,28 Sukar 23 7 27 = 0,26 Sukar 24 7 25 = 0,28 Sukar 24 9 27 = 0,33 Sedang SUKAR : 0,30 SEDANG 0,30 – 0,70 MUDAH : 0,70 Pre-test Post-test Soal Nomor Kategori Soal Nomor Kategori 25 13 25 = 0,52 Sedang 25 12 27 = 0,44 Sedang 26 7 25 = 0,28 Sukar 26 9 27 = 0,33 Sedang 27 5 25 = 0,20 Sukar 27 6 27 = 0,22 Sukar 28 3 25 = 0,12 Sukar 28 6 27 = 0,22 Sukar 29 5 25 = 0,20 Sukar 29 16 27 = 0,59 Sedang 30 10 25 = 0,40 Sedang 30 9 27 = 0,33 Sedang Kesimpulan Sukar Kesimpulan Sedang Tabel 4.A7 Tingkat Kesukaran Soal pre-test dan post-test materi Bangun Datar

2. Analisis Daya Pembeda Soal

a. Daya Pembeda Soal Secara Keseluruhan

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kekuatan soal dalam membedakan kemampuan siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Materi himpunan yang sejatinya tidak masuk dalam materi BC, tetap ikut dianalisis. Berikut tabel hasil perhitungan analisis daya pembeda soal sistematis perhitungan ada pada lampiran B2 dan B4 : No Soal D Kategori No Soal D Kategori 1 0,72 baik sekali 16 0,17 jelek 2 0,14 jelek 17 0,28 cukup 3 0,26 cukup 18 0,43 baik 4 0,31 cukup 19 0,26 cukup 5 0,31 cukup 20 0,57 baik 6 0,14 jelek 21 0,28 cukup 7 0,43 baik 22 0,00 jelek 8 0,71 baik sekali 23 0,29 cukup 9 0,29 cukup 24 0,17 jelek 10 0,43 baik 25 0,28 cukup 11 0,31 cukup 26 0,31 cukup 12 0,17 jelek 27 0,26 cukup 13 0,12 jelek 28 0,26 cukup 14 0,00 jelek 29 -0,29 jelek sekali No Soal D Kategori No Soal D Kategori 15 -0,14 jelek sekali 30 0,29 cukup Tabel 4.A8 daya pembeda soal pre-test No Soal D Kategori No Soal D Kategori 1 0,43 baik 16 0,15 jelek 2 -0,14 jelek sekali 17 -0,29 jelek sekali 3 0,00 jelek 18 -0,15 jelek sekali 4 -0,28 jelek sekali 19 0,14 jelek 5 0,57 baik 20 -0,29 jelek sekali 6 0,29 cukup 21 0,28 cukup 7 0,43 baik 22 0,29 cukup 8 -0,14 jelek sekali 23 0,00 jelek 9 0,57 baik 24 0,29 cukup 10 0,43 baik 25 0,42 baik 11 0,71 baik sekali 26 0,29 cukup 12 0,57 Baik 27 -0,15 jelek sekali 13 0,43 baik 28 0,29 cukup 14 0,72 baik sekali 29 0,72 baik sekali 15 0,29 cukup 30 0,00 jelek Tabel 4.A9 daya pembeda soal post-test Maka dapat disimpulkan bahwa daya pembeda soal pre-test didominasi oleh kategori daya pembeda yang CUKUP dengan 14 soal sementara daya pembeda soal pre-test didominasi juga oleh kategori daya pembeda yang BAIK dengan 8 soal.

