Penggunaan Saga-saga Klasifikasi Saga-saga

50 Andor kasile andor kaso, manongon surat to ho Oh ito na dijolo

3.2.4 Fungsi Hiburan

Menurut bapak Guntur Sitohang sebagai informan pangkal penulis bahwa saga-saga juga digunakan sebagai hiburan pribadi selain sebagai media komunikasi. Berbeda dengan alat musik yang terdapat pada gondang sabangunan atau uning-uningan, memiliki fungsi sebagai hiburan yang dapat dinikmati orang banyak misalnya dalam pertunjukan opera batak. Saga-saga dimainkan untuk menghibur diri sendiri bagi yang memainkan dan biasanya dimainkan pada waktu luang untuk mengisi kekosongan.

3.3 Penggunaan Saga-saga

Saga-saga merupakan instrument tunggal dan pada penyajiannya saga-saga tidak dimainkan dengan instrument lainnya. Instrument ini dahulu biasa dimainkan pada saat ingin martandang, selain itu saga-saga biasa dimainkan selepas pulang dari ladang untuk mengisi waktu luang atau sekedar menghibur diri sendiri bagi yang memainkan. Tidak ada syarat bahwa wanita tidak boleh memainkan saga-saga. Dilihat dari segi fungsi maka penggunaan saga-saga dapat sebagai media komunikasi atau interaksi antara pria dan wanita, dan sebagai pengungkapan emosional seseorang serta hiburan pribadi.

3.4 Klasifikasi Saga-saga

Universitas Sumatera Utara 51 Sistem penggolongan alat musik Sahcs dan Hornbostel berdasarkan pada sumber penggetar utama dari bunyi yang dihasilkan oleh sebuah alat musik. Selanjutnya Sahcs-Hornbostel menggolongkan berbagai alat musik atas empat golongan besar, berikut teori yang diukemukakan oleh Curt sachs dan Erich Von Hornbostel : ”Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu: Idiofon, penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri, Aerofon, penggetar utama bunyinya adalah udara, Membranofon, penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran, Kordofon, penggetar utama bunyinya adalah senar atau dawai. Dari sistem pengelompokan yang mereka lakukan, selanjutnya Sahcs- Hornbostel menggolongkan lagi alat musik kordofon menjadi lebih terperinci berdasarkan karakteristik bentuknya yakni: 1 Jenis Busur; 2 Jenis Lira; 3 Jenis Harpa; 4 Jenis Lute; 5 Jenis Siter. Berdasarkan jenis karakteristik yang terdapat pada saga-saga Batak Toba dapat digolongkan kedalam jenis Idiophone dan Aerophone. Jenis aerophone adalah alat musik yang memiliki prinsip kerja hembusan udara, sementara jenis idiophone adalah ragam alat musik yang badannya sendiri merupakan sumber bunyinya. Saga-saga termasuk ke dalam jenis ideophone karena saga-saga dapat berbunyi ketika lidah yang termasuk bagian badan bergetar. Masuk ke dalam jenis aerophone karena saga-saga berbunyi menggunakan mulut sebagai resonator yang Universitas Sumatera Utara 52 menghembuskan nafas sehingga pengaturan suara bisa dikendalikan lewat hembusan nafas. Prinsip pemikiran ini juga termuat dalam www.danmoi.com. “it is difficult to place the jew’s harp in the system of musical instruments. On the other hand it is classified as plucked idiophone, together with the musical clocks : the plucked part of the instrument sounds it self. On the other hand, the jew’s harp belongs to the aerophones.” Sebagai idiophone, mengacu pada teori Curt Sach dan Hornbostel dalam tulisannya, saga-saga termasuk ke dalam jew’s harp yang diklasifikasi ke dalam plucked idiophone. Dalam plucked idiophone, terdapat kategori yang disebut lamellaphone, yang menggunakan lamella elastik dalam bentuk frame sebagai sumber bunyinya. Klasifikasi lainnya dicetuskan oleh David Reck yaitu sebagai linguaphone karena saga-saga menggunakan rongga mulut dan lidah sebagai sarana bunyinya.

3.5 Konstruksi Bagian-bagian Saga-saga