Budaya Organisasi Landasan Teori

14 dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun non keuangan, informasi internal maupun eksternal. Tahap akhir dalam proses pengendalian manajemen adalah pelaporan dan analisis. Dalam tahap ini data akuntansi disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laaporan kinerja pusat pertanggungjawaban digunakan sebagai dasar untuk pengendalian. Pengendalian ini berupa analisis terhadap penyimpangan dari pelaksanaan anggaran. Atas dasar hasil analisis, manajer pusat pertanggungjawaban dapat segera merumuskan tindakan perbaikan. Menurut Mulyadi 2001:6 struktur dan proses merupakan dua hal yang membangun sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen menyediakan struktur yang memungkinkan proses perencanaan dan implementasi rencana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagai sistem, struktur dan proses sistem pengendalian manajemen keduanya saling berinteraksi, dimana ketercapaian tujuan organisasi dapat tercapai. Salah satu tujuan organisasi yaitui peningkatan kinerja.

2.1.3 Budaya Organisasi

Budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Pada tingkat organisasional, budaya merupakan seperangkat asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan, nilai- nilai dan persepsi yang dimiliki para anggota kelompok dalam suatu organisasi yang membentuk dan mempengaruhi sikap dan perilaku kelompok 15 yang bersangkutan Indriantoro, 2000. Silk 1995 mendefinisikan budaya sebagai cara bagaimana kita akan melakukan sesuatu pada saat ini, yang penekanannya menjelaskan tentang sikap yang terwujud melalui sebuah sikap yang teladan dari atas, seperti dari pemimpin organisasi yang direfleksikan ke dalam peraturan atau prosedur di dalam suatu organisasi. Budaya menuntun orang untuk mengetahui tindakan yang benar dan salah, mengganggu atau tidak, menyenangkan orang atau tidak ketika melakukan segala sesuatu saat ini. Budaya organisasi merupakan salah satu sistem pengendalian informal dalam perusahaan. Sistem pengendalian informal tercermin dalam kebijakan- kebijakan tidak tertulis seperti budaya organisasi. Budaya ini mencakup proses-proses yang tidak dapat diucapkan untuk memotivasi para manajer guna mengambil tindakan-tindakan yang dikehendaki, dan mencegah serta memperbaiki karyawan dan unit-unit organisasi dari tindakan-tindakan yang tidak layak. Budaya organisasi dapat dikatakan sebagai sebuah perekat sosial yang mengikat para anggota suatu organisasi melalui nilai-nilai yang dijunjung tinggi bersama. Dikatakan sebagai perekat sosial, karena setiap orang memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda, maka diperlukan adanya perekat sosial untuk mengatasi perbedaan tersebut. Menurut Pabundu 2006:4, budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah adaptasi 16 eksternal dan masalah internal. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi jika para anggota organisasi memiliki kesamaan pengertian dengan menganut nilai dan keyakinan yang sama. Nilai atau keyakinan yang dianut bersama tersebut juga dapat menciptakan kondisi dimana anggota organisasi tersebut merasa berbeda dengan organisasi lain. Hal ini didukung oleh pendapat Robbins dalam Jaghargh, 2012:31 yang menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota organisasi yang membedakan organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain. Tujuan memahami budaya organisasi adalah agar para manajer, praktisi bisnis atau siapapun yang terlibat di dalam organisasi bisa mengatur, merencanakan, mengendalikan dan jika perlu merubah budaya tersebut dengan harapan organisasi dapat mencapai tujuan lebih baik. Kartono 1994, menyatakan bahwa bentuk kebudayaan yang muncul pada kelompok- kelompok kerja di perusahaan dapat berasal dari berbagai macam sumber seperti dari stratifikasi kelas sosial buruh atau pegawai, sumber teknis dan jenis pekerjaan, iklim psikologis perusahaan yang diciptakan oleh pemilik perusahaan dan para direktur atau manajer yang melatarbelakangi kelompok kecil informal seperti buruh. Menurut Robbins Robbins dalam Jaghargh, 2012:31, budaya organisasi didasarkan pada karakteristik berikut ini : 17 1 Inovasi dan pengambilan resiko Sejauh mana karyawan dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko dalam pekerjaan. 2 Arah Sejauh mana organisasi dengan jelas menciptakan sasaran dan harapan mengenai prestasi. 3 Integritas Tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. 4 Dukungan dari manajemen Tingkat sejauh mana para pimpinan member komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka. 5 Kontrol Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku karyawan. 6 Identitas Tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya. 7 Sistem Imbalan Tingkat sejauh mana alokasi imbalan, seperti kenaikan gaji promosi didasarkan atas kriteria prestasi karyawan. 18 8 Toleransi terhadap konflik Tingkat sejauh mana para karyawan didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. 9 Pola-pola komunikasi Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.

2.1.4 Penelitian terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 50 100

Pengaruh Budaya PerusahaanTerhadap Pencapaian Tujuan Perusahaan (Studi Pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara).

0 42 127

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

14 87 149

Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 62 104

Pemanfaatan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Keluarga terhadap Pendidikan Anak (Studi Komparatif antara Keluarga Petani Kelapa Sawit Kelas Bawah dan Menengah ke Atas di Desa Sialang Pamoran, Kabupaten Labuhan Batu Terhadap Pendidikan Anak)

1 26 95

Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Daerah Sumatera Utara

1 35 103

Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Daerah Sumatera Utara

5 45 102

Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)

0 1 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)

0 0 18

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 11