Metode Pengumpulan Data Aspek Pengukuran Defenisi Operasional

2 Sampel 2 diambil setelah dilakukan 3 kali menggoreng, lalu disimpan pada botol yang bersih yang sudah diberi simbol 1A, 2A, 3A, 4A, 5A berdasarkan urutan dari masing-masing lima pedagang gorengan 3 Sampel 3 diambil setelah dilakukan 6 kali menggoreng, lalu disimpan pada botol yang bersih yang sudah diberi simbol 1B, 2B, 3B, 4B, 5B berdasarkan urutan dari masing-masing lima pedagang gorengan 4 Setelah sampel selesai dikumpulkan dengan lengkap kemudian dibawa ke Laboratorium untuk dilaksanakan pemeriksaan kadar asam lemak bebas FFA pada minyak goreng jenis curah.

3.5. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer : diperoleh dari hasil pemeriksaan Laboratorium terhadap kadar asam lemak bebas pada minyak goreng jenis curah. 2. Data sekunder : diperoleh dari kepustakaan, Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Balai Laboratorium Kesehatan dan pengumpulan informasi berupa data-data yang relevan dengan penelitian.

3.6. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah mengetahui keberadaan asam lemak bebas, pada minyak goreng jenis curah di Kelurahan Padang Bulan Medan. Jika terdapat kadar asam lemak bebas melebihi standar mutu minyak goreng di Indonesia yang diatur dalam SNI 3741-1995 maksimal 0,3 dari berat minyak maka minyak goreng tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan apabila dikonsumsi. Universitas Sumatera Utara

3.7. Defenisi Operasional

1. Berdasarkan waktu pemakaian minyak goreng jenis curah adalah lama waktu pemakaian minyak goreng sebelum penggorengan dan sesudah penggorengan dilakukan. 2. Sebelum penggorengan adalah minyak goreng yang belum pernah digunakan. 3. Setelah 3 kali pemakaian adalah minyak goreng yang sudah dilakukan 3 kali menggoreng dengan minyak goreng yang sama. 4. Setelah 6 kali pemakaian adalah minyak goreng yang sudah dilakukan 6 kali menggoreng dengan minyak yang sama. 5. Pemeriksaan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng jenis curah adalah pemeriksaan dilaboratorium yang hasilnya nanti akan disesuaikan menurut Standar Nasional Indonesia SNI 3741-1995 yaitu kadar maksimum asam lemak bebas yang di ijinkan maximal 0,3 dari berat minyak. 6. Kadar asam lemak bebas pada minyak goreng jenis curah adalah banyaknya asam lemak bebas yang ditemukan pada sampel minyak goreng jenis curah pada pedagang gorengan kaki lima. 7. Memenuhi syarat adalah jika kadar asam lemak bebas FFA dalam minyak goreng tidak melebihi standar mutu minyak goreng di Indonesia yang diatur dalam SNI 3741-1995 yaitu maximal 0,3 dari berat minyak. 8. Tidak memenuhi syarat adalah jika kadar asam lemak bebas FFA dalam minyak goreng melebihi standar mutu minyak goreng di Indonesia yang diatur dalam SNI 3741-1995 yaitu maximal 0,3 dari berat minyak. Universitas Sumatera Utara 3.8. Teknik Analisis Data 3.8.1. Pengambilan Sampel