modal. Kemudahan untuk ke pasar modal maka berarti fleksibilitas bagi perusahaan besar lebih tinggi serta kemampuan untuk mendapatkan dana dalam
jangka pendek juga lebih besar daripada perusahaan kecil. Menurut peneliti Mulianti 2010, ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh penting terhadap integrasi antar bagian dalam perusahaan, Hal ini disebabkan karena ukuran perusahaan yang besar memiliki sumber daya
pendukung yang lebih besar dibanding perusahaan yang lebih kecil. Pada suatu perusahaan yang kecil maka kompleksitas yang terdapat dalam organisasi juga
kecil. Perusahaan kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan, sedangkan perusahaan besar dapat mengakses
pasar modal dan dengan kemudahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana atau
permodalan Wahidawati 2001. Menurut Mulianti 2010 perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dari pihak ketiga,
karena kemampuannya mengakses pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa asset bernilai lebih besar dibanding perusahaan kecil. Selain itu, perusahaan besar
akan cenderung menggunakan dana seiring pertumbuhannya. Perusahaan yang besar akan lebih aman dalam memperoleh hutang karena perusahaan mampu
dalam pemenuhan kewajibannya dengan adanya diversifikasi yang lebih luas dan memiliki arus kas yang stabil Pithaloka 2009.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Moh’d et al 1998 melakukan penelitian mengenai pengaruh struktur kepemilikan atas kebijakan hutang perusahaan dalam analisis time-series cross-
Universitas Sumatera Utara
sectional. Variabel dependennya adalah debt policy, sedangkan variabel independennya adalah ownership structure inside ownership, institutional
ownership, dan shareholder dispersion, dividend payments, growth opportunities, firm size, asset structure, asset risk intrinsic business risk dan
operating leverage risk, profitability, tax rate, non-debt tax shield, uniqueness. Metode analisis yang digunakan adalah TSCS analysis dan OLS Regression. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa ownership structure, dividend payments, growth, intrinsic business risk asset risk, profit, dan uniqueness berpengaruh
negatif signifikan terhadap debt policy. Sedangkan size, asset structure, operating leverage risk asset risk, tax rate, dan non-debt tax shield berpengaruh positif
signifikan terhadap debt policy. Jaggi dan Gul 1999 meneliti pengaruh bersama antara set kesempatan
investasi, free cash flow, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Variabel dependennya adalah debt policy, sedangkan variabel
independennya adalah free cash flow. Peneliti ini juga menggunakan ukuran perusahaan dan set kesempatan investasi sebagai variabel moderating, serta
dividend yield sebagai variabel kontrol. Metode analisis yang digunakan adalah OLS Regression. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa free cash flow
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap debt-equity saat set kesempatan investasinya rendah dan dengan ukuran perusahaan yang besar.
Jones dan Sharma 2001 meneliti hubungan antara set kesempatan investasi, pendanaan perusahaan, dan keputusan dividen di Australia. Variabel
dependenya adalah kebijakan pendanaan perusahaan debt to equity ratio dan
Universitas Sumatera Utara
keputusan dividen dividend yield, sedangkan variabel independennya adalah set kesempatan investasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa set kesempatan investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap debt-equity ratio dan dividend yield.
Wahidahwati 2002 menguji hubungan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang. Peneliti ini juga
menggunakan ukuran perusahaan sebgai variabel dalam menguji kebijakan hutang. Metode analisis yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil
penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan negatif antara kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang dan hubungan antara ukuran perusahaan
dengan kebijakan hutang adalah signifikan positif. Damayanti 2006 meneliti pengaruh free cash flow dan struktur
kepemilikan saham terhadap kebijakan hutang. Variabel dependennya adalah kebijakan hutang debt to equity ratio, sedangkan variabel independennya adalah
free cash flow, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional. Peneliti menggunakan set kesempatan investasi MVABVA dan dividend yield sebagai
variabel kontrol. Metode analisi yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa free cash flow berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan hutang, sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
Set kesempatan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang, sebaliknya dividend yield berpengaruh negatif namun tetap signifikan
terhadap kebijakan hutang.
Universitas Sumatera Utara
Bachtiar 2007 meneliti pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang dan pembayaran dividend tunai. Variabel dependennya adalah kebijakan
hutang dan pembayaran dividen tunai, sedangkan variabel independennya adalah free cash flow. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa free csh flow berpengaruh positif dan signifikan secara individu terhadap kebijakan hutang dan pembayaran dividen
tunai. Kurniati 2007 meneliti pengaruh struktur kepemilikan terhadap
kebijakan hutang perusahaan tekstilgarmen di Indonesia. Variabel dependennya adalah kebijakan hutang, sedangkan variabel independennya adalah kepemilikan
manajerial dan kepemilikan intitusional. Dividen, struktur asset, dan profitabilitas digunakan sebagai variabel control. Metode analisis yang digunkan adalah regresi
liniear berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan intitusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kebijakan hutang. Dividen dan struktur asset juga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, sementara profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan hutang.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Variabel Hasil Penelitian
1 Moh’d et al
1998 Variabel Dependen:
Debt Policy Variabel Independen:
Ownership Structure, Devidend Payments,
Growth Opprtunities, Firm Size, Asset Structure, Asset
Risk, Profitability, Tax Rate, Ownership structure, dividend
payments growth, intrinsic business risk asset risk profit, dan uniqueness
berpengaruh negatif signifikan terhadap debt policy.
Size, asset structure, operating leverage risk asset risk, tax rate, dan
non-debt tax shield berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
Non-debt tax Shield, uniqueness
positif signifikan terhadap debt policy. 2
Jaggi dan Gul
1999 Variabel Dependen:
Debt Policy Variabel Independen:
Free Cash Flow Variabel Moderating:
Size dan IOS Variabel Kontrol:
Devidend Yield Free cash flow berpengaruh signifikan
terhadap debt policy saat IOS rendah dengan ukuran perusahaan besar.
3 Jones dan
Sharma 2001
Variabel Dependen: Debt-
Equity Ratios, Devidend Yield
Variabel Independen:
IOS Perusahaan yang memiliki IOS yang
tinggi berhubungan signifikan dengan semakin rendahnya debt-equity ratio
dan rendahnya dividend yield.
4 Wahidahwa
ti 2002
Variabel Dependen :
Kebijakan Hutang Variabel Independen:
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Intitusional.
Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
5 Damayanti
2006 Variabel Dependen:
Kebijakan Hutang Variabel Independen:
Free cash flow, Kepemilikan
Manajerial, dan Kepemilikan Institusional.
Variabel Kontrol:
Dividend Yield dan Set Kesempatan Investasi.
Free cash flow dan IOS berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kebijakan hutang, sedangkan dividend yield berpengaruh negatif tetapi tetap
signifikan terhadap kebijakan hutang. Namun kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
kebijakan hutang.
6 Bachtiar
2007
Variabel Dependen:
Dividen Tunai, Kebijakan Hutang
Variabel Independen:
Free Cash Flow
Free cash flow berpengaruh secara signifikan terhadap pembayaran
deviden tunai dan kebijakan hutang, tetapi pengaruhnya terahadap
kebijakan hutang lebih signifikan.
7 Kurniati
2007 Variabel Dependen:
Kebijakan Hutang Variabel
Independen:
Managerial Ownership dan Institusional Ownership.
Variabel Kontrol:
Deviden, Struktur Asset, dan Profitabilitas.
Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.
Struktur asset dan deviden negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang
sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap
kebijakan hutang perusahaan.
Sumber: Berbagai Jurnal Penelitian, diolah Penulis, 2012
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual