Analisis Data Secara Statistik

32 Tabel 3.4 Kriteria penerimaan uji disolusi Tahap Jumlah Yang Diuji Kriteria Penerimaan S1 6 Tiap Unit sediaan tidak kurang dari Q + 5 S2 6 Rata-rata dari 12 unit S 1 + S 2 adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang yang lebih kecil dari Q-15 S3 12 Rata-rata dari 24 unit adalah sama dengan atau lebih besar dari Q tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15 dan tidak 1 unit pun kurang dari Q-25 Ditjen POM, 1995

3.16 Analisis Data Secara Statistik

Kadar zat aktif sebenarnya yang terkandung dalam sampel dapat diketahui menggunakan uji distribusi t. Data diterima atau ditolak dihitung dengan menggunakan metode standar deviasi dengan rumus : Keterangan: SD = Standar deviasi X = Kadar sampel = Kadar rata-rata sampel N = Jumlah perlakuan Untuk menghitung t hitung digunakan rumus ; Dimana: x = kadar sampel = kadar rata-rata sampel SD = Standar deviasi N = jumlah perlakuan. Hasil pengujian atau nilai t hitung yang diperoleh ditinjau terhadap tabel distribusi t, apabila t hitung t tabel maka data tersebut diterima. 33 Menurut Sudjana 2002, untuk menentukan kadar suatu zat didalam sampel dengan tingkat kepercayaan 99, α = 0,01, dk = n-1, dapat digunakan rumus: Keterangan: µ = kadar zat aktif = kadar rata-rata sampel t = harga t tabel sesuai dk = n-1 α = tingkat kepercayaan SD = standar deviasi 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Isolasi Pati Singkong Manihot utilissima P.

Dari 5000 gram umbi singkong diperoleh pati sebanyak 465,6 gram. Sehingga rendemen pati singkong 9,31 dapat dilihat pada Lampiran 5 hal 60. Pati singkong yang diperoleh berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa. Butir pati singkong berbentuk agak bulat atau bersegi banyak, lamelanya tidak jelas dan hilus berada ditengah berupa titik Ditjen POM, 1979. Kadar abu total pati singkong alami sebesar 1,8264 dan susut pengeringan sebesar 1,664.

4.2 Pati Sitrat

4.2.1 Distribusi ukuran partikel

Ukuran partikel pati singkong alami dan pati sitrat diperoleh dari pengayakan dengan ayakan bertingkat yaitu mesh 40, 60 dan 100. Sehingga didapatkan masing-masing berat dari ukuran partikel mesh 40, 60 dan 100. Hasil data ukuran partikel dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data ukuran partikel pati singkong dan pati sitrat Ayakan Pati Singkong Pati Sitrat Mesh 40 74,4 38,06 Mesh 60 16,74 52,83 Mesh 100 8,86 9,11 Berdasarkan Tabel 3.1 dan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pati singkong lebih banyak melewati ayakan mesh 40 yaitu 74,4. Sedangkan distribusi ukuran partikel pati sitrat distribusi ukuran partikelnya terpusat pada ayakan mesh 60 sebanyak 52,83. Pati singkong menunjukkan distribusi ukuran partikel yang lebih sempit dibandingkan dengan pati sitrat.