Pengaruh Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi Dengan Minat Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Siswa Smk Bisnis Dan Manajemen Di Kota Sibolga Kelas XII Jurusan Akuntansi)

(1)

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MINAT SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(STUDI PADA SISWA SMK BISNIS DAN MANAJEMEN DI KOTA SIBOLGA KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI)

TESIS

Oleh

ILHAM HIDAYAH NAPITUPULU 077017044/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MINAT SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(STUDI PADA SISWA SMK BISNIS DAN MANAJEMEN DI KOTA SIBOLGA KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI)

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ILHAM HIDAYAH NAPITUPULU

077017044/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MINAT SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(STUDI PADA SISWA SMK BISNIS DAN MANAJEMEN DI KOTA SIBOLGA KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI)

Nama Mahasiswa : Ilham Hidayah Napitupulu

Nomor Pokok : 077017044

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Dra.Sri Mulyani, MBA, Ak )

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa, B,M.Sc)


(4)

Telah diuji pada Tanggal : 28 Mei 2009

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak

Anggota : 1. Dra. Srimulyani, MBA, Ak 2. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak 3. Drs Hasan Sakti Siregar, M.Si,Ak 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

“Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi dengan Minat Siswa Sebagai Variabel Moderating (studi pada siswa SMK bisnis dan manajemen di kota Sibolga kelas XII jurusan akuntansi)”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 28 Mei 2009

Yang membuat pernyataan

(Ilham Hidayah Napitupulu)


(6)

ABSTRAK

Dalam dunia pendidikan banyak hal yang membuat siswa dapat memahami pelajaran yang disampaikan oleh pengajar. Kecerdasan Intelektual saja tidak mampu untuk dapat dihandalkan dalam memahami pelajaran, namun saat ini sudah berkembang kepada Kecerdasan Emosional seorang siswa untuk mampu memahami pelajaran dan dimana Minat sebagai variabel moderating juga dibutuhkan, terutama untuk pelajaran akuntansi yang selama ini banyak siswa yang mengatakan bahwa akuntansi sulit untuk dipelajari. Ketiga variabel inilah dianggap mampu untuk mendukung tingkat pemahaman pelajaran akuntansi seorang siswa, dengan demikian penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat pengaruh kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional siswa serta minat siswa sebagai moderasi dalam memahami pelajaran akuntansi, terutama pada siswa yang berada di kota sibolga.

Populasi dalam peneliitan ini adalah siswa SMK Bisnis dan Manajemen jurusan akuntansi yang ada di kota Sibolga berjumlah 209 siswa, namun yang dapat dijadikan sampel sebanyak 142 siswa dengan tingkat kepercayaan yang diambil sebesar 95%. Penelitian ini digunakan hubungan kausal dengan menggunakan OLS

(Ordinary Least Square), pembahasan digunakan dua rumusan masalah, yang pertama pengujian variabel independen dilakukan tanpa variabel moderating dan pengujian kedua dilakukan seluruh variabel independen bersamaan dengan variabel moderating.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Hipotesis satu secara simultan menujukkan seluruh variabel Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi, namun secara parsial hanya kecerdasan intelektual saja yang mempunyai pengaruh. Untuk hipotesis dua diperlihatkan hal yang sama, yaitu secara simultan seluruh variabel independen dan moderating mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi, bila dilihat hasil pengujian secara parsial, hanya kecerdasan intelektual saja yang mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi. Variabel moderating minat siswa tidak mampu sebagai moderasi antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi, sebagaimana diperlihatkan dari hasil uji bahwa moderating ini tidak mempunyai nilai yang kuat atau tidak signifikan.

Kata Kunci : Kecerdasan Intlektual, Kecerdasan Emosional, Minat Siswa, Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi


(7)

ABSTRACT

Educational many things makes pupils quite understand bout lesson which explained by teacher or tutor. IQ not enough tracing the lesson and now days EQ has been growth for a pupil to understand the lesson and desire as a variable moderating which been required especially accounting where this mentioned by pupils is the most difficult lesson being understood. The third variable is considered able to support the level of the understanding to accounting lesson for a pupil. This research being done to prove the IQ and the EQ and their desire as moderation in understanding accounting especially for pupils who live and learn in city of Sibolga.

Population in this research is all the pupils of SMK Bisnis dan Manajemen in accounting program in the city such 209 person but only 142 being responding with trust level taken 95%. This research uses the causal related by using Ordinary Least Square (OLS), discussion done in two ways, first by Variable Independent Test which being done without variable moderating and the second by Entire Variable Independent with Variable moderating.

The result of this research shows that first hypothesis by simultan could show entire variable of IQ and EQ posses an effect to the understanding level in accounting but by partial only the IQ posses it. For the second hypothesis show the same by simultan of Entire variable independent moderating posses effect to the understanding level in accounting, anyway if being seen by partial test there is only IQ posses an effect to the understanding level in accounting. Variable moderating desire of pupils not able as moderation amongst IQ and EQ to understanding in accounting, as shown of tests that moderating posses no strong value or not too significant.

Password : Intelligance Quotient, Emotional Quotient, Pupils Desire and Understanding Level in Accounting


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan syukur Alhamdullilah kepada Allah SWT dengan Rahmat, Hidayah, Karunia dan Anugrah yang diberikan-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi dengan Minat Siswa Sebagai Variabel Moderating” untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar Magister Sains, pada Program Magister Ilmu Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan, kendala dan hambatan. Akan tetapi berkat bantuan bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,Sp.A.(K), Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, MAFIS, Ak., Selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Ketua Komisi Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini


(9)

4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak., selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan arahan, kritikan, yang sangat membantu sehingga tesis ini selesai dibuat oleh penulis.

5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

6. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

7. Bapak Idhar Yahya, M.Si., Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

8. Teristimewa buat Ayahanda tersayang Abdul Hasan Napitupulu (Alm) dan Ibunda tercinta Masni br Siregar terima kasih atas doa yang dipanjatkan, keridoan dan keikhlasannya serta ketulusan hatinya sehingga saya dapat menyelesaikan jenjang Strata Dua.

9. Rekan–Rekan Bagian Administrasi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Bang Ary, Kak Dory, Kak Yusna, Bang Dedi, Kak Juli, dan rekan rekan lainnya terima kasih buat kebaikannya, bantuannya, serta perhatiannya selama penulis menyelesaikan Pendidikan Magister di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

10.Bapak Rudi Hertanto, SE, M.Si., Ak, selaku Pimpinan PT Aquafarm Nusantara-Medan Office yang telah banyak memberikan kesempatan, kelonggaran waktu, bimbingan, arahan dan nasihat sehingga dapat selesainya sekolah saya.


(10)

11.Rekan rekan kerja di PT AQUAFARM NUSANTARA, (Idham Cahyadi, Endang Kurniati, Hery Tambunan, Ferry Manik, Dhana Yudhistira, Andriyan, Risdianto, Afriani dan Misrianto) yang telah banyak memberikan bantuannya, terima kasih buat kerjasamanya, sehingga hubungan baik tetap terbina abadi selamannya.

12.Rekan rekan mahasiswa Angkatan XIII terima kasih buat bantuannya, perhatiannya dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tesis ini pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa dan mahasiswi.

Medan, M e i 2009


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

RIWAYAT HIDUP ………. vi

DAFTAR ISI ………. viii

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR GAMBAR ………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ……….. 1

1.2. Rumusan Masalah ………. 4

1.3. Tujuan Penelitian………... 4

1.4. Manfaat Penelitian………. 4

1.5. Originalitas ……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 7

2.1. Landasan Teori……….. 7

2.1.1. Kecerdasan Intelektual ………... 7

2.1.2. Kecerdasan Emosional……… 11

2.1.3. Minat Siswa ……….. 13

2.1.4. Pemahaman Akuntansi……… 15

2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) ..……… 16

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ………. 18

3.1. Kerangka Konseptual ……… 18

3.1.1. Hubungan Kecerdasan Intelektual dengan Pemahaman Akuntansi ………. 19

3.1.2. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Pemahaman Akuntansi……….. 20

