berpatisipasi dalam kegiatan sosial baik di dalam maupun luar sekolah, tidak suka dikritik, dll.
24
Sedangkan menurut Bapak Nahrowi “Jenis masalah yang dihadapi dalam bimbingan sosial adalah masalah tata tertib,
masalah merokok,
masalah kepada
guru karena
sering meninggalkan kelas saat jam pelajaran,tawuran, pergaulan yang
menyimpang”
25
Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa jenis masalah yang dihadapi dalam bimbingan sosial adalah
masalah komunikasi, etika bergaul, tata tertib, kurangnya berpartisipasi dalan kegiatan didalam maupun luar sekolah, kurang
menghormati guru dengan meninggalkan kelas saat jam pelajaran, tawuran, masalah pergaulan yang menyimpang, dll.
Selanjutnya dalam bimbingan implementasi bimbingan pribadi ada beberapa teknik yang digunakan dalam kegiatan
bimbingan menurut Ibu Fatiah yakni: “Teknik yang digunakan face to face tentang masalah yang
terjadi diberikan pengarahan kepada siswa dan pemanggilan orang tua ke sekolah, pemberian sanksi tergantung dengan masalah apa
yang dihadapi oleh siswa. Jika masalah sangat besar dan sulit dihadapi
maka akan
diadakannya sangsi
tegas seperti
penyalahgunaan narkoba dengan cara surat pengunduran diri dari sekolah.”
26
Menurut Pak Nahrowi teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi adalah “Teknik individual, jadi siswa
menjelaskan problem apa yang dihadapi dan guru BK mendengarkan lalu mengarahkan siswa dan memberikan solusi
24
Sufira Wahyuni, S.Pd,. Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014.
25
Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember 2014.
26
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.
kepada permasalahan yang dihadapi dan melakukan kunjungan ke rumah siswa yang bermasalah”.
Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi
teknik tatap muka face to face tentang masalah yang dihadapi, melakukan
pemanggilan orang tua, melakukan kunjungan rumah home visit. Selanjutnya teknik bimbingan sosial menurut Pak Danang
“Menggunakan teknik bimbingan kelompok, dengan metode kunjungan rumah home visit untuk mengetahui kondisi keluarga
dan lingkungan siswa, diskusi kelompok pada saat dikelas mengenai permasalah yang dihadapi secara klasikal.”
27
Menurut Ibu Sufira teknik bimbingan sosial “ Teknik yang digunakan metode konsultasi, kegiatan kelompok, dan kegiatan
organisasi, seharusnya menggunakan metode psikodrama dan sosiometri tetapi dikarenakan fasilitas yang belum memadai dan
jadwal yang tak menentu mengakibatkan belum terlaksananya bimbingan tersebut.”
28
Jadi kesimpulan dari beberapa wawancara diatas teknik bimbingan sosial menggunakan teknik bimbingan kelompok
secara klasikal, dengan metode konsultasi, kunjungan rumah home visit, kegiatan kelompok, kegiatan organisasi, seharusnya metode
sosiometri dan psikodrama tetpai karena fasilitas yang belum memadai dan bimbingan hanya dilakukan pada saat jam pelajaran
kosong dan tak menentu menyebabkan belum terlaksananya bimbingan tersebut.
27
Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014
28
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014
b. Pencapaian tujuan layanan bimbingan pribadi dan sosial Pencapaian tujuan tidak terlepas dari pelaksanaan
bimbingan program layanan yang direalisasikan dalam pencapaian tujuan. Melaksanakan program direncanakan dalam wujud yang
nyata untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Menurut guru BK pencapaian tujuan sudah berjalan dengan baik tetapi masih perlu
perbaikan. Menurut Ibu Fatiah “Secara umum tujuan pencapaian
pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan efektif sesuai dengan rencana tetapi masih terdapat kekurangan
“
29
Menurut Bapak Danang “Pencapaian tujuan bimbingan sudah cukup baik hanya saja masih memiliki kekurangan dan
perlu adanya perbaikan”.
30
Dari kutipan wawancara diatas pencapaian tujuan bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan cukup efektif
tetapi masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaanya dan perlu adanya perbaikan.
c. Implementasi jenis layanan Implementasi jenis layanan disesuaikan dengan kebutuhan
siswa. Guru BK memiliki beberapa jenis layanan sehingga jenis layanan yang dipakai dapat berjalan dengan efektif.
