1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat persaingan yang sangat ketat bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara saat ini menuntut perusahaan untuk mampu bertahan dan
berkompetisi dengan perusahaan lainnya. Provinsi Sumatera Utara Sumut tercatat sebagai Provinsi dengan luas wilayah perkebunan kelapa sawit terbesar kedua di
Indonesia, setelah Provinsi Riau. Sumatera Utara tercatat memiliki kurang lebih 1,1 juta hektare Ha kebun kelapa sawit. Jumlah itu mencapai 24 dari total wilayah
daratan Sumatera Utara, yang mencapai 72 ribu km
2
Dinas Perkebunan Sumut, 2014. Perkebunan kelapa sawit ini terdiri dari perkebunan rakyat, perkebunan milik
pemerintah PTPN, perkebunan milik perusahaan swasta nasional dan swasta asing. Salah satu hal yang dapat ditempuh oleh perusahaan agar mampu bertahan
dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode
tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan adalah cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Dengan mengetahui baik tidaknya kinerja suatu perusahaan, kita dapat
2
mengukur tingkat efisiensi dan produktivitas perusahaan tersebut. Pada dasarnya, kinerja perusahaan dapat diukur melalui kinerja keuangan dan non keuangan.
Peningkatan luas areal perkebunan dan produksi kelapa sawit dari tahun ke tahun menjadi fenomena yang menarik dibicarakan berkaitan dengan kinerja
perusahaan. Luas areal perkebunan sawit mengalami peningkatan dari 1.019.206 Ha pada tahun 2008 menjadi 1.078.231 Ha pada tahun 2013. Volume produksi kelapa
sawit berupa tandan buah segar TBS juga mengalami peningkatan dari 14.084.884 ton pada tahun 2008 menjadi 15.832.922 ton pada tahun Dinas Perkebunan Sumut,
2014. Dapat dilihat bahwa kinerja perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara cenderung meningkat, karena terjadinya peningkatan luas areal perkebunan dan
volume produksi tidak dapat dilepaskan dari kemampuan finansial perusahaan untuk mendanai aktivitas tersebut.
Sistem pengendalian manajemen adalah salah satu alat organisasi yang penting untuk menunjang kinerja optimal dari suatu perusahaan. Porporato, 2006.
Anthony dan Govindarajan 2001:6 mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai mekanisme formal maupun informal dan proses yang digunakan oleh suatu
organisasi untuk mengukur, mengendalikan dan mengelola kinerja untuk menerapkan strategi dan pada akhirnya untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Dengan kata
lain, sistem pengendalian manajemen dapat mengarahkan perusahaan agar memiliki satu tujuan yang sama dan bertindak sesuai dengan tujuan tersebut. Penggunaan
sistem pengendalian manajemen yang komprehensif dan informatif akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan Peljhan dan Tekavcic, 2008.
3
Untuk menentukan keberhasilan dan pengembangan yang berkelanjutan, maka perusahaan saat ini harus memiliki sistem yang baik dan tenaga kerja yang
berkualitas. Sistem yang baik salah satunya adalah sistem pengendalian manajemen yang optimal Majed,2013. Pada dasarnya tujuan dari SPM ini adalah untuk
memberikan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan dan evaluasi. Sistem Pengendalian Manajemen SPM adalah
merupakan alat untuk menciptakan kerja sama, baik secara kolektif maupun individual unit organisasi dan menjadi saluran bagi berbagai upaya dan usaha yang
dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik suatu organisasi. Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu proses dan struktur yang
tersusun secara sistematis dan digunakan oleh manajemen. Sistem pengendalian manajemen terdiri atas struktur dan proes pengendalian manajemen Anthony dan
Govindarajan, 2005. Struktur pengendalian dipusatkan pada berbagai macam pusat pertanggungjawaban, sedangkan proses pengendalian manajemen meliputi
pemograman, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran serta pelaporan dan analisis. Setiap perusahaan memerlukan pengendalian manajemen, karena sistem
tersebut didesain untuk mengatur aktivitas anggota organisasi melalui para pemimpin manajer organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang harus bisa dikelola oleh perusahaan. Untuk menciptakan kinerja yang optimal, dibutuhkan
adanya peningkatan kerja yang optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya yang dimiliki oleh karyawan guna menciptakan tujuan organisasi. Oleh karena
4
itu diperlukan adanya peran organisasi dalam meningkatkan budaya organisasi dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk mendorong terciptanya sikap dan
tindakan yang professional dalam menyelesaikan pekerjaan. Menurut Robbins dalam Jaghargh, 2012:30 “Budaya organisasi merujuk
kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota suatu organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain”. Budaya
organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya. Nilai-nilai tersebut
disepakati bersama oleh para anggota sehingga nilai tersebut dihargai oleh semua anggota organisasi.
Fenomena budaya organisasi marak diperbincangkan oleh para ahli sekitar tahun 1980-an. Awal mula pembahasan budaya organisasi setelah munculnya tulisan
Andrew Pettigrew yang membawa perubahan pada paradigma dalam memandang organisasi tidak hanya dari aspek formalnya saja, namun terdapat aspek informal
yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kinerja perusahaan. Salah satu aspek informal yang dimaksud adalah budaya organisasi.
Terkadang dalam suatu perusahaan terdapat birokrasi yang formal dan kaku yang dapat menekan tumbuhnya motivasi dan inovasi karyawan. Budaya organisasi
dapat menciptakan motivasi dalam diri karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan yang berdampak pada kinerja perusahaan. Budaya organisasi yang
baik juga dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang mendukung para
5
karyawan bekerja dengan lebih baik agar dapat memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dampak budaya organisasi terhadap kinerja dapat dilihat pada beberapa contoh perusahaan yang memiliki kinerja tinggi seperti Singapore Airlines yang
menekankan pada perubahan-perubahan yang berkesinambungan, inovatif dan menjadi yang terbaik. Baxter International, salah satu perusahaan terbesar di dunia
memiliki budaya respect, responsiveness dan result, dan nilai-nilai yang tampak disini adalah bagaimana mereka berperilaku kepada orang lain, kepada
customer,pemegang saham, supplier dan masyarakat. Hasil penelitian Rose 2008 dan Soedjono 2005 yang menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini antara lain
Christiani dan Hatane 2014 menemukan bahwa penerapan sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Porporato 2006 juga menemukan bahwa intensitas penggunaan sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja joint venture. Peneliti lainnya
Maiga 2004 menemukan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang dimediasi oleh conformance quality.
Soedjono 2005 dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menguji pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan menemukan bahwa budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Berbeda dengan penelitian Soedjono 2005, Rizki 2010 dalam penelitiannya menemukan bahwa budaya
6
organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Dari beberapa penelitian diatas terjadi perbedaan hasil penelitian sehingga penulis tertarik meneliti kembali
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa
Sawit di Sumatera Utara”. 1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Kinerja Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara?
1.3 Tujuan Penelitian