menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang penyedia layanan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia.
Hasil uji multivariat variabel persepsi tentang penyedia layanan berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia dengan probabilitas p=0,0020,05.
nilai ExpB= 16,570; CI For Exp B 2,769-99,166. Hal ini berarti responden yang memiliki persepsi tentang penyedia layanan kategori baik mempunyai peluang 16,570
kali memanfaatkan Posyandu Lansia dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi tentang penyedia layanan kategori tidak baik.
a. Persepsi tentang Pelayanan yang di Berikan
Sebagian besar pelayanan Posyandu Lansia dilakukan pada Poskesdes. Diperoleh data bahwa lima dari tujuh posyandu berada di Poskesdes, selebihnya
dilaksanakan di Meunasah Gampong dan Balai Desa. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan pengertian posyandu dimana posyandu merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat guna memberdayakan masyarakat
dengan menitikberatkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Bila pelayanan di lakukan di poskesdes maka dikhawatirkan upaya pelayanan
yang dilakukan dapat bergeser lebih kepada upaya kuratif karena dari penelitian yang telah dilaksanakan rata-rata Lansia yang berkunjung ke poskesdes lebih banyak yang
meminta pengobatan dan mengeluh sakit. Hasil wawancara dengan responden dan observasi lapangan oleh peneliti
sendiri diketahui sebagian besar responden menyatakan jenis pelayanan Posyandu
Universitas Sumatera Utara
Lansia belum memadai dan belum sesuai dengan harapan lansia hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden yang menyatakan bahwa : 1 kader dan petugas kesehatan
di Posyandu Lansia tidak terampil dalam melayani pasien. Hal ini dikarenakan oleh pembagian tugas tidak dilakukan dengan benar maka pelayanan yang diberikan tidak
dilakukan secara sistematis dan pasienpun berebut untuk diperiksa sehingga bidan atau petugas kesehatan yang ada menjadi terburu-buru dalam memberikan pelayanan,
kemudian tidak semua kader telah memperoleh pembinaan, pelatihan dan pengembangan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam memberikan pelayanan 2 kehadiran kader dan petugas kesehatan di Posyandu Lansia tidak tepat waktu dalam melayani pasien. Hal ini dikarenakan oleh jadwal
keberangkatan petugas kesehatan dari puskesmas ke posyandu Lansia tidak selalu sama karena terkadang ada petugas contohnya seperti supir pusling yang terlambat
datang sehingga harus ditunggu, setelah smua peralatan dan petugas posyandu tiba barulah berangkat ke posyandu lansia yang dituju. 3 kader dan petugas kesehatan di
Posyandu tidak mempunyai rasa keperdulianperhatian dalam melayani pasien. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya jumlah lansia dan sistem kerja yang tidak sistematis
sehingga Lansia yang hadir lebih awal kemungkinan belum memperoleh pelayanan sedangkan Lansia yang baru datang telah mendapat makanan tambahan dan diperiksa
oleh petugas. Keadaan ini sebetulnya dapat dihindari dengan cara menerapkan sistem 3 meja secara benar sehingga pelayanan yang diberikan dapat dilakukan secara adil
dan merata. 4 Jadwal pelayanan belum sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh lansia. Hal ini dapat dikarenakan sebagian besar Lansia yang berada dikecamatan
Blangjerango masih suka bekebun dan melakukan aktifitas sehari-hari seperti
Universitas Sumatera Utara
membersihkan rumah, memcuci, memasak dan lain-lain, sehingga agak sulit untuk datang pagi hari keposyandu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Aswan 2006 di Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah, mengungkapkan bahwa
persepsi Lansia tentang posyandu Lansia meliputi harapan terhadap pemeriksaan dan pengobatan yang lebih lengkap mempunyai hubungan yang signifikan dengan
pemanfaatan posyandu Lansia. Demikian juga dengan hasil penelitian Henniwati 2008 di Puskesmas Kabupaten Aceh Timur menyimpulkan bahwa salah satu faktor
yang memengaruhi pengambilan keputusan Lansia untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah kualitas pelayanan.
b. Faktor Petugas yang Memberikan Pelayanan