Metode Pembuatan Alat Bahan Pengambilan Sampel Pembuatan Pati Sitrat Pembuatan Tablet

20

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pembuatan

Metode yang digunakan adalah metode eksperimental meliputi isolasi pati singkong, pembuatan pati sitrat, karakteristik pati sitrat, uji preformulasi, pencetakan tablet dan evaluasi tablet.

3.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik, termometer, Stopwatch, mortir dan stamfer, ayakan mesh 12, mesh 14, mesh 40, mesh 60, mesh 100, lemari pengering, alat pencetak tablet Erweka, Hardness Tester Copley, Disintegration Tester Copley, Disolution Tester Veego, Friability Tester Copley, Spektrofotometer UV-Vis UV Mini 1240 Shimadzu, krus porselin, hot plate, alat-alat gelas dan alat laboratorium lainnya.

3.3 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah parasetamol Hengshuljiheng Pharmacy Co., Ltd., asam sitrat Merck, pati singkong, laktosa, magnesium stearat, talkum, akuades, natrium hidroksida Merck, kalium dihidrogenfosfat KH 2 PO 4 Merck.

3.4 Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah singkong yang diambil di Pasar Sore jalan jamin ginting Medan. 21

3.5 Pembuatan pereaksi

3.5.1 Pembuatan aqua bebas CO

2 Akuades yang telah dididihkan kuat-kuat selama beberapa menit. Selama pendinginan dan penyimpanan harus terlindung dari udara Ditjen POM, 1995.

3.5.2 Pembuatan larutan natrium hidroksida NaOH 10 M

Timbang 4 gram NaOH BM = 40, dimasukkan kedalam air bebas karbondioksida secukupnya hingga 50 ml.

3.5.3 Pembuatan larutan natrium hidroksida NaOH 0,2 N

Dilarutkan 8 gram NaOH dalam air bebas karbondioksida secukupnya hingga 1000 ml Ditjen POM, 1995.

3.5.4 Pembuatan larutan kalium dihidrogenfosfat KH

2 PO 4 0,2 M Dilarutkan sejumlah kalium dihidrogenfosfat dalam air bebas karbondioksida secukupnya hingga tiap 1000 ml mengandung 27,218 g KH 2 PO 4 Ditjen POM, 1979.

3.5.5 Pembuatan dapar fosfat pH 5.8

Dicampurkan 250 ml larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2 M dengan 18 ml natrium hidroksida 0,2 N dan diencerkan dengan air bebas karbondioksida secukupnya hingga 1000 ml.

3.6 Pembuatan Pati Singkong

3.6.1 Prosedur isolasi pati singkong

Pembuatan pati singkong dengan cara umbi singkong dikupas, dicuci bersih, ditimbang dan diparut menggunakan parutan Stainless steel. Hasil parutan singkong ditambahkan air suling sampai menjadi seperti bubur. Lalu diperas dengan menggunakan kain blacu berwarna putih dan bersih. Filtrat direndam lebih 22 kurang selama 24 jam, lalu cairan atas dibuang dan dilakukan pencucian dengan cara menambahkan air suling secara berulang-ulang sampai diperoleh pati yang putih. Pati dikeringkan dibawah sinar matahari. Massa lembab dikeringkan di lemari pengering pada suhu 40-42 o selama lebih kurang 24 jam.

3.7 Evaluasi Terhadap Pati Singkong Hasil Isolasi

3.7.1 Penetapan kadar abu

Caranya: Lebih kurang 2 g sampai 3 g zat yang telah digerus dan ditimbang saksama, masukkan ke dalam krus porselin yang telah dipijarkan dan ditara, kemudian diratakan. Pijarkan dengan menggunakan tanur hingga arang habis, dinginkan, timbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Ditjen POM, 1979.

3.7.2 Penetapan susut pengeringan

Caranya: Timbang seksama 1 g sampai 2 g zat dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105 o C selama 30 menit dan telah ditara. Ratakan zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 mm sampai 10 mm, masukkan ke dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu penetapan hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam eksikator hingga suhu kamar Ditjen POM, 1979.

3.8 Pembuatan Pati Sitrat

Pembuatan pati sitrat dilakukan dengan metode Klaushfer, asam sitrat 40 g dilarutkan dalam air 40 ml air suling, larutan asam sitrat ditetesi sedikit demi sedikit dengan NaOH 10 M sehingga pH menjadi 3,5 dan volume akhir larutan 23 dibuat hingga 100 ml dengan menambahkan air suling. Larutan asam sitrat dicampur dengan 100 gram tepung singkong dalam beaker. Campuran tersebut dipindahkan ke nampan stainless steel dan didiamkan selama 16 jam pada suhu 28 o C, campuran tersebut dimasukkan dalam oven pada suhu 60 o C selama 6 jam. Campuran tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 130 o C selama 2 jam. Campuran kering tersebut dicuci berulang-ulang untuk menghilangkan asam sitrat yang tidak bereaksi. Pati sitrat dikeringkan pada suhu 50 o C untuk menghilangkan air atau kelembapan.