3.1.3. Hubungan Minat Terhadap Pemahaman Akuntansi………. 21

3.2. Hipotesis Penelitian ……….. 21

BAB IV METODE PENELITIAN ……… 22

4.1. Rancangan Penelitian ……… 22

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 23

4.3. Populasi dan Sampel ………... 23

4.4. Metode Pengambilan Data ……… 24

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel………… 24


(12)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .……… 32

5.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian……… 32

5.2. Deskripsi Responden ………. 33

5.3. Statistik Deskriptif ……… 34

5.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen ………. 36

5.4.1. Uji Validitas ……….. 36

5.4.2. Uji Reliabilitas ……….. 37

5.5. Uji Asumsi Klasik ……….. 38

5.5.1. Uji Normalitas Data ………. 39

5.5.2. Uji Multikolonieritas ………. 41

5.5.3. Uji Heteroskedastisitas ………. 42

5.5.4. Uji Autokorelasi ………. 44

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian… ………. 45

5.6.1. Pembahasan Hipotesis Satu ………. …. 45

5.6.2. Pembahasan Hipotesis Dua………... 48

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ……… 55

6.1. Kesimpulan ……… 55

6.2. Keterbatasan Penelitian ………. 57

6.3. Saran …….……… 58

DAFTAR PUSTAKA ……….. 60


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1.1. : Konsepsi Awam dan Konsepsi Ahli ………. 9

2.2.1. : Daftar Penelitian Terdahulu ……… 17

4.5.1. : Definisi Operasional Variabel ………. 27

5.2.1. : Deskripsi Responden ………... 33

5.3.1. : Deskripsi Variabel ……… 34

5.4.1. : Nilai Cronbach’s Alpha Variabel Kecerdasan Emosional (X2) ……… 38

5.4.2. : Nilai Cronbach’s Alpha Variabel Minat Siswa (X3) ……… 38

5.5.1. : Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Simirnov ……….………. 41

5.5.2. : Uji Multikolonieritas ……….……….………. 42

5.5.3. : Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ……….……… 43

5.5.4. : Uji Autokorelasi ……….………. 44

5.6.1. : Koefisien Determinasi Hipotesis Satu ……… ……. 45

5.6.2. : Uji F atau Uji Simultan Hipotesis Satu………. ….... 46

5.6.3. : Uji t atau Uji Parsial Hipotesis Satu……….…. 47

5.6.4. : Koefisien Determinasi Hipotesis Dua………. ….. 49

5.6.5. : Uji F atau Uji Simultan Hipotesis Dua……… …. 50


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1.1. : Diagram Kecerdasan Emosional ……… 12 3.1.1. : Diagram Kerangka Konseptual Pengujian Hipotesis Satu …….... … 18 3.1.2. : Diagram Kerangka Konseptual Pengujian Hipotesis Dua ……..…... 18 5.5.1. : Grafik Uji Normalitas Data …………..……….………. 40 5.5.2. : Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot…….……… 43


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I : Data Penerimaan Siswa Tahun 2008 ……… 62

II : Deskripsi Responden ………..……… 63

III : Frekuensi Pertanyaan Variabel Minat ……… 64

IV : Uji Validitas dan Reliabilitas Kecerdasan Emosional ………… 65

V : Uji Validitas dan Reliabilitas Minat ………..………… 67

VI : Uji Asumsi Klasik ... .……….……… 69

VII : Pembahasan Hipotesis Satu ……….. 72

VIII : Pembahasan Hipotesis Dua ………... 73

IX : Daftar Kumulatif Nilai Siswa ……… 74

X : Tabulasi Kuesioner Kecerdasan Emosional ……… 78

XI : Tabulasi Kuesioner Minat Siswa ………. 84

XII : Daftar Nilai Akuntansi ……….. 87

XIII : Daftar Nama Pelajaran Akuntansi ……….. 91


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Dalam dunia pendidikan banyak hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan siswa yang berkualitas yang dapat memahami pelajaran yang diberikan oleh guru, terutama dalam hal sistem pengajaran yang disampaikan oleh pengajar di ruangan dan bobot pelajaran yang disampaikan. Dari apa yang disampaikan oleh pengajar, kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sangat mempengaruhi bagaimana suatu materi yang disajikan dapat dipahami dan diminati, terutama kecerdasan intelektual (Intelligence Quotient) dan kecerdasan emosional (Emotional Quotient). Saat ini penilaian terhadap seseorang untuk dapat bersaing di dunia kerja tidak lagi hanya berdasarkan kecerdasan intelektual yang dimiliki, namun saat ini penilaian itu telah bertambah, yaitu telah diperhatikannya kecerdasan emosional seseorang.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemampuan intelegensi siswa dalam memahami pelajaran akuntansi dan pengelolaan perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustrasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Selama ini Akuntansi sangat dipandang kurang menarik oleh banyak kalangan siswa, bahkan pelajaran akuntansi sering sekali dianggap pelajaran yang