b. Daya Pembeda Soal Berdasar Masing-Masing Materi

Namun, apabila dianalisis berdasar masing-masing materi, ketiga materi yaitu bilangan bulat, bilangan pecahan dan bangun datar memiliki daya pembeda soal yang tak sama. Materi himpunan yang sejatinya tidak masuk dalam materi BC, tetap ikut dianalisis dan masuk ke dalam materi bangun datar. 1 Bilangan Bulat Setelah melalui perhitungan lampiran B9 berikut adalah hasil daya pembeda soal untuk materi bilangan bulat pre-test dan post-test : No Soal B A B B J A J B P A = P B = D = P A - P B Kategori 1 6 2 7 7 0,86 0,29 0,57 Baik 2 4 1 7 7 0,57 0,14 0,43 Baik 3 2 1 7 7 0,29 0,14 0,15 Jelek 4 6 1 7 7 0,86 0,14 0,72 Baik sekali 5 4 2 7 7 0,57 0,29 0,28 Cukup 6 4 1 7 7 0,57 0,14 0,43 Baik Kesimpulan Baik Tabel 4.A10 Daya pembeda Soal pre-test materi Bilangan Bulat No Soal B A B B J A J B P A = P B = D = P A - P B Kategori 1 7 3 7 7 1,00 0,43 0,57 Baik 2 5 2 7 7 0,71 0,29 0,42 Baik 3 5 2 7 7 0,71 0,29 0,42 Baik 4 6 4 7 7 0,86 0,57 0,29 Cukup 5 3 1 7 7 0,43 0,14 0,29 Cukup 6 6 3 7 7 0,86 0,43 0,43 Baik Kesimpulan Baik Tabel 4.A11 Daya pembeda Soal post-test materi Bilangan Bulat 2 Bilangan Pecahan Setelah melalui perhitungan lampiran B10 berikut adalah hasil daya pembeda soal untuk materi bilangan pecahan pre- test dan post-test : No Soal B A B B J A J B P A = P B = D = P A - P B Kategori 7 5 3 7 7 0,71 0,43 0,28 Cukup 8 4 7 7 0,57 0,00 0,57 Baik 9 3 1 7 7 0,43 0,14 0,29 Cukup 10 4 7 7 0,57 0,00 0,57 Baik 11 5 1 7 7 0,71 0,14 0,57 Baik 12 4 1 7 7 0,57 0,14 0,43 Baik No Soal B A B B J A J B P A = P B = D = P A - P B Kategori 13 1 2 7 7 0,14 0,29 -0,15 Jelek Sekali 14 5 2 7 7 0,71 0,29 0,42 Baik Kesimpulan Baik Tabel 4.A12 Daya pembeda Soal pre-test materi Bilangan Pecahan No Soal B A B B J A J B P A = P B = D = P A - P B Kategori 7 6 3 7 7 0,86 0,43 0,43 Baik 8 4 3 7 7 0,57 0,43 0,14 Jelek 9 4 7 7 0,57 0,00 0,57 Baik 10 6 1 7 7 0,86 0,14 0,72 Baik Sekali 11 7 1 7 7 1,00 0,14 0,86 Baik Sekali 12 7 3 7 7 1,00 0,43 0,57 Baik 13 7 2 7 7 1,00 0,29 0,71 Baik Sekali 14 7 1 7 7 1,00 0,14 0,86 Baik Sekali Kesimpulan Baik Sekali Tabel 4.A13 Daya pembeda Soal post-test materi Bilangan Pecahan 3 Bangun Datar Setelah melalui perhitungan lampiran B11 berikut adalah hasil daya pembeda soal untuk materi bangun datar pre-test dan post-test : No Soal B A B B J A J B P A = P B = D = P A - P B Kategori 15 4 2 7 7 0,57 0,29 0,28 Cukup 16 4 7 7 0,57 0,00 0,57 Baik 17 4 4 7 7 0,57 0,57 0,00 Jelek 18 2 2 7 7 0,29 0,29 0,00 Jelek 19 2 7 7 0,29 0,00 0,29 Cukup 20 5 7 7 0,71 0,00 0,71 Baik Sekali 21 4 4 7 7 0,57 0,57 0,00 Jelek 22 2 1 7 7 0,29 0,14 0,15 Jelek 23 3 1 7 7 0,43 0,14 0,29 Cukup 24 4 7 7 0,57 0,00 0,57 Baik 25 5 1 7 7 0,71 0,14 0,57 Baik 26 4 1 7 7 0,57 0,14 0,43 Baik No Soal B A B B J A J B P A = P B = D = P A - P B Kategori 27 2 7 7 0,29 0,00 0,29 Cukup 28 3 7 7 0,43 0,00 0,43 Baik 29 1 1 7 7 0,14 0,14 0,00 Jelek 30 1 1 7 7 0,14 0,14 0,00 Jelek Kesimpulan Jelek Tabel 4.A14 Daya pembeda Soal pre-test materi bangun datar No Soal B A B B J A J B P A = P B = D = P A - P B Kategori 15 5 2 7 7 0,71 0,29 0,42 Baik 16 1 7 7 0,00 0,14 -0,14 Jelek Sekali 17 2 2 7 7 0,29 0,29 0,00 Jelek 18 4 1 7 7 0,57 0,14 0,43 Baik 19 4 1 7 7 0,57 0,14 0,43 Baik 20 1 7 7 0,00 0,14 -0,14 Jelek Sekali 21 6 1 7 7 0,86 0,14 0,72 Baik Sekali 22 5 2 7 7 0,71 0,29 0,42 Baik 23 3 1 7 7 0,43 0,14 0,29 Cukup 24 6 1 7 7 0,86 0,14 0,72 Baik Sekali 25 5 3 7 7 0,71 0,43 0,28 Cukup 26 4 7 7 0,57 0,00 0,57 Baik 27 3 1 7 7 0,43 0,14 0,29 Cukup 28 1 2 7 7 0,14 0,29 -0,15 Jelek Sekali 29 6 3 7 7 0,86 0,43 0,43 Baik 30 3 1 7 7 0,43 0,14 0,29 Cukup Kesimpulan Baik Tabel 4.A15 Daya pembeda Soal post-test materi bangun datar

3. Nilai Rata-Rata

a. Nilai Rata-Rata Kelas Secara Keseluruhan

Analisis ini dilakukan dengan melihat jumlah skor yang didapat oleh siswa setelah mengerjakan soal pre-test dan post-test. Cara menghitung nilai yang didapat siswa adalah dengan N k = S T x 100 N k = Nilai akhir Nilai yang sudah dikonversi S = Skor benar yang didapat T = jumlah seluruh soal Contoh menghitung nilai : Siswa absen 1 mendapat skor 15 jawaban yang benar dari 30 soal yang diberikan. Maka nilai yang didapat siswa tersebut adalah N k = S T x 100 N k = 15 30 = 50 Sehingga nilai yang didapat siswa tersebut adalah 5 Materi himpunan yang sejatinya tidak masuk dalam materi BC, tetap ikut dianalisis. Berikut rekap nilai pre-test siswa kelas VII Cerdas SMP Kanisius Pakem : No Nama Siswa Skor Nilai No Nama Siswa Skor Nilai 1 AMO 10 33,67 15 KVT 10 33,34 2 AMP 15 50,00 16 MS 9 30,00 3 ARK 10 33,34 17 NAW 10 33,34 4 AMK - - 18 PJN 9 30,00 5 CKW - - 19 PDR 13 43,34 6 CDN 12 40,00 20 PWL 14 46,67 7 DKN 10 33,34 21 RR 10 33,34 8 DK 4 13,34 22 SJ 7 23,34 9 DGP 10 33,34 23 SR 11 36,67 10 EPP 13 43,34 24 TR 12 40,00 11 FMS 9 30,00 25 WEN 10 33,34 No Nama Siswa Skor Nilai No Nama Siswa Skor Nilai 12 HS 9 30,00 26 YR 16 53,34 13 JNA 17 56,67 27 FH 14 JCS 13 43,34 Rata-Rata Kelas 35,08 Tabel 4.A16 Nilai Pre-test siswa kelas VII Cerdas Berikut rekap nilai post-test siswa kelas VII Cerdas SMP Kanisius Pakem : No Nama Siswa Skor Nilai No Nama Siswa Skor Nilai 1 AMO 12 40,00 16 MS 15 50,00 2 AMP 15 50,00 17 NAW 16 53,34 3 ARK 13 43,34 18 PJN 13 43,34 4 AMK - - 19 PDR 15 50,00 5 CKW 17 56,67 20 PWL 16 53,34 6 CDN 15 50,00 21 RR 9 30,00 7 DKN 16 53,34 22 SJ 11 36,67 8 DK 15 50,00 23 SR 15 50,00 9 DGP - - 24 TR 13 43,34 10 EPP 15 50,00 25 WEN 11 36,67 11 FMS 13 43,34 26 YR 16 53,34 12 HS 14 46,67 27 FH 11 36,67 13 JNA 13 43,34 28 FVB 1 3,33 14 JCS 20 66,67 29 VS 16 53,34 15 KVT 14 46,67 Rata-Rata Kelas 45,68 Tabel 4.A17 Nilai Post-test siswa kelas VII Cerdas

