Pengaruh Umur terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Pengaruh Pendidikan terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia

5.2.1 Pengaruh Umur terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia

Hasil uji statistik bivariat menggunakan chi-square diketahui bahwa Lansia yang paling banyak rutin memanfaatkan Posyandu Lansia terdapat pada kelompok umur 70 tahun dengan nilai x 2 Hasil uji statistik multivariat dengan regresi logistik berganda variabel umur berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia dengan probabilitas p=0,0450,05. nilai ExpB= 12.649; CI For Exp B 1.032-20.430. Hal ini berarti responden yang berumur 70 tahun mempunyai peluang 4,592 kali memanfaatkan Posyandu Lanisa dibandingkan dengan responden yang berumur 60-70 tahun. =20.414; p=0,000, dimana dari 46 responden yang berusia ≥ 70 tahun 34 orang 73,9 diantaranya rutin memanfaatkan posyandu Lansia di Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues. Artinya ada hubungan yang signifikan antara umur dengan pemanfaatan Posyandu Lansia. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Miller 1999 dalam Hardywinoto 2007, menyatakan bahwa semakin tua umur seseorang maka semakin banyak fungsi organ tubuh yang mengalami gangguanmasalah yang berdampak pada kebutuhan klien akan pemeliharaan kesehatannya. Menurut Donabedian dalam Dever 1984, faktor sosiodemografis umur merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan teori Anderson dalam Notoatmodjo 2005, yang menyatakan bahwa faktor umur memengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Khairurrahmi 2009; Kisanga 2004 yang menyimpulkan bahwa umur tidak berpengaruh terhadap keinginan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Penelitian Heikel 2002 juga menyimpulkan bahwa umur tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pusat pelayanan kesehatan.

5.2.2 Pengaruh Pendidikan terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Posyandu Lansia berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar dengan tingkat pendidikan dasar, yaitu sebanyak 101 orang 65,6. Berdasarkan uji bivariat menggunakan Chi-square diketahui nilai X 2 Hasil uji multivariat variabel pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia dengan probabilitas p=0,0020,05, nilai ExpB= 14,015; CI For Exp B 2,554-76,907. Hal ini berarti responden yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai peluang 14,015 kali memanfaatkan Posyandu Lansia dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan dasar. =44.319; p=0,000 dimana dari 101 responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah 83 orang 61.0 diantaranya tidak rutin memanfaatkan posyandu Lansia di Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues. Hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia. Secara teoritis, tingkat pendidikan memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan utilisasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin bertambah permintaannya terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan Feidstein dalam Razak, 2004. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Henniwati 2008, mengungkapkan bahwa faktor pendidikan Lansia memengaruhi pemanfaatan Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Sigalingging 2011, mengungkapkan bahwa faktor pendidikan Lansia tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Darussalam Medan. Secara teoritis Notoatmodjo 2005 mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan formal seseorang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan. Seseorang yang berpendidikan formal lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dari orang yang mempunyai tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan mudah memahami arti dan pentingnya nilai kesehatan dan cenderung menuntut pelayanan dengan kualitas yang lebih baik. Sejalan dengan pendapat Azwar 1996 mengungkapkan bahwa kebutuhan yang dirasakan individu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula kebutuhan yang dirasakan akan pelayanan kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Donabedian dalam Dever 1984, yang menyatakan bahwa kebutuhan yang dirasakan perceived need merupakan faktor sosiodemografis pendidikan memengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Universitas Sumatera Utara

5.2.3 Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia