siswa dapat menghadapi masalah yang kompleks baik pada dirinya maupun terhadap orang lain.
Bimbingan pribadi dan sosial sebaiknya tidak hanya diberikan kepada siswa yang bermasalah tetapi bimbingan juga diberikan kepada
siswa yang tidak bermasalah, misalnya layanan informasi mengenai menggali potensi diri, pengetahuan, agama, tata krama, cara bersikap,
tentang masa puber, pengetahuan mengenai penyalahgunaan narkoba, sex bebas, dll.
Berdasarkan hasil wawancara selama penelitian yang dilakukan ,berikut disajikan data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dilakukan
penelitian mengenai pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong sebagai berikut:
1. Perencanaan Layanan Bimbingan Pribadi dan Sosial
Perencanaan merupakan awal dari sebuah dalam penyusunan program. Dengan perencanaan maka dapat menentukan hasil yang
ingin dicapai dalam suatu program. Perencanaan program juga berkaitan dengan proses layanan yang diberikan diharapkan akan
memeperlancar proses pelayanan bimbingan. Berikut ini dijelaskan tahap – tahap penyusunan program di SMK PUSTEK Serpong sebagai
berikut : a. Penyusunan program layanan bimbingan pribadi dan sosial.
Program merupakan suatu kesatuan kegiatan yang berkesinambungan. Dengan adanya suatu program maka terdapat
sebuah landasan dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai hasil yang maksimal dari kegiatan
yang dilakukan. Program Bimbingan yang baik yaitu program
bimbingan yang bila dilaksanakan dengan efisien dan efektif. Dalam penyusunan program bimbingan kepala sekolah
berperan dalam pembuatan acuanlandasan berikut kutipan wawancara kepala sekolah “ Sebelum saya melakukan layanan
bimbingan saya membutuhkan landasan acuan program dalam memberikan layanan agar layanan yang saya berikan tepat
sasaran.”
1
Jadi menurut kepala sekolah dalam penyusunan bimbingan pribadi dan sosial
menggunakan landasan acuan dalam memberikan layanan agaran layanan yang diberikan tepat sasaran.
Guru BK di SMK PUSTEK Serpong juga membutuhkan landasan dalam melaksanakan layanan bimbingan pribadi dan
sosial. Hasil wawancara dengan guru BK yaitu Ibu Fathia memperkuat penyataan diatas, yaitu sebagai berikut:
“Ya tentu saja, sebelum saya melakukan layanan bimbingan saya membutuhkan landasan acuan program dalam memberikan
layanan agar layanan yang saya berikan tepat sasaran.”
2
Petikan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru BK memerlukan landasan dalam melaksanakan bimbingan
bimbingan pribadi dan sosial dalam acuan program. Jadi kesimpulannya dalam penyusunan program bimbingan
pribadi dan sosial menggunakan acuan program seperti penyusunan program sesuai dengan kebutuhan bimbingan yang disesuaikan
dengan tujuan yang ideal dan bersifat realistis dalam pelaksanaanya, menggunakan fasilitas yang menunjang jalannya layanan bimbingan
dan menyediakan fasilitas yang memadai, program kerja yang berjalan dengan sistematis, evaluasi program bimbingan untuk
mengukur seberapa jauh rencana, program kerja yang terealisasi. Menurut kepala sekolah pembuatan acuan program dibuat
dengan kerja sama dengan para stake holder berikut kutipan
Drs. H. Mathodah S, M.Si., Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, 15 Desember 2014. Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.