3.3.1. Konsep Dasar Analytic Network Process ANP
Metode Analytic Network Pocess ANP merupakan pengembangan metode Analytic Network Pocess AHP. Perbedaan ANP dengan AHP adalah
dengan ANP kita tidak hanya meninjau kepentingan kriteria yang menentukan kepentingan alternatif seperti yang ada di dalam AHP, tetapi tapi juga melihat
pengaruh kepentingan alternatif terhadap kepentingan kriteria. Dengan kata lain, ANP menghasilkankan model yang lebih general dalam pengambilan keputusan
tanpa membuat asumsi tentang independency dari unsur-unsur dengan tingkat yang lebih tinggi dan unsur-unsur yang tingkat yang lebih rendah dan juga dari
unsur-unsur di dalam suatu tingkatan Metode ANP mampu memeperbaiki kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar stratagi
objektif. Keterkaitan metode ANP ada dua jenis yaitu keterkaitan dalam satu set strategi objektif dan keterkaitan antar strategi objektif yang berbeda. Adanya
keterkaitan ini menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding dengan AHP Jika asumsikan suatu sistem memiliki N perspektif dimana faktor-faktor
daam tiap perpektif salng berinteraksi atau memiliki pengaruh tehadap beberapa atau seluruh perspektif yang ada. Jika perspektif dinotasikan dengan Ch dimana h
= 1,2,…N, dengan faktor sebanyak nh yang dinotasikan dengan e
hi
, e
h2
….e
hnh
. pengaruh dari setiap faktor dalam satu perspektif pada faktor yang lain dalam
suatau sistem dapat dipersentasikan melalui vektor prioritas berskala rasio yang diambil dari perbandingan berpasangan.
Analytic Network Process atau ANP adalah teori umum pengukuran relatif yang digunakan untuk menurunkan rasio prioritas komposit dari skala rasio
Universitas Sumatera Utara
individu yang mencerminkan pengukuran relatif dari pengaruh elemen-elemen yang saling berinteraksi berkenaan dengan kriteria kontrol . Berikut ini adalah
langkah-langkah pembuatan ANP menurut Saaty: 1.
Konstruksi model dan strukturisasi masalah Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi alternatif yang akan
menjadi paling signifikan dalam pengambilan keputusan. 2.
Matriks perbandingan berpasangan yang menunjukkan keterkaitan Matriks perbandingan berpasangan ini dibutuhkan untuk menghitung
dampaknya pada alternatif-alternatif yang saling dibandingkan dengan skala rasio pengukuran yang dikembangkan oleh Saaty.
3. Perhitungan rasio konsistensi
Tingkat ketidak konsistenan pada respon di sebut dengan rasio ketidak konsistenan CI yang perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi penyimpangan secara matriks tidak konsisten sempurna, karena ketidak konsistenan dalam preferensi
seseorang. indikator terhadap konsistensi diukur melalui Consisteny index CI yang dirumuskan :
CI = Zmaks – nn-1 Dengan : Zmaks = eigen maksimum
N = ukuran matriks Nilai CI tidak akan berarti bila tidak terdapat patokan untuk menyatakan
apakah CI menujukan suatu matriks yang konsisten. Saaty memberikan
Universitas Sumatera Utara
patokan dengan melakukan perbandingan random atas 500 sampel. Dari matriks random tersebut didapat juga nilai indeks konsistensi yang disebut
dengan indeks random random indeks, RI. Dengan membandingkan CI dengan CR didapat patokan untuk menentukan tingkat konsistensi suatu
matriks yang disebut dengan Consistency Ratio CR yang dirumuskan: CR =
Indeks y
Consistenc Random
CI
Suatu tingkat konsistensi yang tertentu memang diperlukan dalam penentuan prioritas untuk mendapatkan hasil yang sah. Nilai CR
semestinya tak lebih dari 10. Jika tidak, penilaian yang telah dibuat mungkin telah dilakukan secara random dan perlu direvisi. Tabel random
indeks dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4 Random Indeks RI
N 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 RI
0,0 0,0
0.58 0,90
1,12 1,24
1,32 1,41
1,45 1,49
RI merupakan indeks konsistensi matriks random dengan skala penilaian 1 sampai 9 dengan beserta entri-entri kebalikanya. Perlu
diperhatikan bahwa matriks berorde 1 dan 2 sudah konsisten sehingga rumus C1 dan CR tidak berlaku.
4. Pembentukan super matriks dan analisis
Super matriks berisikan submatriks yang terdiri atas hubungan-hubungan antara dua tingkat pada model grafis.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Pembobotan Dengan ANP