pertanggung jawabannya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kekhawatiran di kalangan umat Islam. Pasalnya, meskipun telah memasuki era Reformasi, umat
Islam sebagai sebuah kekuatan di masyarakat Indonesia, tetap saja tidak punya ruang aktivitas sebagaimana mestinya. Malahan, keberadaan umat Islam justru
dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok kepentingan.
10
Dinamika perpolitikan yang terjadi di Indonesia tahun 1998-1999 yang disuarakan Persatuan Islam melalui majalah Risalah merupakan sebuah bentuk
kepedulian Persatuan Islam terhadap ketidakadilan yang dirasakan bangsa Indonesia, khususnya umat Islam oleh kebijakan penguasa dan menentang atas
segala tindakan pengusa yang tidak sesuai dengan harapan bangsa Indonesia. Di samping itu, majalah Risalah juga menjelaskan bahwa, tuntutan
Reformasi oleh arus gelombang demonstrasi yang menginginkan adanya perubahan di segala bidang tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa, tetapi seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Pada akhirnya, tuntutan tersebut membuahkan hasil setelah Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai presiden dan
secepatnya akan melaksanakan berbagai tuntutan Reformasi di segala bidang termasuk mengadakan pemilihan umum. Terkait naiknya Bacharuddin Jusuf
Habibie sebagai presiden, Persatuan Islam dalam majalah Risalah menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk memberi kesempatan kepada B. J. Habibie
dan kabinetnya untuk membuktikan kemampuannya dalam melakukan Reformasi.
11
10
“Mari Kita Tingkatkan Kewaspadaan,” Majalah Risalah, No. 4, 1998, h. 15 dan 18.
11
“Beri Kesempatan Kepada BJ Habibie,” Majalah Risalah, No. 4, h. 50.
Pada umumnya, bangsa Indonesia sebagian besar telah menyadari bahwa, adanya kejanggalan dalam kebijakan Soeharto masa Orde Baru yang
mengakibatkan krisis di segala bidang. Hal inilah yang menggerakkan bangsa Indonesia menuntut agar adanya perubahan di segala bidang. Oleh sebab itu,
melalui majalah Risalah Persis menjelaskan bahwa, kondisi yang tidak stabil menjelang era Reformasi disebabkan telah terjadinya krisis politik, hukum,
ekonomi, dan sosial pada masa Orde Baru. Hal ini tidak terlepas dari rusaknya akhlak dan bobroknya moral bangsa Indonesia yang dinilai telah hilangnya nilai-
nilai keislaman sebagai pedoman hidup. Demikianlah, pers berfungsi sebagai salah satu institusi sosial yang tidak
hanya berperan aktif dalam menyiarkan berita dan informasi, tetapi juga memberikan ide-ide dan mempengaruhi pembacanya. Tulisan yang dimuat dalam
media pers tidak jarang berisi pikiran dan gagasan untuk mengkritisi ketidakberpihakan pemerintah terhadap rakyat. Dalam konteks inilah, studi ini
ingin mengkritisi pemberitaan yang disampaikan dalam majalah Risalah sebagai opini terhadap pemerintah dan memberikan wawasan kepada masyarakat
mengenai persoalan perpolitikan yang tengah berkembang di Indonesia. Oleh sebab itu, tidak jarang pula pers digunakan oleh berbagai instansi baik politik,
sosial, dan keagamaan sebagai media dalam merepresentasikan ide-ide dan kondisi sesuai dengan apa yang dinginkan.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, muncul beberapa permasalahan yang dapat di identifikasi, di antaranya:
1. Persatuan Islam melalui majalah Risalah telah berperan aktif dalam
berdakwah pada tahun 1998-1999. 2.
Kontribusi Persatuan Islam melalui majalah Risalah dalam menyoroti dinamika perpolitikan di Indonesia pada tahun 1998-1999.
2. Pembatasan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang berhasil penulis identifikasi, maka penulis membatasi permasalahan agar menjadi lebih terarah, yakni seputar
perpolitikan di Indonesia dalam sorotan pers Islam: analisa majalah Risalah tahun 1998-1999, di mana majalah Risalah pada fase awal penerbitannya lebih banyak
menanggapi persoalan keagamaan dibandingkan perpolitikan. Selain itu, penulis juga akan menelusuri lebih dalam mengenai kontribusi
Persatuan Islam terhadap dinamika perpolitikan yang terjadi di Indonesia melalui majalah Risalah tahun 1998-1999. Batasan tahun yang penulis gunakan adalah
tahun 1998-1999 disebabkan di era Reformasi telah memberikan kesempatan bagi Persatuan Islam untuk berkontribusi dalam menyatakan pendapatnya melalui
media pers, yakni majalah Risalah. Sedangkan ruang lingkup yang penulis gunakan adalah majalah Risalah sebagai salah satu media pers yang tidak hanya
berkontribusi dalam menanggapi persoalan keagamaan, tetapi juga mengenai dinamika perpolitikan Indonesia tahun 1998-1999.
