5.2.3 Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Posyandu Lansia berdasarkan jumlah anggota keluarga sebagian besar 2 orang, yaitu sebanyak 85
orang 55,2. Berdasarkan uji bivariat menggunakan Chi-square diperoleh nilai
X
2
Hasil uji multivariat variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia dengan probabilitas p=0,0140,05. nilai
ExpB= 8,493; CI For Exp B 1,533-47,053. Hal ini berarti responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 2 orang mempunyai peluang 8,493 kali
memanfaatkan Posyandu Lansia dibandingkan dengan responden yang memiliki jumlah anggota keluarga
≤ 2 orang. =37.395; p=0,000, dimana dari 85 responden yang tinggal bersama anggota
keluarga yang berjumlah 2 orang, 58 orang 68.2 diantaranya lebih rutin memanfaatkan posyandu Lansia di Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues.
Data ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara jumlah anggota keluarga dengan pemanfaatan Posyandu Lansia. Dengan kata lain Lansia yang memiliki
anggota keluarga 2 orang memiliki dukungan dan motivasi yang lebih baik dari pada Lansia yang memiliki anggota keluarga
≤ 2 orang.
Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Donabedian dalam Dever 1984, faktor sosiodemografis jumlah keluarga, memengaruhi seseorang
dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahono 2010, mengungkapkan bahwa faktor dukungan sosial, yaitu melalui dukungan keluarga
berpengaruh signifikan terhadap pemanfatan posyandu lansia di Desa Gantungan Makamhaji Sukoharjo. Demikian juga dengan pendapat Ganster dalam
Cahyaningtyas 2002 mengemukakan bahwa dukungan sosial didefinisikan sebagai tersedianya hubungan yang bersifat menolong dan mempunyai nilai khusus bagi
individu yang menerimanya
5.2.4 Pengaruh Penghasilan Keluarga terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia
Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab I pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 enam puluh
tahun ke atas, dan tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidup sehari- hari dan menerima nafkah dari orang lain Depkes RI, 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Posyandu Lansia berdasarkan penghasilan keluarga lebih banyak terdapat pada penghasilan keluarga
≤ UMP Aceh Rp.1.020.000, yaitu sebanyak 97 orang 63,0. Berdasarkan uji bivariat menggunakan Chi-square diperoleh nilai
X
2
=35.200; p=0,0000,05, menunjukkan ada hubungan signifikan antara penghasilan keluarga dengan
pemanfaatan Posyandu Lansia. Dimana dari 97 responden yang memiliki penghasilan keluarga
≤ UMP Aceh Rp.1.020.000 70 orang 72.2 diantaranya tidak rutin memanfaatkan posyandu Lansia di Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues.
Data ini menunjukkan kelompok dengan golongan berpendapatan rendah mempunyai posisi tawar yang lemah dalam menentukan pilihan tempat untuk mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kesehatan, apabila responden menganggap pelayanan yang diberikan tidak berkualitas maka responden tidak akan mempunyai pilihan lain untuk berpindah ke
tempat lain yang lebih baik. Hasil uji multivariat variabel penghasilan keluarga berpengaruh namun tidak
signifikan terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia dengan probabilitas p=0,2740,05. Hal ini berarti penghasilan keluarga Lansia lebih kecil atau lebih besar dari UMP
Aceh berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan Posyandu Lansia, namun tidak signifikan. Salah satu penyebab variabel penghasilan keluarga
berpengaruh tidak signifikan, dapat dikarenakan pasien berobat di Posyandu Lansia disubsidi oleh pemerintah.
Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan sebagian besar responden yang tidak memanfaatkan pelayanan Posyandu Lansia adalah responden dengan tingkat
pendapatan keluarga UMP Aceh Rp.1.020.000 memberikan gambaran bahwa keluarga responden mengutamakan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga lebih
dahulu. Memberi dukungan kepada keluarga Lansia dalam memanfaatkan Posyandu
tidak terlepas dari kebutuhan biaya, seperti biaya transportasi, dan biaya keluarga mendampingi pasien, secara relatif hal ini dapat memengaruhi pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Menurut Donabedian dalam Dever 1984, status sosial ekonomi penghasilan memengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
5.2.5 Pengaruh Faktor Sosiopsikologis terhadap Pemanfaatan Posyandu