35
BAB III DINAMIKA PERPOLITIKAN DAN PERANAN MEDIA PERS
DI INDONESIA TAHUN 1998-1999
A. Pengertian Politik
Kata politik sudah menjadi kata internasional, di mana semua orang di berbagai bangsa telah mengenalnya. Hanya saja, begitu banyaknya bahasa yang
digunakan oleh berbagai bangsa, sehingga pengucapan dan ejaannya saja yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama.
63
Di masa Yunani Kuno pemikiran mengenai negara telah ada sejak tahun 450 SM. Hal ini terbukti dari karya-karya
ahli sejarah atau filusuf, seperti Herodotus, Plato, Aristoteles, dan lain sebagainya. Terkait dengan hal itu, Miriam Budiardjo menjelaskan dalam bukunya
“Dasar- Dasar Ilmu Politik” bahwa, persoalan mengenai negara merupakan titik sentral
dari ilmu politik sebab ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan.
64
Masalah politik sendiri akan timbul ketika sekumpulan manusia atau orang mulai hidup berdampingan, sehingga pengaturan dan pengawasan mulai dibentuk.
Sejak saat itulah, para pakar politik mulai memikirkan konsep-konsep untuk mengatsi masalah-masalah yang menyangkut batasan kekuasaan, hubungan antara
yang memerintah dengan yang diperintah, sistem apa yang dapat menjamin
63
Zainal Abidin Ahmad, Ilmu Politik Islam jilid I, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, h. 18.
64
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 5 dan 13.
adanya pemenuhan kebutuhan akan pengaturan dan pengawasan, dan sebagainya.
65
Terkait pembahasan di atas menurut pemahaman orang Yunani Kuno, kata politik adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa mereka sendiri Yunani,
yakni polis yang artinya negara atau kota.
66
Sedangkan dalam bahasa Arab politik disebut dengan siyasah yang artinya masalah mengenai kenegaraan. Di Indonesia
sendiri kata siyasah telah lebih dulu digunakan dibandingkan kata politik, namun pemakaiannya tidak begitu populer.
67
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia politik adalah segala tindakan kebijakan, siasat, dan sebagainya mengenai
pemerintahan Negara atau terhadap Negara lain.
68
Dalam memahami politik sendiri tidak terlepas kaitannya dengan perkataan Aristoteles yang pertama kalinya memperkenalkan kata politik melalui
pengamatannya tentang manusia yang pada dasarnya adalah binatang politik. Dengan pengamatannya tersebut, Aristoteles ingin mengatakan dan menjelaskan
kepada kita bahwa, hakikat politik itu berada dalam kehidupan sosial yang merupakan politik dan melalui interaksi sosial sebagai suatu proses yang
berlangsung antara satu dengan lainnya dianggap akan melibatkan hubungan politik.
69
Namun, menurut para ahli politik seperti Miriam Budiardjo, politik adalah segala macam kegiatan dari sistem politik negara berkaitan dengan cara
menentukan tujuan-tujuan sehingga terciptanya kehidupan yang kolektif.
65
P. Anthonius Sitepu, Studi Ilmu Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, h. 3.
66
Ibid, h. 4.
67
Zainal Abidin Ahmad, Ilmu Politik Islam jilid I, h. 21-22.
68
Lukman Ali, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 1091.
69
P. Anthonius Sitepu, Studi Ilmu Politik, h. 4-5.
Sedangkan menurut Rod Hague politik adalah sebuah sistem pemerintahan di suatu negara yang bertujuan untuk mencapai keputusan yang bersifat kolektif dan
mengikat dengan cara mendamaikan perbedan-perbedaan yang ada menyangkut peraturan umum yang dibuat untuk mengatur berbagai aspek kehidupan.
70
Demikianlah, dari definisi di atas dapat terlihat bahwa, politik merupakan aktivitas-aktivitas untuk membangun sebuah negara dengan sistem politik atau
organisasi politik, sehingga dapat mencapai tujuan dengan cara apapun, tidak terlepas dari proses untuk melaksanakan tujuan yang dikehendaki.
B. Dinamika Perpolitikan Indonesia 1998-1999
Selama kurun waktu 1998 hingga akhir 1999, di mana sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh berbagai pihak mana pun bahwa, rezim yang telah lama
berkuasa akan berakhir, sebab posisi Soeharto sangat sentral dalam perpolitikan baik di lembaga legislatif maupun lembaga eksekutif.
71
Namun, setelah lengsernya Soeharto dari tampuk kepemimpinannya, diharapkan akan membawa
Indonesia kepada perubahan tatanan politik kearah yang lebih baik dan demokratis.
72
Indonesia sebelum memasuki era Reformasi mengalami ketidakstabilan politik yang mengakibatkan krisis multidimensional. Hal ini di awali dengan
70
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 13-16.
71
Eep Saefullah Fatah, Menuntaskan Perubahan I: Catatan Politik 1998-1999, Bandung: Mizan, 2000 h. xx.
72
Hermin Indah Wahyuni, Relasi Media-Negara-Masyarakat dan Pasar Dalam Era Reformasi, dalam Jurnal Ilmu Sosial Politik, Vol. 4, No. 2, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
2000, h. 198.
adanya krisis moneter pada pertengahan 1997,
73
di mana nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin rendah, sehingga harga-harga kebutuhan masyarakat
semakin tinggi.
74
Di tengah peliknya persoalan yang ada menyebabkan terjadinya demonstrasi dan kerusuhan.
75
Selain itu, struktur birokrasi pada masa Orde Baru yang tidak bertanggung jawab dan otoriter, dianggap telah membawa kemerosotan
bagi kesejahteraan rakyat Indonesia,
76
sehingga dampak yang ditimbulkan sepanjang sejarah Orde Baru adalah cukup banyaknya konflik politik
77
yang terjadi tidak dengan mudah dapat terselesaikan meskipun rezim Orde Baru telah
lengser. Lengsernya rezim Orde Baru tidak terlepas dari banyaknya kalangan yang
menganggap bahwa, kekuasaan Orde Baru tidak lagi sesuai dengan nilai-nilai demokrasi yang dianut oleh Indonesia. Hal ini telah memicu seluruh lapisan
masyarakat termasuk mahasiswa melakukan demonstrasi sepanjang akhir 1997 sampai pada aksi pendudukan gedung MPRDPR-RI sejak 19 hingga 22 Mei
1998.
78
Terkait lengsernya rezim Orde Baru sekaligus memasuki era Reformasi telah memberikan kebebasan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi
terutama di bidang politik baik mendirikan partai politik maupun lembaga non- politik, serta bebas meyatakan pendapat. Sayangnya, di tengah kebebasan tersebut
73
Bacharuddin Jusuf Habibie, Detik-Detik Yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, Jakarta: THC Mandiri, 2006, h. 1.
74
Selo Soemardjan, Kisah Perjuangan Reformasi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999, h. xix.
75
Eep Saefullah, Membangun Oposisi Agenda-Agenda Perubahan-Perubahan Politik Masa Depan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, h. 14.
76
M. Syafi‟i Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesi, Jakarta Selatan: Para Madina, 1995, h. 17.
77
Eep Saefullah, Membangun Oposisi Agenda-Agenda Perubahan-Perubahan Politik Masa Depan, h. 14.
78
M. Fadjroel Ranchman, “Refleksi atas Gerakan Reformasi Total 1998,” Media Indonesia, 17 Juni 1998, h. 4.