b. Nilai Rata-Rata Kelas Berdasar Masing-Masing Materi

Materi himpunan yang sejatinya tidak masuk dalam materi BC, tetap ikut dianalisis dan masuk ke dalam materi bangun datar. 1 Nilai Rata-Rata Materi Bilangan Bulat No Siswa Nama Siswa Pre-Test Post-Test 1 AMO 33,33 83,33 2 AMP 50,00 66,67 3 ARK 50,00 50,00 4 AMK - - 5 CKW - 83,33 6 CDN 66,67 66,67 7 DKN 66,67 66,67 8 DK 16,67 83,33 9 DGP 33,33 - 10 EPP 83,33 66,67 11 FMS 50,00 66,67 12 HS 50,00 66,67 13 JNA 33,33 50,00 14 JCS 50,00 83,33 15 KVT 33,33 66,67 16 MS 16,67 50,00 17 NAW 33,33 66,67 18 PJN 33,33 50,00 19 PDR 66,67 66,67 20 PWL 50,00 66,67 21 RR 16,67 50,00 22 SJ 16,67 33,33 23 SR 50,00 33,33 24 TR 33,33 50,00 25 WEN 50,00 66,67 26 YR 66,67 33,33 27 FH 00,00 83,33 28 FVB - 00,00 29 VS - 66,67 Jumlah 1005,00 1616,68 Banyak Siswa 25 27 Rata-rata 40,2 59,88 Tabel 4.A18 Tabel Nilai Rata-rata pre-test dan post-test materi bilangan bulat 2 Nilai Rata-Rata Materi Bilangan Pecahan No Siswa Nama Siswa Pre-Test Post-Test 1 AMO 37,50 12,50 2 AMP 37,50 87,50 3 ARK 12,50 37,50 4 AMK - - 5 CKW - 100,00 6 CDN 37,50 62,50 7 DKN 37,50 62,50 8 DK 25,00 50,00 9 DGP 50,00 - 10 EPP 50,00 75,00 11 FMS 12,50 50,00 12 HS 25,00 37,50 13 JNA 37,50 37,50 14 JCS 50,00 87,50 15 KVT 12,50 63,50 16 MS 25,00 62,50 17 NAW 25,00 50,00 18 PJN 12,50 37,50 19 PDR 50,00 62,50 20 PWL 62,50 75,00 21 RR 50,00 37,50 22 SJ 25,00 00,00 23 SR 50,00 25,00 24 TR 37,50 62,50 25 WEN 62,50 50,00 26 YR 62,50 100,00 27 FH 00,00 37,50 28 FVB - 12,50 29 VS - 75,00 Jumlah 887,5 1451 Banyak Siswa 25 27 Rata-rata 35,50 53,74 Tabel 4.A19 Tabel Nilai Rata-rata pre-test dan post-test materi bilangan pecahan 3 Nilai Rata-Rata Kelas Materi Bangun Datar No Siswa Nama Siswa Pre-Test Post-Test 1 AMO 31,25 31,25 2 AMP 56,25 25,00 3 ARK 37,50 43,75 4 AMK - - 5 CKW - 25,00 6 CDN 31,25 37,50 7 DKN 18,75 43,75 8 DK 6,25 37,50 9 DGP 25,00 - 10 EPP 25,00 31,25 11 FMS 31,25 31,25 12 HS 25,00 43,75 13 JNA 75,00 43,75 14 JCS 37,50 50,00 15 KVT 43,75 31,25 16 MS 37,50 43,75 17 NAW 37,50 50,00 18 PJN 37,50 37,50 19 PDR 31,25 37,50 20 PWL 37,50 37,50 21 RR 31,25 18,75 22 SJ 25,00 56,25 23 SR 25,00 68,75 24 TR 43,75 31,25 25 WEN 12,50 18,75 26 YR 43,75 37,50 27 FH 00,00 25,00 28 FVB - 00,00 29 VS - 37,50 Jumlah 806,25 975 Banyak Siswa 25 27 Rata-rata 32,25 36,11 Tabel 4.A20 Tabel Nilai Rata-rata pre-test dan post-test materi bangun datar

