b. Faktor sosiopsikologis terdiri dari persepsi, dan kepercayaan terhadap pelayanan medis atau dokter.
4. Faktor yang berhubungan dengan produsen. Faktor yang berhubungan dengan produsen, yaitu faktor ekonomi konsumen
tidak sepenuhnya memiliki referensi yang cukup akan pelayanan yang diterima, sehingga mereka menyerahkan hal ini sepenuhnya ketangan provider. Karakteristik
provider, yaitu tipe pelayanan kesehatan, petugas, serta fasilitas yang dimiliki oleh pelayanan kesehatan yang bersangkutan.
2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan kesehatan akan meningkatkan penerimaan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pelanggan yang puas akan membuka peluang hubungan yang harmonis antara pemberi jasa dan konsumen, memberikan
dasar yang baik bagi kunjungan ulang, loyalitas pelanggan dan membentuk rekomendasi promosi dari mulut ke mulut word of mouth yang menguntungkan
pemberi jasa Peter et al, 2000. Keputusan konsumen untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan tidak terlepas
dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Adapun faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku dapat dijelaskan dengan Teori Green dalam
Notoatmodjo 2005, yang dibedakan dalam tiga faktor yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a Faktor predisposisi Predisposing factors Faktor ini merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar
atau motivasi bagi perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi yang berkenaan dengan motivasi seseorang atau
kelompok untuk bertindak. b Faktor pemungkin Enabling factors
Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk dalam faktor
pemungkin adalah ketrampilan, sumber daya pribadi dan komunitas. Seperti tersedianya pelayanan kesehatan termasuk alat-alat kontrasepsi, keterjangkauan,
kebijakan, peraturan dan perundangan. c Faktor penguat Reinforcing factors
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja tergantung pada tujuan
dan jenis program. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Konsumen akan memutuskan menggunakan atau memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan berdasarkan perilaku dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Proses penggunaan atau pemanfaatan sarana kesehatan oleh masyarakat atau konsumen selanjutnya dijelaskan oleh Anderson dalam Notoatmodjo 2005, yang
menyatakan bahwa keputusan seseorang dalam menggunakan atau memanfaatkan sarana pelayanan tergantung pada :
Universitas Sumatera Utara
1. Karakteristik Predisposisi Predisposing Characteristic Karakteristik predisposisi menggambarkan fakta bahwa individu mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Karakteristik predisposisi dapat dibagi ke dalam 3 kelompok yakni :
a Ciri-ciri demografi : umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota keluarga.
b Struktur sosial : jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras, agama, kesukuan. c Sikap dan keyakinan individu terhadap pelayanan kesehatan.
2. Karakteristik Pendukung Enabling Characteristic a Sumber daya keluarga family resources meliputi penghasilan keluarga,
kemampuan membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan. b Sumber daya masyarakat community resources meliputi jumlah sarana pelayanan
kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, rasio penduduk dengan tenaga kesehatan dan lokasi sarana., ketercapaian pelayanan dan sumber-sumber yang ada didalam
masyarakat. 3. Karakteristik Kebutuhan Need Characteristic
Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan pendukung itu ada.
Karakteristik kebutuhan itu sendiri dapat dibagi menjadi 2 dua kategori yakni : a Kebutuhan yang dirasakan perceived need, yaitu keadaan kesehatan yang
dirasakan.
Universitas Sumatera Utara
b Evaluate clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh penilaian petugas.
Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang diajukan oleh Anderson dalam Notoatmodjo 2005, sering disebut sebagai model penentu siklus kehidupan
life cycle determinants model atau model perilaku pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan behaviour model of health services utilization.
