Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Uji Signifikansi Simultan Uji F

3. Koefisien X 2 = -0,012, ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel KM sebesar 1 satuan akan meningkatkan DER sebesar -0,012 atau -1,2 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. 4. Koefisien X 3 = 0,295, ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel SKI sebesar 1 satuan akan meningkatkan DER sebesar -0,295 atau -29,5 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. 5. Koefisien X 4 = 0,176, ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel UP sebesar 1 satuan akan meningkatkan DER sebesar 0,176 atau 17,6 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol.

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R square untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate d e s o 1 .409 a .167 .056 .88734 Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,409 menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang lemah antara DER dengan FCF, KM, SKI dan UP yaitu sebesar 40,9 yang berada dibawah 0,5 50. Angka adjusted R atau koefisien determinasi adalah 0,056. Angka ini menunjukkan bahwa 40,9 variasi atau perubahan dalam model DER dapat dijelaskan oleh variasi FCF, KM, SKI, dan UP. Sedangkan sisanya 100 - 40,9 = 59,1 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Strandar Error of the Estimate SEE adalah 0,88734, semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen. a. Predictors: Constant, FCF, KM, SKI, UP b. Dependent Variabel : DER Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2012 Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F F test . Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis untuk uji F adalah : H 1 : Free Cash Flow FCF, Kepemilikan Manajerial KM, Set Kesempatan Investas SKI. Dan Ukuran Perusahaan UP berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Hutang DER. Uji ini membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan: 1. Jika F hitung F tabel pada α 0,05, maka H 1 ditolak, dan 2. Jika F hitung F tabel pada α 0,05, maka H 1 diterima. Setelah uji F dilakukan, maka diperoleh nilai F hitung dan nilai signifikansi seperti dibawah ini. Tabel 4.8 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4.745 4 1.186 1.507 .225 a Residual 23.621 30 .787 Total 28.366 34 a. Predictors: Constant, UP, FCF, KM, SKI b. Dependent Variable: DER Dari hasil uji ANOVA atau F test , diperoleh F hitung sebesar 1,507 dengan derajat kebebasan tingkat df 1 ialah 4 dan derajat kebebasan df 2 ialah 30. Jika dibandingkan dengan F tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh F tabel ialah 1,697. Dengan demikian F hitung F tabel yang berarti H 1 ditolak dan H diterima. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa FCF, KM, SKI, dan UP secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap DER perusahaan, karena F hitung F tabel 1,507 1,697 dan signifikansi penelitian 0,05 yaitu 0,225 0,05.

4.4.3 Uji Signifikansi Parsial Uji t

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 97

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 20

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88