Posisi Tangan Posisi Mulut

94 saga pada posisi duduk dapat membantu durasi pemain saga-saga lebih lama. Dahulunya sebelum saga-saga banyak digunakan pada seni pertunjukan, saga-saga digunakan pada waktu luang dan martandang pada posisi duduk.

4.2.1.1.1.2 Posisi Berdiri

Dalam posisi berdiri untuk permainan saga-saga digunakan dan dilakukan pada saat pertunjukan misalnya pada festival Danau Toba yang ke empat yang diadakan lomba permainan saga-saga, dan dalam acara seni pertunjukan lainnya posisi berdiri sering digunakan.

4.2.1.1.2 Posisi Tangan

Tangan kanan menggengam bambu genggaman dengan posisi jempol pada lubang jari yang terdapat pada bambu genggaman, kemudian tangan kiri menggenggam kain yang sudah terpasang dengan badan saga-sagaa melalui lubang kain. Tangan kiri yang menggenggam kain mendekati bibir kiri si pemain saga-saga, dikarenakan saga-saga diletakkan dengan bibir si pemain. Universitas Sumatera Utara 95 Gambar 46 : Bapak Mangsi Simalango sedang memainkan saga-saga Dokumentasi Denata Rajagukguk, 2015

4.2.1.1.3 Posisi Mulut

Posisi mulut pada saat memainkan saga-saga sangatlah menentukan hasil karakter bunyi, mulut sedikit terbuka untuk ruang meletakkan saga-saga, saga- saga diletakan diantara bibir mulut si pemain. Kemudian mulut menghisap dan menghembuskan udara jika saga-saga sudah ditarik atau dimainkan Gambar 47 : Bapak Guntur Sitohang sedang memainkan saga-saga Dokumentasi Denata Rajagukguk, 2014 Universitas Sumatera Utara 96

4.3 Karakteristik Bunyi

Dikarenakan bentuknya yang berupa bilahan pelepah aren membentuk sebuah lidah, yang bunyinya menyerupai suara kodok dan terdengar hentakan keras berasal dari bambu genggaman jika dimainkan, dari hasil bunyi yang dihasilkan saga-saga, terdengar seperti suara angin menderu-deru serta diiringi bunyi menghentak-hentak berirama teratur. Suara deru angin itu muncul dari udara yang terdapat pada rongga mulut si pemain sedangkan bunyi menghentak- hentak dari tarikan tangan kanan. Perubahan karakter bunyi saga-saga dilakukan dengan mengolah posisi atau merubah rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.

4.4 Perawatan

Supaya saga-saga dapat bertahan lama dan awet, diperlukan proses perawatan yang baik terhadap instrument ini, dari hasil wawancara dengan Bapak Simalango, bahwa perawatan saga-saga yang baik adalah dengan menyimpan pada tempat yang tidak lembab dan terbuka, dan menjemur saga-saga. Tempat penyimpanan yang aman menjadi pilihan untuk menjaga agar ssaga-saga tidak patah, mengoleskan minyak dari lemak ayam juga dapat membantu awet nya saga-saga dan tidak direkomendasikan menyimpan saga-saga dalam kurun waktu yang relatif lama, sekali-sekali memainkan saga-saga juga termasuk dalam cara merawat. Universitas Sumatera Utara