9 yang dihasilkan. Saga-saga memiliki suara yang khas, dengan hentakan berirama
yang membuat kita mudah mengetahui bahwa suara yang dihasilkan berasal dari saga-saga.
Dari konsep-konsep yang telah penulis sebutkan, dapat disimpulkan bahwa kajian organologis saga-saga Batak Toba buatan bapak Guntur Sitohang di
Desa Turpuk Limbong, Kecamatan Harian Boho, Kabupaten Samosir, adalah penelitian secara mendalam mengenai sejarah dan deskripsi instrument, juga
mengenai teknik-teknik pembuatan, cara memainkan, dan fungsi dari instrument saga-saga buatan bapak Guntur Sitohang tersebut.
1.4.2 Teori
Etnomusikologi bukan hanya studi musik dari aspek oralnya, akan tetapi juga dari aspek sosial, kultural, psikologi, dan estetika. Ada setidaknnya enam
wilayah penyelidikan yang menjadi perhatian dan salah satunya adalah mengenai budaya material musik. Penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh
Khasima Shusumu yaitu Measuring and Ilustrating Musical Instrument Pendekatan yang mendasar untuk membahas mengenai budaya material
instrument musik yaitu pendekatan secara struktural serta fungsional dalam laporan Asia Performing Traditional Art AFTA, 1978:174.
Struktural berkaitan dengan pengamatan observasi, pengukuran, perekaman atau pencatatan bentuk, ukuran besar kecil konstruksi, serta bahan-
bahan yang dipakai untuk pembuatan alat musik tersebut. Fungsional
Universitas Sumatera Utara
10 memperhatikan fungsi dari alat-alat atau kompenen yang memproduksi
menghasilkan suara antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya
suara bunyi, nada, warna nada, serta kualitas suara yang dihasilkan. Dalam tulisan ini mengenai proses dan teknik pembuatan saga-saga akan memakai pendekatan
secara struktural serta fungsional. Untuk membahas teknik permainan saga-saga Batak Toba penulis
menggunakan pendekatan yang dikemukakan oleh Nettl 1963:98 “Kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan musik dari apa yang kita dengar, dan kita
dapat menuliskan musik tersebut di atas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat”.
Menurut teori yang dikemukakan oleh Curt Sach dan Hornbostel 1961 sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama
bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu: idiophone penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri, aerophone,
penggetar utama bunyinya adalah udara, membranophone, penggetar utama bunyiyna adalah kulit atau membran, kordophone, penggetar utama bunyinnya
adalah senar atau dawai. Mengacu pada teori tersebut, maka saga-saga Batak Toba termasuk
kedalam kelompok idiophone, sumber bunyinya berasal dari getaran lidah yang terbentuk dari badannya sendiri dan rongga mulut yang berperan sebagai
resonator.
Universitas Sumatera Utara
11 Dalam mengkaji fungsi saga-saga pada masyarakat Batak Toba maka
penulis juga melakukan pendekatan dengan sepuluh fungsi musik yang dikemukakan oleh Alan P. Merriam 1964:219-226 yaitu:
1. Fungsi Pengungkapan Emosional
2. Fungsi Pengungkapan Estetika
3. Fungsi Hiburan
4. Fungsi Komunikasi
5. Fungsi Perlambangan
6. Fungsi Reaksi Jasmani
7. Fungsi yang berkaitan dengan Norma Sosial
8. Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial
9. Fungsi Kesinambungan Kebudayaan
10. Fungsi Pengintegrasian Masyarakat
1.5 Metode Penelitian