Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
2.1.5 Set Kesempatan Investasi
Menurut Myres 1977 dalam Kodrat dan Herdinata 2009:132, Investment Opportunity Set IOS adalah set kesempatan investasi yang
merupakan pilihan investasi di masa yang akan datang dan mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas, dimana IOS tersebut mempengaruhi nilai suatu
perusahaan dan berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang
setara dengan kelompok industrinya. Penelitin oleh Smith dan Watts 1992 mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki potensi tumbuh tinggi
diidentifikasikan sebagai perusahaan yang mengalami peningkatan pada aktiva riilnya dan peningkatan peluang investasi yang ada. Menurut peneliti Jones dan
Sharma 2001, perusahaan yang memiliki potensi tumbuh rendah diidentifikasikan sebagai perusahaan yang kurang mengalami peningkatan pada
aktiva riilnya atau bahkan mengalami penurunan nilai karena perusahaan tersebut tidak mampu menangkap peluang investasi yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut para peneliti telah mengembangkan proksi pertumbuhan perusahaan menjadi IOS sesuai dengan tujuan dan jenis data
yang tersedia dalam penelitiannya. Selanjutnya IOS dijadikan dasar untuk menentukan klasifikasi pertumbuhan perusahaan dimasa depan apakah suatu
perusahaan masuk dalam klasifiaksi tumbuh atau tidak tumbuh.
Universitas Sumatera Utara
Proksi pertumbuhan perusahaan dengan nilai IOS yang telah digunakan oleh para peneliti diantaranya Gaver dan Gaver, 1993; dan Kallapur dan
Trombley, 2001 dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu: 1. Proksi yang berbasis pada harga price-based proxies
Investment Opportunity Set berdasarkan harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan
dalam harga pasar. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam
harga-harga saham dan perusahaan-perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relative untuk aktiva-aktiva yang dimiliki
asset in place. Rasio-rasio yang berkaitan dengan proksi pasar adalah market to book value of equity; market to book value of asset; Tobin’s Q; earnings to
price ratios; ratio of property, plant, and equipment to firm value; ratio of depreciation to firm value
2. Proksi yang berbasis pada investasi investment-based proxies
Proksi IOS berdasarkan investasi mengungkapkan bahwa suatu kegiatan investasi yang besar berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu
perusahaan. Perusahaan yang memiliki suatu IOS yang tinggi seharusnya juga memiliki suatu tingkatan investasi yang tinggi pula dalam bentuk aktiva yang
diinvestasikan untuk waktu yang lama dalam suatu perusahaan. Proksi ini berbentuk suatu ratio yang membandingkan suatu pengukuran investasi yang
telah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap atau suatu hasil operasi yang diproduksi dari aktiva yang telah diinvestasikan. Rasio-rasio tersebut adalah
ratio of RD to assets, ratio of RD to sales, ratio of capital expenditure to firm value, investment intensity, ratio of capital expenditure to book value of
assets, investment to sales ratio.
3. Proksi yang berbasis pada ukuran varians variance measures proxies Proksi pengukuran varians variance measurement mengunkapkan bahwa
suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan bersarnya opsi tumbuh seperti variabilitas return yang
mendasari peningkatan aktiva. Rasio dalam proksi tersebut adalah variance of returns, asset betas, variance of asset deflated salea.
Penelitian mengenai IOS diantaranya dilakukan oleh Smith dan Watts 1992 meneliti proporsi hubungan IOS dengan kebijakan pendanaan, dividen,
dan kompensasi. Hasil penelitiannya memberikan bukti bahwa perusahaan yang bertumbuh memiliki utang yang lebih kecil, membayar dividen yang lebih rendah
dan membayar kompensasi kepada manajer yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
Kallapur dan Trombley 2001 menyatakan bahwa perusahaan dengan level nilai perusahaan yang tinggi yang direpresentasikan dengan IOS cenderung
untuk menggunakan hutang yang lebih sedikit dalam struktur permodalan mereka. Hal ini konsisten dengan teori agensi yang menyatakan bahwa perusahaan dengan
IOS yang relative tinggi lebih menghindari hutang.
2.1.6 Ukuran Perusahaan