4. Analisis Peningkatan Hasil Belajar

a. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Secara Keseluruhan

Materi himpunan yang sejatinya tidak masuk dalam materi BC, tetap ikut dianalisis. Setelah kita mengetahui bahwa nilai pre-test mengalami peningkatan saat post-test dilihat pada rata-rata kelas, maka kita perlu tahu apakah peningkatannya kenaikannya signifikan. Untuk mengetahui apakah kenaikannya signifikan atau tidak, kita perlu mengujinya dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-dependen. Uji t-dependen dilakukan karena sampel yang diuji kurang dari 30 siswa dan tes yang dilakukan pre-test dan post-test diujikan pada sampel yang sama juga. Syarat untuk melakukan uji t-dependen adalah melakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas yang dipakai adalah uji normalitas Kolmogorov- Smirnov. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1 Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov a Merumuskan H dan H 1 b Taraf signifikansi c Daerah Kritik: di tolak jika d Statistik uji No Siswa Nama Siswa Pre test Post test 1 AMO 33,67 40,00 6,33 2 AMP 50,00 50,00 3 ARK 33,34 43,34 10,00 4 AMK - - - 5 CKW - 56,67 - 6 CDN 40,00 50,00 10,00 7 DKN 33,34 53,34 20,00 8 DK 13,34 50,00 36,66 9 DGP 33,34 - - 10 EPP 43,34 50,00 6,66 11 FMS 30,00 43,34 13,34 12 HS 30.00 46,67 16,67 13 JNA 56,67 43,34 6,67 14 JCS 43.34 66,67 23,33 15 KVT 33,34 46,67 13,33 16 MS 30,00 50,00 20,00 17 NAW 33,34 53,34 20,00 18 PJN 30.00 43,34 13,34 19 PDR 43,34 50,00 6,66 20 PWL 46.67 53,34 6,67 21 RR 33,34 30,00 3,67 22 SJ 23,34 36,67 13,33 23 SR 36,67 50,00 13,33 24 TR 40.00 43,34 3,34 25 WEN 33,34 36.67 3,33 26 YR 53.34 53.34 27 FH 36.67 36,67 28 FVB - 3.34 - 29 VS - 53,34 - Tabel 4.A21 Selisih nilai pre-test dan post-test Siswa yang dipilih untuk uji statistik adalah siswa yang mengikuti kedua tes yaitu pre-test dan post-test, sehingga hanya 24 siswa yang akan diuji n = 24. Data selisih pre-test dan post-test diurutkan sebagai berikut : 6,33 10,00 13,34 20,00 6,66 10,00 13,34 23,33 3,33 6,66 13,33 16,67 36,66 3,34 6,67 13,33 20,00 36,67 3,34 6,67 13,33 20,00 Tabel 4.A22 Data selisih nilai pre-test dan post-test yang telah diurutkan X i FX i SNX i Z i FoX i 2 2 24 -1,28 0,1003 0,0169 0,0586 3,33 1 3 24 -0,95 0,1711 0,0461 0,0877 3,34 1 4 24 -0,94 0,1736 0,0069 0,0486 3,67 1 5 24 -0,91 0,1814 0,0269 0,0147 6,33 1 6 24 -0,64 0,2611 0,0111 0,0527 6,66 2 8 24 -0,61 0,2709 0,0624 0,0207 6,67 2 10 24 -0,60 0,2743 0,1424 0,1007 10,00 2 12 24 -0,27 0,3936 0,1064 0,0647 13,33 3 15 24 0,07 0,5279 0,0971 0,0554 13,34 2 17 24 0,07 0,5279 0,1804 0,1386 16,67 1 18 24 0,41 0,6591 0,0909 0,0492 20,00 3 21 24 0,75 0,7734 0,1016 0,0599 23,33 1 22 24 1,09 0,8621 0,0545 0,0129 36,66 1 23 24 2,45 0,9929 0,0345 0,0762 36,67 1 24 24 2,45 0,9929 0,0071 0,0346 Tabel 4.A23 Tabel Hitung Uji Normalitas D = maksimum0,1804,0,1386 = 0,1804 e Kesimpulan, bahwa di terima atau data berdistribusi normal sehingga pengujian data dapat dilanjutkan ke uji-t 2 Uji-t Setelah dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal maka selanjutnya dapat dianalisis apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan uji t dependen. Wilayah kritik: Ho ditolak jika t hitung - t tabel atau t hitung t tabel Statistik uji: No Siswa Nama Siswa Pre test Post test 1 AMO 33,67 40,00 6,33 2 AMP 50,00 50,00 3 ARK 33,34 43,34 10,00 4 AMK - - - No Siswa Nama Siswa Pre test Post test 5 CKW - 56,67 - 6 CDN 40,00 50,00 10,00 7 DKN 33,34 53,34 20,00 8 DK 13,34 50,00 36,66 9 DGP 33,34 - - 10 EPP 43,34 50,00 6,66 11 FMS 30,00 43,34 13,34 12 HS 30.00 46,67 16,67 13 JNA 56,67 43,34 6,67 14 JCS 43.34 66,67 23,33 15 KVT 33,34 46,67 13,33 16 MS 30,00 50,00 20,00 17 NAW 33,34 53,34 20,00 18 PJN 30.00 43,34 13,34 19 PDR 43,34 50,00 6,66 20 PWL 46.67 53,34 6,67 21 RR 33,34 30,00 3,34 22 SJ 23,34 36,67 13,33 23 SR 36,67 50,00 13,33 24 TR 40.00 43,34 3,34 25 WEN 33,34 36.67 3,33 26 YR 53.34 53.34 27 FH 36.67 36,67 28 FVB - 3.34 - 29 VS - 53,34 - Jumlah 877,1 1233,42 303,00 Tabel 4.A24 Selisih Nilai Pre-test dan Post-test t tabel dengan taraf signifikansi 5 = 2,069 5,28 2,069 Artinya adalah ditolak, yang berarti ada perbedaan signifikan antara pre-test dan post-test pada program Bridging Course . Dengan kata lain. pada program Bridging Course terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

b. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Berdasar Masing-Masing

Materi Materi himpunan yang sejatinya tidak masuk dalam materi BC, tetap ikut dianalisis dan masuk ke dalam materi bangun datar. 1 Bilangan Bulat Setelah mendapatkan nilai pre-test dan post-test, perlu dilakukan pengecekan apakah nilai yang didapat siswa berubah secara signifikan atau tidak. Untuk melakukan itu perlu dilakukan uji-t berpasangan yang dipersyarati oleh uji normalitas terlebih dahulu. No Absen Nama Siswa Bilangan Bulat Pr Po Selisih 1 AMO 6,66 16,66 10,00 2 AMP 10,00 13,33 3,33 3 ARK 10,00 10,00 0,00 4 AMK - - - 5 CKW - 16,66 - 6 CDN 13,33 13,33 0,00 7 DKN 13,33 13,33 0,00 8 DK 3,33 16,66 13,33 9 DGP 6,66 - - 10 EPP 16,66 13,33 3,33 11 FMS 10,00 13,33 3,33 12 HS 10,00 13,33 3,33 13 JNA 6,66 10,00 6,67 14 JCS 10,00 16,66 6,66 15 KVT 6,66 13,33 6,67 16 MS 3,33 10,00 6,67 17 NAW 6,66 13,33 6,67 18 PJN 6,66 10,00 6,67 19 PDR 13,33 13,33 0,00 20 PWL 10,00 13,33 3,33 21 RR 3,33 10,00 6,67 22 SJ 3,33 6,66 3,33 23 SR 10,00 6,66 3,34 24 TR 6,66 10,00 3,34 25 WEN 10,00 13,33 3,33 26 YR 13,33 6,66 6,67 27 FH 0,00 13,33 13,33 28 FVB - 0,00 - 29 VS - 13,33 - Tabel 4.A25 Selisih Nilai Pre-test dan Post-test materi bilangan bulat Setelah memperoleh selisih antara nilai pre-test dan post- test kemudian urutkan selisih nilai tersebut dari yang terkecil hingga yang terbesar. 0,00 3,33 3,33 6,67 6,67 0,00 3,33 3,34 6,67 10,00 0,00 3,33 3,34 6,67 13,33 0,00 3,33 6,66 6,67 13,33 3,33 3,33 6,67 6,67 - Tabel 4.A26 Urutan Selisih Nilai pre-test dan post-test bilangan bulat s = 3,68 0,00 4 4 24 -1,36 0,0869 0,0797 0,0381 3,33 7 11 24 -0,45 0,3264 0,1319 0,0903 3,34 2 13 24 -0,45 0,3264 0,2153 0,1736 6,66 1 14 24 0,45 0,6736 0,0903 0,1319 6.67 7 21 24 0,45 0,6736 0,2014 0,1597 10,00 1 22 24 1,36 0,9131 0,0036 0,0381 13,33 2 24 24 2,26 0,9881 0,0119 0,0297 Tabel 4.B1 Perhitungan Uji Normalitas D = maksimum 0,2153 , 0,1736 = 0,2153 Maka bisa disimpulkan data berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan uji-t. Setelah diketahui bahwa materi bilangan bulat berdistribusi normal, maka bisa dianjutkan dengan uji-t berpasangan. Berikut hipotesis uji yang digunakan Wilayah kritik: Ho ditolak jika t hitung - t tabel atau t hitung t tabel No Absen Nama Siswa Bilangan Bulat Pr Po Selisih d 1 AMO 6,66 16,66 10,00 2 AMP 10,00 13,33 3,33 3 ARK 10,00 10,00 0,00 4 AMK - - - 5 CKW - 16,66 - 6 CDN 13,33 13,33 0,00 7 DKN 13,33 13,33 0,00 8 DK 3,33 16,66 13,33 9 DGP 6,66 - - 10 EPP 16,66 13,33 3,33 11 FMS 10,00 13,33 3,33 12 HS 10,00 13,33 3,33 13 JNA 6,66 10,00 6,67 14 JCS 10,00 16,66 6,66 15 KVT 6,66 13,33 6,67 16 MS 3,33 10,00 6,67 17 NAW 6,66 13,33 6,67 18 PJN 6,66 10,00 6,67 19 PDR 13,33 13,33 0,00 20 PWL 10,00 13,33 3,33 21 RR 3,33 10,00 6,67 22 SJ 3,33 6,66 3,33 23 SR 10,00 6,66 3,34 24 TR 6,66 10,00 3,34 25 WEN 10,00 13,33 3,33 26 YR 13,33 6,66 6,67 27 FH 0,00 13,33 13,33 28 FVB - 0,00 - 29 VS - 13,33 - Jumlah 209,92 319,91 120,00 Tabel 4.B2 Jumlah Nilai Pre-test, Post-test dan Selisih pre dan post- test materi bilangan bulat t tabel dengan taraf signifikansi 5 = 2,069 4,60 2,069 Artinya adalah ditolak, yang berarti ada perbedaan signifikan antara soal pre-test bilangan bulat dan soal post-test bilangan bulat pada program Bridging Course. Dengan kata lain, soal bilangan bulat mengalami peningkatan. 2 Bilangan Pecahan Setelah mendapatkan nilai pre-test dan post-test, perlu dilakukan pengecekan apakah nilai yang didapat siswa berubah secara signifikan atau tidak. Untuk melakukan itu perlu dilakukan uji-t berpasangan yang dipersyarati oleh uji normalitas terlebih dahulu. No Absen Nama Siswa Bilangan Pecahan Pr Po Selisih 1 AMO 10,00 6,66 3,34 2 AMP 10,00 23,33 13,33 No Absen Nama Siswa Bilangan Pecahan Pr Po Selisih 3 ARK 3,33 13,33 10,00 4 AMK - - - 5 CKW - 26,66 - 6 CDN 10,00 16,66 6,66 7 DKN 10,00 16,66 6,66 8 DK 6,66 13,33 6,67 9 DGP 13,33 - - 10 EPP 13,33 20,00 6,67 11 FMS 6,66 13,33 6,67 12 HS 6,66 10,00 3,34 13 JNA 10,00 10,00 0,00 14 JCS 13,33 23,33 10,00 15 KVT 3,33 16,66 13,33 16 MS 6,66 16,66 10,00 17 NAW 6,66 13,33 6,67 18 PJN 3,33 10,00 6,67 19 PDR 13,33 10,00 3,33 20 PWL 16,66 20,00 3,34 21 RR 13,33 10,00 3,33 22 SJ 3,33 0,00 3,33 23 SR 6,66 10,00 3,34 24 TR 10,00 16,66 6,66 25 WEN 10,00 13,33 3,33 26 YR 16,66 26,66 10,00 27 FH 0,00 10,00 10,00 28 FVB - 3,33 - 29 VS - 20,00 - Tabel 4.B3 Selisih Nilai Pre-test dan Post-test materi bilangan pecahan Setelah memperoleh selisih antara nilai pre-test dan post- test kemudian urutkan selisih nilai tersebut dari yang terkecil hingga yang terbesar. 