Menurut Bapak Nahrowi “Disini terdapat beberapa jenis layanan yang dipakai jenis layanan yang diberikan kepada siswa
tergantung kepada kebutuhan siswa dan perkembangan siswa.”
31
29
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.
30
Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014.
Menurut Ibu Sufira “Jenis layanan bimbingan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik tetapi masih harus
diperbaiki”.
32
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis layanan yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan siswa, tetapi dalam implementasi program masih terdapat
kekurangan dan harus melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas jenis pelayanan.
3. Evaluasi bimbingan pribadi dan sosial
a. Hambatan dalam segi internal dan eksternal Kriteria yang dilakukan untuk menilai keberhasilan
implementasi program bimbingan pribadi dan sosial mengacu kepada ketercapaian kompetensi serta terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan siswa. Dalam keseluruhan kegiatan pelayanan penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan
pelayanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Untuk keberhasilan suatu program maka perlu adanya evaluasi.
Program implementasi bimbingan disusun dengan cara bertahap dan berkesinambungan. Impelementasi bimbingan pribadi
dan sosial tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan dan direncanakan dikarenakan beberapa hambatan. Dalam pencapaian
tujuan implemantasi bimbingan pribadi dan sosial tidak lepas dari beberapa hambatan dan kendala maka kendala tersebut dievaluasi
dan dilakukan beberapa perbaikan dan apabila program yang sudah
31
Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember 2014.
32
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014
.
berjalan dengan baik maka dipertahankan dan dikembangkan untuk mendapatkan kualitas porgram yang efektif.
Menurut Ibu Fatiah permasalahan yang terjadi dalam segi internal dan eksternal sebagai berikut:
“Hambatan dalam segi internal walaupun sudah ada 4 guru BK untuk menangani siswa yang jumlahnya ribuan maka guru BK
tidak dapat memperhatikan kebutuhan siswa secara mendetail hanya beberapa saja jika siswa bermasalah, jiksegi eksternal yaitu
kurangnya komunikasi antara orang tua dan guru BK dan kurang terbukanya orang tua terhadap guru BK terhadap permasalahan
siswa, dan tidak ada jadwal yang menentu dalam bimbingan pribadi dan sosial, jadi bimbingan hanya ada jika pelajaran yang
kosong.”
33
Menurut Ibu Sufira hambatan dalam implementasi yaitu : “Hambatan dalam segi eksternal menjalin hubungan
komunikasi dengan orang tua agar tidak terjadi kesalah pahaman dan orangtua bersikap terbuka terhadap permasalahan yang
dihadapi siswa. Lalu dalam segi intenal saya sebagai guru BK berusaha untuk memahami perkembangan siswa sesuai dengan
kebutuhan siswa tidak hanya pada siswa yang bermasalah saja tetapi juga kepada siswa yang hanya berkonsultasi untuk
mendapatkan bimbingan, melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang dalam bimbingan”.
34
Menurut kepala sekolah Bapak Mathodah kendala
hambatan dalam implementasi bimbingan pribadi dan sosial sebagai berikut :
“Kendala fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam pelaksanaan bimbingan, menjalin komunikasi
yang baik dengan orang tua siswa tentang permasalahan siswa, dan karena jumlah siswa yang banyak maka keterbatasan guru BK
33
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.
34
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014
.
untuk memantau
perkembangan siswa
sesuai dengan
kebutuhannya, jadi apabila ada masalah saja guru bk membantu permasalahan siswa, meskipun ada beberapa yang berkonsultasi
mengenai masalah pribadi namun seharusnya ada tindakan pencegahan preventif sebelum terjadi permasalahan”.
35
b. Cara mengatasi hambatan Menurut Bapak Danang cara mengatasi hambatan
bimbingan yaitu: “Cara mengatasi hambatan dalam segi internal yaitu
dengan cara guru harus mulai belajar memahami perkembangan dan kebutuhan siswa secara individu meskipun jumlahnya banyak
tetapi personil BK jumlahnya ada 4 orang jadi kami bekerja sama dengan stake holder yang lainnya, dan apabila dalam segi
eksternal yaitu dengan selalu berkomunikasi dengan orang tua tentang perkembangan siswa supaya tidak ada kenjangan dan hal
yang tutupi oleh orang tua mengenai masalah yang dihadapi siswa”.
36
Menurut Ibu Sufira cara mengatasi hambatan bimbingan yakni:
“Cara mengatasi kendala yang diperoleh dalam bimbingan pribadi dan sosial ada dua yakni internal dan eksternal, jika dalam
hambatan internal yakni guru BK yang kurang memahami masalah siswa dan tidak selalu mengetahui keadaan siswa, jika dalam segi
eksternal orang tua yang kurang kooperatif kepada guru BK mengenai masalah siswa cenderung menutupi masalah siswa,
selanjutanya sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam pelaksanaan.”
37
Menurut Bapak Mathodah cara mengatasi hambatan bimbingan yaitu :
“Cara mengatasi hambatan dan kendala dengan cara berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial, lalu bekerja sama dengan 4 personil BK, wali kelas, kesiswaan, osis, dan stake
35
Drs. H. Mathodah S, M.Si, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, 15 Desember 2014.
36
Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014.
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014
.
holder dalam memantau perkembangan sisiwa, dan mejalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa. Menghimbau
kepada siswa untuk tindakan pencegahan preventif sebelum terjadinya masalah misalnya penyalahgunaan narkoba, HIV aids,
melarang untuk merokok, dll.
Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan cara mengatasi hambatan bimbingan pribadi dan sosial ada 2 segi yaitu
internal dan eksternal, jika dalam segi internal jika guru BK kurang memahami tentang perkembangan siswa dan kebutuhan siswa
dikarenakan jumlah siswa yang banyak maka guru bk bekerja sama dengan 1 koordinator BK, dan 3 personil bk bekerja sama dan
dengan bantuan stake holder lainya dalam pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial, lalu jika segi eksternal maka para guru BK
melakukan pendekatan dengan orang tua menjalin komunikasi dengan baik untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi
oleh siswa, agar orang tua tidak cenderung menutupi permasalahan dan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial.
+,
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan cukup efektif hanya saja dalam pelaksanaan bimbingan belum adanya jadwal
untuk bimbingan guru BK hanya memberikan bimbingan apabila ada jam pelajaran yang kosong guru mata pelajaran berhalangan untuk
mengajar. 2. Dalam pelaksanaan bimbingan personil BK yang berjumlah 4 orang
sudah cukup membantu mengatasi masalah siswa tetapi jika
dibandingkan dengan jumlah siswa yang banyak mengakibatkan guru BK kurang memahami perkembangan siswa.
3. Pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial hanya jika terjadi permasalahan pada siswa minimnya siswa yang berkonsultasi untuk
melakukan bimbingan tanpa dipanggil terlebih dahulu, tindakan preventif pencegahan yang kurang dalam implementasi bimbingan
4. Dalam implementasi program bimbingan pribadi dan sosial sarana dan prasarana yang digunakan kurang memadai untuk menunjang
implementasi program dan ada beberapa yang belum lengkap seperti teknik menggunakan sosiodrama dan psikodrama dalam bimbingan.
5. Dalam implementasi bimbingan pribadi dan sosial dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP di buat secara terpisah tetapi dalam
pelaksanaanya dilaksanakan secara bersamaan dan berkesinambungan karena seyogyanya bimbingan pribadi dan sosial saling terkait sulit
untuk dipisahkan.
- .
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang mungkin menjadi bahan pertimbangan dalam implementasi bimbingan pribadi dan
sosial di sekolah sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah a. Memperbaharui program sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
siswa b. Melengkapi fasilitas sarana dan prasarana yang memadai untuk
layanan bimbingan pribadi dan sosial c. Membuat bimbingan yang terjadwal, bimbingan tidak hanya
diberikan pada saat jam pelajaran kosong. 2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
a. Berupaya meningkatkan kerja sama dan komunikasi dengan kepala sekolah, guru bidang studi, juga wali murid sehingga masalah-masalah
yang dihadapi lebih cepat diketahui dan dapat segera diselesaikan. b. Mengintensifkan pelaksanaan program bimbingan pribadi dan sosial
yang bersifat preventif, remedial teaching, cara berprilaku dengan guru,siswa dan lingkungan yang baik serta pemberian pemanfaatan
waktu secara efektif. c. Agar guru BK berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk membuat
jadwal bimbingan pribadi dan sosial.