Gambar 2.1 Model Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Cumming dalam Notoatmodjo 2005, mengungkapkan suatu set kategori variabel utama yang muncul dari analisa terhadap model-model yang terdahulu
bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh : 1. Hal-hal yang menyangkut kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan, seperti kemampuan
individu membayar biaya pelayanan dan pemeliharaan kesehatan, kesadaran mereka untuk menggunakan pelayanan kesehatan, dan tersedianya fasilitas pelayanan
kesehatan; 2. Hal-hal yang menyangkut sikap individu terhadap pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan terhadap manfaat pengobatan, dan kepercayaan
terhadap kualitas pelayanan yang tersedia; 3. Hal-hal yang menyangkut ancaman penyakit seperti persepsi individu terhadap gejala-gejala penyakit dan kepercayaan
Predisposing - Family Composition
- Social Structure - Health Beliefs
Enabling - Family Resources
- Community Resources
Need Illnes
Response Use
Universitas Sumatera Utara
terhadap gangguan serta akibat-akibat penyakit tersebut; 4. Hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit; 5. Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi
sosial individu, norma sosial dan struktur sosial, dan 6. Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik demografi status sosial, penghasilan dan pendidikan.
Model penggunaan pelayanan kesehatan yang sering dipakai adalah Health Belief Model dicetuskan oleh Becker dalam Notoatmodjo 2005, yaitu model
kepercayaan kesehatan menjelaskan kesiapan individu dalam memahami perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan. Ada 4 empat variabel yang terlibat dalam
tindakan tersebut yaitu : a. Perceived seriousness keseriusan yang dirasakan, yaitu persepsi seseorang
terhadap keseriusan dari penyakit yang didasarkan pada penilaian terhadap kerusakan yang ditimbulkan penyakit tertentu. Sebagai contoh seseorang yang
giginya berlubang namun tidak merasakan keluhan, maka dia tidak akan langsung mencari pengobatan. Tetapi apabila seseorang telah merasakan sakit gigi bahkan
sampai bengkak, maka dia akan segera mencari pengobatan. b. Perceived susceptibility kerentanan yang dirasakan, yaitu kepekaan seseorang
terhadap penyakit, agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, maka dia harus merasakan bahwa dia rentan atau peka terhadap
penyakit tersebut. Seorang pasien akan yakin terhadap pentingnya kesehatan gigi apabila dia sering merasakan sakit gigi, sehingga timbul kesadarannya agar
penyakitnya tidak timbul lagi atau bagaimana untuk mengobati serta mencegah penyakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Perceived benefits manfaat yang dirasakan, yaitu persepsi seseorang terhadap manfaat yang diperoleh apabila mengambil tindakan untuk mengobati atau
mencegah penyakit. Sebagai contoh seorang pasien akan berperilaku memelihara kesehatan gigi dan mulutnya apabila dia merasakan manfaat dimana mencegah
lebih murah daripada mengobati. d. Perceived barriers hambatan-hambatan yang dirasakan, yaitu persepsi
seseorang terhadap hambatan-hambatan dalam bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakit, dapat berupa keadaan yang tidak menyenangkan atau rasa
sakit yang ditimbulkan pada perawatan. Disamping itu hambatan dapat berupa biaya baik bersifat monetary cost yaitu biaya pengobatan ataupun time cost
waktu menunggu diruang tunggu, atau waktu yang digunakan selama perawatan, dan waktu yang digunakan ke tempat pelayanan kesehatan, serta kualitas
pelayanan yang diberikan. Faktor-faktor yang menyangkut kemudahan memperoleh pelayanan
kesehatan, seperti kemampuan individu membayar biaya pelayanan dan pemeliharaan kesehatan, kesadaran mereka untuk menggunakan pelayanan kesehatan, dan
tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan harus diperhatikan. Hal-hal yang menyangkut sikap individu terhadap pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan
terhadap manfaat pengobatan, dan kepercayaan terhadap kualitas pelayanan yang tersedia.
Hal-hal yang menyangkut ancaman penyakit seperti persepsi individu terhadap gejala-gejala penyakit dan kepercayaan terhadap gangguan serta akibat-
Universitas Sumatera Utara
akibat penyakit tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit. Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial individu, norma sosial dan
struktur sosial, dan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik demografi status sosial, penghasilan dan pendidikan.
2.2 Lansia