0,00 3,34 6,66 6,67 10,00 3,33 3,34 6,66 6,67 10,00 3,33 3,34 6,67 10,00 13,33 3,33 3,34 6,67 10,00 13,33 3,33 6,66 6,67 10,00 - Tabel 4.B4 Urutan Selisih Nilai pre-test dan post-test bilangan pecahan s = 3,47 0,00 1 1 24 -1,88 0,0301 0,0116 0,0301 3,33 4 5 24 -0,92 0,1788 0,0295 0,0121 3,34 4 9 24 -0,92 0,1788 0,1962 0,1545 6,66 3 12 24 0,04 0,5160 0,0160 0,0576 6.67 5 17 24 0,04 0,5160 0,1923 0,1506 10,00 5 22 24 1,00 0,8413 0,0754 0,0337 13,33 2 24 24 1,96 0,9750 0,0250 0,0166 Tabel 4.B5 Perhitungan Uji Normalitas D = maksimum 0,1962 , 0,1545 = 0,1962 Maka bisa disimpulkan data berdistribusi normal  bisa dilanjutkan uji-t. Setelah diketahui bahwa materi bilangan bulat berdistribusi normal, maka bisa dianjutkan dengan uji-t berpasangan. Berikut hipotesis uji yang digunakan Wilayah kritik: Ho ditolak jika t hitung - t tabel atau t hitung t tabel No Absen Nama Siswa Bilangan Pecahan Pr Po Selisih d 1 AMO 10,00 6,66 3,34 2 AMP 10,00 23,33 13,33 3 ARK 3,33 13,33 10,00 4 AMK - - - 5 CKW - 26,66 - 6 CDN 10,00 16,66 6,66 7 DKN 10,00 16,66 6,66 8 DK 6,66 13,33 6,67 9 DGP 13,33 - - 10 EPP 13,33 20,00 6,67 11 FMS 6,66 13,33 6,67 12 HS 6,66 10,00 3,34 13 JNA 10,00 10,00 0,00 14 JCS 13,33 23,33 10,00 15 KVT 3,33 16,66 13,33 16 MS 6,66 16,66 10,00 17 NAW 6,66 13,33 6,67 18 PJN 3,33 10,00 6,67 19 PDR 13,33 10,00 3,33 20 PWL 16,66 20,00 3,34 21 RR 13,33 10,00 3,33 22 SJ 3,33 0,00 3,33 23 SR 6,66 10,00 3,34 24 TR 10,00 16,66 6,66 25 WEN 10,00 13,33 3,33 26 YR 16,66 26,66 10,00 27 FH 0,00 10,00 10,00 28 FVB - 3,33 - 29 VS - 20,00 - Jumlah 223,25 389.92 156,67 Tabel 4.B6 Jumlah Nilai Pre-test, Post-test dan Selisih pre dan post- test materi bilangan pecahan t tabel dengan taraf signifikansi 5 = 2,069 7,76 2,069 Artinya adalah ditolak, yang berarti ada perbedaan signifikan antara soal pre-test bilangan pecahan dan soal post- test bilangan pecahan pada program Bridging Course. Dengan kata lain, soal bilangan pecahan mengalami peningkatan. 3 Bangun Datar Setelah mendapatkan nilai pre-test dan post-test, perlu dilakukan pengecekan apakah nilai yang didapat siswa berubah secara signifikan atau tidak. Untuk melakukan itu perlu dilakukan uji-t berpasangan yang dipersyarati oleh uji normalitas terlebih dahulu. No Absen Nama Siswa Bangun Datar Pr Po Selisih 1 AMO 16,66 16,66 0,00 2 AMP 9,00 13,33 4,33 3 ARK 20,00 20,00 0,00 4 AMK - - - 5 CKW - 13,33 - 6 CDN 16,66 20,00 3,34 7 DKN 10,00 23,33 13,33 8 DK 3,33 20,00 16,67 9 DGP 13,33 - - 10 EPP 13,33 16,66 3,33 11 FMS 13,33 16,66 3,33 No Absen Nama Siswa Bangun Datar Pr Po Selisih 12 HS 13,33 23,33 10,00 13 JNA 40,00 23,33 16,67 14 JCS 20,00 26,66 6,66 15 KVT 23,33 16,66 6,67 16 MS 20,00 23,33 3,33 17 NAW 20,00 26,66 6,66 18 PJN 20,00 23,33 3,33 19 PDR 16,66 20,00 3,34 20 PWL 20,00 20,00 0,00 21 RR 16,66 10,00 6,66 22 SJ 16,66 30,00 13,34 23 SR 20,00 33.33 13,33 24 TR 23,33 16,66 6,67 25 WEN 13,33 10,00 3,33 26 YR 23,33 20,00 3,33 27 FH 0,00 13,33 13,33 28 FVB - 0,00 - 29 VS - 20,00 - Tabel 4.B7 Selisih Nilai Pre-test dan Post-test materi bangun datar Setelah memperoleh selisih antara nilai pre-test dan post- test kemudian urutkan selisih nilai tersebut dari yang terkecil hingga yang terbesar. 0,00 3,33 3,34 6,67 13,33 0,00 3,33 4,33 6,67 13,34 0,00 3,33 6,66 10,00 16,67 3,33 3,33 6,66 13,33 16,67 3,33 3,34 6,66 13,33 - Tabel 4.B8 Urutan Selisih Nilai pre-test dan post-test bilangan pecahan s = 5,18 0,00 3 3 24 -1,29 0,0985 0,0265 0,0152 3,33 6 9 24 -0,65 0,2578 0,1172 0,0755 3,34 2 11 24 -0,65 0,2578 0,2005 0,1588 4,33 1 12 24 -0,46 0,3228 0,1772 0,1355 6,66 3 15 24 -0,01 0,4960 0,1290 0,0873 6.67 2 17 24 -0,01 0,4960 0,2123 0,1706 10,00 1 18 24 0,64 0,7389 0,0111 0,0306 13,33 3 21 24 1,28 0,8997 0,0247 0,0664 13,34 1 22 24 1,28 0,8997 0,0169 0,0247 16,67 2 24 24 1,92 0,9726 0,0274 0,0143 Tabel 4.B9 Perhitungan Uji Normalitas D = maksimum 0,2123 , 0,1706 = 0,2123 Maka bisa disimpulkan data berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan uji-t. Setelah diketahui bahwa materi bangun datar berdistribusi normal, maka bisa dianjutkan dengan uji-t berpasangan. Berikut hipotesis uji yang digunakan Wilayah kritik: Ho ditolak jika t hitung - t tabel atau t hitung t tabel No Absen Nama Siswa Bangun Datar Pr Po Selisih d 1 AMO 16,66 16,66 0,00 No Absen Nama Siswa Bangun Datar Pr Po Selisih d 2 AMP 9,00 13,33 4,33 3 ARK 20,00 20,00 0,00 4 AMK - - - 5 CKW - 13,33 - 6 CDN 16,66 20,00 3,34 7 DKN 10,00 23,33 13,33 8 DK 3,33 20,00 16,67 9 DGP 13,33 - - 10 EPP 13,33 16,66 3,33 11 FMS 13,33 16,66 3,33 12 HS 13,33 23,33 10,00 13 JNA 40,00 23,33 16,67 14 JCS 20,00 26,66 6,66 15 KVT 23,33 16,66 6,67 16 MS 20,00 23,33 3,33 17 NAW 20,00 26,66 6,66 18 PJN 20,00 23,33 3,33 19 PDR 16,66 20,00 3,34 20 PWL 20,00 20,00 0,00 21 RR 16,66 10,00 6,66 22 SJ 16,66 30,00 13,34 23 SR 20,00

33.33 13,33

24 TR 23,33 16,66 6,67 25 WEN 13,33 10,00 3,33 26 YR 23,33 20,00 3,33 27 FH 0,00 13,33 13,33 28 FVB - 0,00 - 29 VS - 20,00 - Jumlah 422,27 483,26 160,98 Tabel 4.B10 Jumlah Nilai Pre-test, Post-test dan Selisih pre dan post- test materi bangun datar t tabel dengan taraf signifikansi 5 = 2,069 0,94 2,069 Artinya adalah diterima, yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara soal pre-test bangun datar dan soal post-test bangun datar pada program Bridging Course. Maka apabila dirangkum dalam tabel menjadi seperti berikut : - Analisis yang dipandang secara keseluruhan Tabel 4.B11 Rangkuman Bridging Course secara Keseluruhan - Analisis yang dipandang berdasar masing – masing materi Aspek Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bangun Datar Nilai Rata- rata Pre-test 40,20 35,50 32,25 Post-test 59,88 53,74 36,11 Tingkat Kesukaran Pre-test Sedang Sedang Sukar Post-test Sedang Sedang Sedang Daya Pembeda Pre-test Baik Baik Jelek Post-test Baik Baik Sekali Baik Peningkatan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan 4.B12 Rangkuman Bridging Course berdasarkan materi Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, ada beberapa hal yang bisa dikatakan melalui tabel tersebut, antara lain : - Secara keseluruhan, nilai rata-rata kelas sangat kurang baik dan masih jauh di bawah KKM mapel matematika di sekolah tersebut KKM = Bridging Course Aspek Rata-Rata Kelas Tingkat Kesulitan Daya Pembeda Peningkatan Pre Post Pre Post Pre Post 35,08 45,68 Sedang Sedang Cukup Baik Signifikan 68. Namun apabila dibandingkan dengan tingkat kesulitan dan daya pembeda soal yang sudah dilakukan analisis, terdapat ketimpangan dimana saat nilai rata-rata kelas saat pre-test hanya mencapai 35,08 namun dikatakan tingkat kesulitannya SEDANG dan daya pembeda soalnya CUKUP, perlu dilakukan analisis lanjut dengan melihat per materinya yang juga harus kita analisis sama seperti menganalisis keseluruhan soal. Hal itu pula nampak pada post-test dimana rata-rata kelas yang hanya mencapai 45,68 namun dikatakan tingkat kesulitannya SEDANG dan daya pembeda soalnya dikatakan BAIK maka perlu juga dilakukan analisis lanjut masing-masing materinya untuk soal post-test. - Setelah melakukan analisis lanjut dengan masing-masing materi, berikut keterangan yang dapat dijelaskan dalam tabel ... tersebut :  Untuk materi bilangan bulat dan bilangan pecahan, rata-rata kelas keduanya cenderung rendah namun tingkat kesulitannya dikatakan SEDANG dan daya pembedanya dikatakan BAIK. Hal yang kontras terjadi dengan rata-rata rendah namun dikatakan soal itu tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar dan memiliki daya pembeda yang baik. Hal ini harus dianalisis kembali namun secara kualitatif.  Untuk materi bangun datar, peningkatannya dikatakan TIDAK SIGNIFIKAN, artinya pada saat pre-test tingkat kesulitannya SUKAR menjadi SEDANG saat post-test adalah soal tersebut tetap dikatakan SUKAR dan daya pembeda soal saat pre-test adalah JELEK menjadi BAIK berarti daya pembeda soal untuk materi bangun datar tetap JELEK.  Ada kemungkinan, materi bangun datar yang menyebabkan nilai menjadi turun karena banyak siswa yang menjawab salah pada bagian materi bangun datar.  Di sisi lain, faktor materi himpunan yang dimasukkan ke dalam kategori materi bangun datar menyebabkan analisa terhadap materi bangun datar itu sendiri menjadi kurang baik.