3. Rumusan Masalah
Masalah pokok dalam penelitian ini, adalah bagaimana respon Persis terhadap perpolitikan di Indonesia yang disuarakan dalam majalah Risalah pada
tahun 1998-1999? Adapun rumusan masalah dalam penelitan ini antara lain:
1 Bagaimana sejarah berdirinya Persatuan Islam dan majalah Risalah?
2 Bagaimana dinamika perpolitikan di Indonesia tahun 1998-1999?
3 Bagaimana kontribusi majalah Risalah bagi bangsa Indonesia dalam
menanggapi dinamika perpolitikan di Indonesia tahun 1998-1999?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dengan sejumlah inventarisasi permasalahan di atas, penulis dapat mengerucutkan tujuan penelitian ini, antara lain:
1 Mengetahui sejarah berdirinya Persatuan Islam dan majalah Risalah.
2 Mengetahui dinamika perpolitikan di Indonesia tahun 1998-1999.
3 Mengetahui kontribusi majalah Risalah dalam menanggapi dinamika
perpolitikan di Indonesia tahun 1998-1999. Dari penulisan ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1 Menambah khazanah penelitian dan pengkajian kesejarahan bagi UIN
Syarif Hidayatullah, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, terutama kajian Asia Tenggara mengenai analisis
dalam pemberitaan media pers sebagai salah satu dokumen penting untuk mengetahui peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu.
2 Memberikan informasi bahwa, Persatuan Islam melalui majalah Risalah
turut berkontribusi dalam merespon dinamika perpolitikan di Indonesia, khususnya tahun 1998-1999, yang sebelumnya terdapat kebijakan
pemerintah tidak berpihak kepada rakyat menjadi lebih berpihak.
D. Studi Terdahulu
Dari hasil kajian penulis, terdapat beberapa sumber yang dapat dijadikan
pembanding dengan tema penelitian ini yang berjudul perpolitik di Indonesia dalam sorotan pers Islam: analisa majalah “Risalah” tahun 1998-1999.
Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Yana Mulyana mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
dengan judul Persatuan Islam dan Politik: “Pemikiran dan Gerakan politik Persis
Pasca Orde Baru ”.
12
Dalam Skripsi ini, Yana menjelaskan bahwa, meskipun Persatuan Islam pada masa Reformasi mengalami kemandegan dalam kaderisasi,
namun ia mencoba bangkit dalam persaingan dakwah dan politik. Dalam mengembangkan pemikirannya Persis tidak hanya merespon
mengenai masalah keagamaan, tetapi juga merespon masalah politik seperti
12
Yana Mulyana, Persatuan Islam dan Politik: Pemikiran dan Gerakan Politik Persis Pasca Orde Baru, Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UIN Syarif Hidayatullah, 2012.
demokrasi, khalifah, presiden wanita, dan para tokoh Persatuan Islam melibatkan diri dalam politik praktis yang aspirasinya disalurkan kepada Partai Bulan Bintang
PBB. Meskipun penulis menemukan persamaan objek dalam pengkajian Skripsi dengan Yana, kajian yana lebih difokuskan pada aktivitas politik Persis,
sedangkan kajian dalam Skripsi ini lebih difokuskan pada kontribusi pemikiran Persis dalam menaggapi isu politik yang tengah berkembang dalam masyarakat
melalui media pemberitaan khususnya majalah Risalah tahun 1998-1999. Kedua, buku yang di tulis oleh Tiar Anwar Bachtiar dan Pepen Irpan
Fauzan yang berjudul Persis dan politik: Sejarah Pemikiran dan Aksi Politik Persis 1923- 1997,
13
buku ini menjelaskan bahwa, banyaknya para tokoh Persis yang terlibat dalam aktivitas dan pemikiran perpolitikan di Indonesia sejak zaman
penjajahan. Namun, kegiatan politik Persis semakin terlihat terutama di awal kemerdekaan Indonesia. Ini terbukti dengan adanya sosok Muhammad Natsir,
Muhammad Isa Anshary, A. Hassan, dan lain sebagainya. Selain itu, buku ini hanya menjelaskan sedikit mengenai pemikiran
mereka yang di tuangkan dalam tulisan dan di terbitkan dalam sebuah majalah, salah satunya adalah Al-Lisan. Meskipun adanya persamaan topik dengan kajian
Skripsi ini, buku tersebut lebih difokuskan pada pemikiran dan aktifitas politik Persis tahun 1923- 1997, sedangkan kajian dalam Skripsi ini lebih difokuskan
pada kontribusi pemikiran Persis dalam menaggapi isu politik yang tengah berkembang dalam masyarakat melalui media pemberitaan khususnya majalah
Risalah tahun 1998-1999.
13
Tiar Anwar Bachtiar dan Pepen Irpan Fauzan, Persis dan Politik: Sejarah pembaharuan Pemikiran Islam 1923-1927, Jakarta Pusat: Pembela Islam Media, 2012.