c. Fasilitas atau Peralatan yang Tersedia di Posyandu Lansia
Hasil observasi pada posyandu lansia diketahui bahwa fasilitas yang ada di posyandu lansia sudah lengkap sesuai dengan standar peralatan posyandu lansia
Depkes RI, 2005. Meskipun fasilitas atau peralatan yang tersedia di posyandu lansia Sudah sesuai standar, namun lansia merasakan belum memenuhi kebutuhnnya
Fasilitas Posyandu turut berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Budioro 2002, mengungkapkan bahwa
pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung berupaya untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau dituntut
oleh masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatannya. Berdasarkan pengamatan penulis, fasilitas kesehatan sarana dan prasarana
yang tersedia pada posyandu Lansia belum sesuai dengan kebutuhan kesehatan Lansia yang mengalami proses degeneratif. Menurut Azwar 1996, tuntutan
kesehatan berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, dengan demikian perkembangan teknologi harus selalu diperhatikan agar kegiatan pelayanan
kesehatan dapat memberikan pelayanan bermutu terhadap konsumen. Jarak Posyandu Lansia yang harus dijangkau menurut responden juga masih
menjadi masalah. Berdasarkan hasil wawancara responden menyatakan bahwa jarak posyandu yang jauh membuat responden merasa kurang nyaman untuk menjangkau
tempat pelayanan. Berdasarkan hasil observasi di ketahui bahwa rata-rata jarak tempuh terjauh dari rumah lansia ke posyandu adalah 1.5 km bahkan di desa Peparik
Gaib jarak terjauh yang harus ditempuh lansia berjarak hampir 3 km jauhnya.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar Lansia di Blangjerango tidak mahir menggunakan kendaraan dan angkutan umum jg tidak selalu ada jadi apabila keluarga Lansia tidak dapattidak
bersedia mengantarkan lansia ke posyandu maka lansia harus berjalan kaki menuju posyandu hal ini tentu saja dapat menimbulkan kelelahan atau kecelakaan fisik akibat
penurunan daya tahan tubuhkekuatan fisik, sehingga Lansia menjadi kurang termotivasi dan menjadi malas untuk mengikuti posyandu Lansia.
Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Erfandi 2008, bahwa kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan dan
kenyamanan bagi Lansia. Demikian juga hasil penelitian Rivai 2005 di Puskesmas Binjai, mengungkapkan bahwa persepsi masyarakat tentang lokasi posyandu
berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hal ini didukung hasil penelitian Adri 2008 di provinsi NAD, bahwa variabel jarak tempuh, variabel waktu
tempuh dan variabel sarana transportasi dari tempat tinggal responden ke pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Menurut Notoatmojo 2005, jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan
mendukung Lansia dalam mengakses pelayanan kesehatan. Hasil pengkajian WHO di negara-negara berkembang menyatakan bahwa meskipun kesadaran dan pengetahuan
masyarakat sudah tinggi, apabila tidak didukung oleh keterjangkauan sarana kesehatan maka akan sulit untuk mewujudkan perilaku sehat tersebut.
Kotler 2000, menyatakan perilaku pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan dapat dijadikan kiat dasar untuk menghubungkan kualitas pelayanan dan
Universitas Sumatera Utara
minat. Perilaku konsumen untuk menggunakan pelayanan yang sama apabila mereka merasa terpenuhi keinginannya dengan pelayanan yang mereka terima. Pembeli atau
pengguna yang merasa terpenuhi keinginannya akan kualitas jasa yang mereka terima akan membeli atau menggunakan ulang produk atau jasa itu kembali. Minat perilaku
konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa dari pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh pengalaman terhadap pelayanan yang diberikan sebelumnya.
5.4 Pemanfatan Posyandu Lansia