3.9 Pemeriksaan Karakteristik Pati Sitrat

3.9.1 Distribusi ukuran partikel

Distribusi ukuran partikel dari pati sitrat dapat ditentukan dengan pengayakan. Dengan menggunakan ayakan mesh 40, 60 dan 100.

3.9.2 Daya pengembangan swelling test

Pati sitrat sebanyak 200 mg dimasukkan masing-masing ke dalam tabung reaksi berskala yang masing-masing berisi 10 ml aquadest dan parafin cair. Campuran tersebut didiamkan selama 12 jam. Volume sedimen dalam tabung reaksi tersebut dicatat. Indeks swelling dapat dihitung sebagai berikut:

3.9.3 Kelarutan

Kelarutan pati sitrat diukur di dalam air dan pelarut organik seperti alkohol. Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan dengan istilah berikut: 24 Tabel 3.1 Istilah kelarutan No Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan 1. Sangat mudah larut Kurang dari 1 2. Mudah larut 1-10 3. Larut 10-30 4. Agak sukar larut 30-100 5. Sukar larut 100-1000 6. Sangat sukar larut 1000-10000 7. Praktis tidak larut Lebih dari 10000 Uji kelarutan dilakukan dengan cara melarutkan 1 gram pati singkong atau pati sitrat dalam sejumlah air tertentu Anief, 2007.

3.9.4 Bobot jenis

Pati sitrat dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 ml lalu dilihat volume awal. Lalu gelas ukur di tap sebanyak 15 kali setelah itu dilihat volumenya. Kemudian pati sitrat ditimbang. Lalu berat jenis dihitung dengan rumus: Bobot jenis = 100 2 1 2 x BJ BJ BJ − Keterangan: BJ = Berat Jenis

3.9.5 Uji mikroskopik

Pati diletakkan di atas object glass lalu ditambahkan 2 tetes akuades. Lalu diamati bentuk hillus, lamela dari pati singkong di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.

3.9.6 Uji FTIR Fourier Transform Infrared Spectroscopy

Spektrofotometer inframerah digunakan untuk mengkarakteristik interaksi yang mungkin antara obat dan operator dalam keadaan padat. Teknik pelet KBr digunakan untuk menyiapkan sampel. Spektrum tercatat di wilayah spektral dari 4000 sampai 400 cm -1 sebagai berikut: 25 Tabel 3.2 Penafsiran spektrum inframerah No Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi 1. 3600-2400 cm -1 COOH 2. 3500-3200 cm -1 OH 3. 3500-3100 cm -1 NH 2 4 3150-3050 cm -1 =C-H 6 2950-2875 cm -1 −CH Alifatis 7. 2750 cm -1 O=C −H 8. 2250-2100 cm -1 C ≡C 9 2250 cm -1 C ≡N 10. 1900-1650 cm -1 C=O 11. 1600-1500 cm -1 C=C 12. 1550-1350 cm -1 N=O 13. 1450 cm -1 CH 2 14. 1375 cm -1 CH 3 15. 1350 −1050 cm -1 S=O 16. 1300 −1000 cm -1 C −O Khopkar, 2008

3.10 Pembuatan Tablet

Sediaan tablet parasetamol dibuat menggunakan pati sitrat sebagai desintegran dengan berbagai konsentrasi 4, 5, 6 dan sebagai pembanding digunakan pati singkong dengan konsentrasi yang sama dan bobot tablet 450 mg dengan dosis parasetamol 325 mg tiap tabletnya seperti yang tertera pada tabel 2.3 Formula: R Parasetamol 325 mg Mucilago amily 10 30 Mg stearat 1 Talkum 1 Pati Sitrat bervariasi Pati singkong bervariasi Laktosa q.s m.f. tab. dtd. No C 26 Tabel 3.3 Formula tablet parasetamol Komposisi Formulasi g F1 F2 F3 F4 F5 F6 Parasetamol 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5 Pati Sitrat 1,8 2,25 2,7 Pati Singkong 1,8 2,25 2,7 Mucilago amyli 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 Laktosa 8,41 8 7,55 8,41 8 7,55 Mg stearat 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 Talkum 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 Jumlah 45 45 45 45 45 45 Keterangan: F1 : Formula tablet dengan konsentarsi pati sitrat 4 F2 : Formula tablet dengan konsentrasi pati sitrat 5 F3 : Formula tablet dengan konsentrasi pati sitrat 6 F4 : Formula tablet dengan konsentarsi pati singkong 4 F5 : Formula tablet dengan konsentarsi pati singkong 5 F6 : Formula tablet dengan konsentrasi pati singkong 6 Tablet dibuat dengan metode granulasi basah, dimana zat aktif Parasetamol dan laktosa dicampur. Tambahkan mucilago amily sedikit demi sedikit sampai habis. Massa lembab dilewatkan ke ayakan mesh 12 untuk membentuk granul. Granul yang terbentuk dikeringkan pada temperatur 60º C selama 2 jam. Granul kering kemudian dilewatkan pada ayakan mesh 14 lalu dicampur dengan pati sitrat sebagai pengembang luar, magnesium stearat dan talkum, lalu diaduk sampai homogen.

3.11 Uji Preformulasi