36
4.2.3 Kelarutan
Uji kelarutan dilakukan untuk mengetahui kelarutan dari suatu zat terlarut dalam pelarutnya. Data hasil kelarutan pati sitrat dan pati singkong dapat dilihat
pada Tabel 4.2. Tabel 4.2
Data kelarutan pati singkong dan pati sitrat Pati
Pelarut Air
Alkohol Pati sitrat
Praktis tidak larut Praktis tidak larut
Pati singkong Praktis tidak larut
Praktis tidak larut Berdasarkan data dari Tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa pati
singkong dan pati sitrat praktis tidak larut dalam air atau alkohol. Kelarutan dapat dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi bahan-bahan dalam larutan dan komposisi
pelarutnya Vogel, 1979.
4.2.4 Bobot jenis
Berat seluruh pati sitrat 35 gram. Bobot jenis pati sitrat awal sebelum ditap adalah 0,833 gml, sedangkan bobot jenis akhir pati sitrat setelah ditap
adalah 0,931 gml.
Bobot jenis = 100
931 ,
831 ,
931 ,
x −
= 10,74 Berdasarkan perhitungan di atas didapat bahwa berat jenis pati sitrat
sebesar 10,74. Menurut Aulton 1988, pati yang memiliki nilai bobot jenis kurang dari 18 biasanya memberikan sifat alir yang baik.
37
4.2.5 Mikroskopik
Uji mikroskopik dilakukan untuk mengetahui bentuk hilus dan lamela amilum di bawah mikroskop perbesaran 10x40. Hasil Mikroskopik dapat dilihat
pada Gambar 4.2.
i ii Gambar 4.2
Mikroskopik pati: i pati singkong alami, ii pati sitrat
Pada uji mikroskopik, pati singkong memiliki bentuk bulat dan bersegi banyak, berbentuk topi baja, lamella tidak jelas dan memiliki hillus berupa titik
yang terletak ditengah Ditjen POM, 1979. Pati sitrat memiliki bentuk yang sama dengan amilum singkong, tidak memilki lamela dan letak hilus yang sama hanya
saja hilus amilum sitrat berbentuk seperti kristal.
4.2.6 Uji FTIR Fourier Transform Infrared Spectroscopy
Uji FTIR ini dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi dari suatu senyawa pada bilangan gelombang yang sudah ditentukan. Hasil uji Asam sitrat dengan
menggunakan FT-IR dapat dilihat pada Gambar 4.3.
38
Gambar 4.3
Spektrum inframerah asam sitrat Hasil uji pati singkong dengan menggunakan FT-IR dapat dilihat pada
Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Spektrum inframerah pati singkong
39 Hasil uji pati sitrat dengan menggunakan FT-IR dapat dilihat pada Gambar
4.5.
Gambar 4.5 Spektrum inframerah pati sitrat
Jika spektrum inframerah asam sitrat pada Gambar 4.3 dibandingkan dengan spektrum inframerah dari pati sitrat pada Gambar 4.5 diatas dapat dilihat
bahwa ada perbedaan pada bilangan gelombang 3244 cm
-1
menujukkan adanya gugus –OH karboksilat, pada bilangan gelombang 2978 – 2885 cm
-1
menunjukkan gugus –CH alifatis dan FTIR pati sitrat yang paling spesifik absorbsi inframerah
karbonil dari ester pada bilangan gelombang 1724 cm
-1
yaitu adanya gugus C=O. Menurut Pavia, dkk., 1979, gugus karbonil C=O berada pada bilangan
gelombang 1725 - 1700 cm
-1
. Dari hasil FTIR menunjukkan terjadinya reaksi antara asam sitrat dan pati singkong.
4.3 Hasil Uji Preformulasi Massa Granul