5. Analisis Hambatan Siswa

Analisis hambatan siswa ini dilakukan dengan memilih beberapa siswa yang menurut peneliti cukup mewakili jawaban siswa di kelas VII Cerdas dalam mengikuti Course. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui hambatan siswa dalam mengikuti course adalah dengan : a Membandingkan beberapa item soal dengan jawaban kuesioner siswa Membandingkan beberapa item soal dengan jawaban kuesioner siswa bertujuan untuk melihat kesesuaian hambatan yang dialami siswa dari soal kuis yang diberikan dengan apa yang dirasakan sendiri dengan siswa. Berikut beberapa sampel yang diambil untuk melihat hambatan yang dialami siswa selama mengikuti Course : - Pertemuan tanggal 1 Agustus 2012, materi kuis persegi ajaib Gambar 4.1 Kuesioner Siswa NAW tanggal 1 Agustus 2012 Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan NAW tanggal 1 Agustus 2012 Dalam kuesioner, siswa mengatakan bahwa tidak ada kesulitan dalam pembelajaran hari tersebut. Namun dilihat dari hasil kuis yang sudah didapat siswa, nilai yang didapat masih kurang baik terlihat di gambar. Bisa dikatakan bahwa siswa belum sepenuhnya memperhatikan bagaimana cara mengerjakan soal persegi ajaib. Gambar 4.3 Kuesioner Siswa CDN tanggal 1 Agustus 2012 Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan CDN tanggal 1 Agustus 2012 Dalam kuesioner, siswa mengatakan bahwa tidak ada kesulitan dalam pembelajaran hari tersebut dan setelah dilihat, hasil kuis yang sudah didapat siswa sangat baik. Bisa dikatakan bahwa siswa sudah mengerti dengan materi yang diajarkan pada hari itu. - Pertemuan tanggal 2 Agustus 2012, materi kuis operasi bilangan bulat Gambar 4.5 Kuesioner Siswa AMO tanggal 2 Agustus 2012 Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan AMO tanggal 2 Agustus 2012 Dalam kuesioner, siswa mengatakan bahwa dia merasa kesulitan dalam pembagian bilangan bulat. Namun dilihat dari hasil kuis yang sudah didapat siswa, nilai yang didapat masih kurang baik dan kesalahan bukan hanya dari soal yang memuat pembagian bilangan bulat namun soal yang memuat pengurangan dan perkalian bilangan bulat juga mengalami kesalahan. Bisa dikatakan bahwa siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam mengoperasikan bilangan bulat. - Pertemuan tanggal 4 September 2012, materi operasi bilangan pecahan Gambar 4.7 Kuesioner Siswa DK tanggal 4 Agustus 2012 Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan DK tanggal 4 Agustus 2012 Dalam kuesioner, siswa mengatakan bahwa dia merasa kesulitan dalam pembagian dan pengurangan bilangan pecahan. Apa yang dipaparkan siswa dalam kuesioner benar terlihat dari hasil kuis yang diperolehnya. Soal mengenai pengurangan dan pembagian dalam kuis belum benar dan tidak diisi. Hal ini menandakan bahwa siswa belum memahami konsep pengurangan dan pembagian. Beberapa sampel diatas menandakan bahwa siswa mengalami hambatan. Hal itu tidak hanya terjadi pada sampel diatas saja, beberapa siswa juga ditemukan memiliki jawaban kuesioner yang sama dan hasil kuis yang kurang memuaskan. Bisa dikatakan bahwa ada kecenderungan siswa tidak bertanya saat pembelajaran bagian yang belum mereka mengerti sehingga masih menimbulkan salah dalam menjawab kuis yang diberikan oleh guru. b Hasil rekaman foto dan video menurut sisi peneliti Berikut beberapa data foto dalam course yang dilaksanakan di kelas VII Cerdas. Gambar 4.9 Pembelajaran Course pada tanggal 2 Agustus 2012 Gambar 4.10 Pembelajaran Course pada tanggal 29 Agustus 2012 Dari rekaman yang dimiliki oleh peneliti, baik itu rekaman foto maupun video, peneliti menyimpulkan mengenai beberapa siswa di dalam kelas tersebut yang tampak dalam pengamatan peneliti. - AMO, siswa ini adalah siswa yang sangat pemalu. Peneliti memperkirakan siswa ini adalah siswa yang minder dengan kemampuannya sendiri. Siswa ini sangat jarang diminta maju untuk mengerjakan soal di depan kelas karena selalu menolak dan takut salah dalam mengerjakan soal. - RR, siswa ini adalah siswa yang aktif di dalam kelas. ketika pembelajaran berlangsung terkadang siswa ini bisa sangat memperhatikan dan terkadang pula siswa ini jadi kurang memperhatikan. Oleh sebab itu, terkadang hasil kuis yang didapat siswa ini tinggi dan terkadang rendah. - F H, siswa ini bisa dikatakan siswa yang “ajaib” menurut gurunya. Peneliti juga memperhatikan sendiri sikap siswa ini dikelas. Perhatian siswa ini mengenai pembelajaran sangat kurang. - JCS, siswa ini masuk ke dalam kategori siswa yang pintar karena setiap pembelajaran berlangsung siswa ini selalu memperhatikan penjelasan guru dan bertanya apabila dia merasa kurang mengerti. Dari beberapa sampel siswa tersebut, tampak bahwa hambatan yang datang berasal dari diri siswa sendiri faktor intern. Maka dari itu perlu ada pembiasaan dari guru untuk mengubah sikap siswa di kelas saat pembelajaran. Tujuannya supaya siswa menjadi perhatian dengan materi yang sedang diajarkan. c Pengulasan Materi yang diajarkan Materi yang diajarkan dalam Bridging Course meliputi bilangan bulat, bilangan pecahan dan bangun datar. - Materi Bridging Course terdiri dari 30 soal pilihan ganda dengan pembagian 6 soal bilangan bulat, 8 soal bilangan pecahan, 10 soal bangun datar dan 5 soal himpunan. - Materi bangun datar tidak diajarkan kepada siswa kelas VII Cerdas. Pertimbangan mengapa materi bangun datar tidak diajarkan saat course kepada siswa kelas VII Cerdas karena :  Materi bilangan bulat dan bilangan pecahan sesuai dengan materi yang seharusnya diajarkan saat awal semester ganjil di kelas VII sehingga bisa diajarkan sekaligus di course.  Materi bangun datar diajarkan pada akhir semester genap kelas VII sehingga apabila diajarkan saat course akan diajarkan kembali di semester genap dan akan menghabiskan banyak waktu dan akan menyita waktu pembelajaran untuk materi yang lain. - Dalam soal Bridging Course terdapat 5 soal yang memuat materi soal himpunan. Materi himpunan, belum diajarkan di tingkat SD dan tidak masuk ke dalam kategori materi Bridging Course yang diberikan, yang sejatinya hanya 3 materi saja. Alasan peneliti memasukkan soal-soal himpunan ke dalam kategori materi bangun datar adalah karena ada soal yang memuat materi bangun datar. Namun setelah dilihat, dalam soal himpunan tersebut juga memuat materi bilangan bulat. materi himpunan sejatinya ada di akhir semester ganjil kelas VII. Oleh sebab itu, salah satu hambatan yang dialami siswa adalah materi yang belum diajarkan kepada siswa saat pembelajaran Course berlangsung sehingga banyak siswa mengalami banyak kesalahan dalam menjawab soal untuk materi bangun datar datar dalam post-test. Maka secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam mengikuti Bridging Course belum maksimal, hal-hal yang menyebabkan kurang maksimalnya program ini adalah : - Kekurangsiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Kekurangsiapan tersebut meliputi kekurangsiapan dalam hal mempelajari materi, nilai tugas yang cenderung naik turun dan kekonsistenan siswa di dalam kelas, artinya siswa cenderung bersikap aktif-pasif di dalam kelas. - Kesesuaian materi dan waktu pembelajaran. Dalam hal ini yang dimaksud adalah adanya materi yang dalam kalender akademik berada di luar semester tersebut sementara beberapa materi memang sesuai dengan kalender akademik yang bersangkutan. Hal ini menyebabkan adanya materi yang tidak diajarkan sementara 50 dari soal pre-test dan post-test adalah materi yang tidak diajarkan sehingga jelas mengakibatkan nilai yang didapat siswa menjadi rendah dan kurang maksimal.

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari banyak terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain :

Dokumen yang terkait

BAHAN AJAR BRIDGING COURSE MATEMATIKA SMP KELAS VIII

0 6 29

Meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode tutor sebaya pada siswa kelas VII Honest SMP Kanisius Pakem.

3 14 162

Konsep diri siswa SMP : studi deskriptif pada siswa kelas VII dan kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap pembuatan satuan pelayanan bimbingan.

0 0 112

Kebiasaan belajar siswa-siswi kelas VII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.

1 3 79

Pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan segitiga siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

0 1 142

Konsep diri siswa SMP studi deskriptif pada siswa kelas VII dan kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya terhadap pembuatan satuan pelayanan bimbingan

0 0 110

Pengaruh bridging course terhadap hasil belajar siswa kelas VII Cerdas SMP Kanisius Pakem Yogyakarta

12 59 262

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 SINGKAWANG

0 0 8

Upaya mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta pada pokok bahasan segitiga dengan memanfaatkan program geogebra dalam proses pembelajaran remedial - USD Repository

0 1 235

Pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan segitiga siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 - USD Repository

0 0 140