(17)

membosankan. Sebagaimana penelitan dasar yang dilakukan terhadap pandangan siswa terhadap pelajaran akuntansi, dari 142 siswa yang menanggapi atas pertanyaan mengenai sulit atau tidaknya pelajaran akuntansi, hanya 4,9 % siswa yang mengatakan akuntansi itu tidak sulit. Berdasarkan data dari Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah khusus kejuruan, siswa yang memilih jurusan akuntansi jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jurusan lain yang disediakan oleh sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di kota sibolga. Jumlah siswa yang masuk Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen tahun 2008 di kota Sibolga sebanyak 646 siswa dan yang memilih jurusan akuntansi mencapai 46,90 % (lampiran I), ada hal yang bertolak belakang dari apa yang dikatakan siswa dengan jumlah siswa yang ingin memasuki jurusan akuntansi, dengan demikian dapat dikatakan ada faktor lain yang mempengaruhi siswa memilih jurusan akuntansi.

Sebagaimana yang disampaikan Djaali (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi peserta didik untuk mampu mendukung kemampuan siswa memahami pelajarannya, adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah Motivasi, Sikap, Minat, Kebiasaan Belajar, dan Konsep Diri. Faktor pendukung ini salah satunya dapat digunakan untuk mendukung kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional siswa, yaitu “Minat” dengan alasan bahwa “Minat” mempunyai kekuatan tersendiri untuk mendukung kecerdasan siswa. Jika seorang siswa mempunyai minat yang kuat akan diperkirakan pemahaman akuntansinya juga sangat baik walaupun selama ini akuntansi itu dipandang sulit.


(18)

Dari hasil beberapa peneliti terdahulu Rissyo (2006) mengatakan secara simultan komponen kecerdasan emosional saling memiliki pengaruh dan sinkronisasi, namun bila dilihat secara parsial hanya ada beberapa komponen yang saling berpengaruh, yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, dan motivasi. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi menunjukkan bahwa kesemua komponen kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi baik secara parsial maupun secara simultan.

Nuraini (2007) menguji komponen kecerdasan emosional terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Pengujian secara parsial, komponen kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi dan minat belajar, mempunyai pengaruh yang positif dan yang berpengaruh negatif ditunjukkan oleh empati serta keterampilan sosial. Pengujian secara simultan, kecerdasan emosional dan minat belajar secara statistis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Dengan adanya perbedaan dari kedua peneliti ini, maka peneliti akan membuktikan apakah untuk kalangan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai persamaan atau perbedaan dari hasil uji yang dilakukan mereka.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dengan ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :


(19)

1. Apakah Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran Akuntansi pada siswa SMK di Sibolga ?

2. Apakah minat siswa berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman pelajaran akuntansi pada siswa SMK di Sibolga ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran Akuntansi secara parsial dan simultan pada siswa SMK di Sibolga.

2. Untuk mengetahui apakah minat siswa berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman pelajaran akuntansi pada siswa SMK di Sibolga.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi objek penelitian yang dilakukan terutama bagi pengajar untuk bisa menyesuaikan kepada tingkat kecerdasan siswa, tentu diharapkan juga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti secara


(20)

pribadi. Penelitian ini juga dapat melihat sejauh mana minat siswa dalam mempelajari Ilmu Akuntansi terutama pada minat siswa yang ada di kota Sibolga.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari peneliti terdahulu, yaitu Rissyo Melandy RM dan Nurna Aziza (2006), hasil penelitian mereka sebagaimana tertera dalam daftar penelitian terdahulu.

Adapun perbedaan penelitian ini terhadap peneliti terdahulu adalah :

a. Variabel yang diuji dibedakan, pada peneliti terdahulu menguji variabel independen hanya satu, yaitu kecerdasan emosional saja dengan menggunakan indikator dari komponen kecerdasan emosional dan indikator ini akan menjadi independen sedangkan pada penelitian ini variabel independen ditambah dengan variabel kecerdasan intelektual. Variabel kecerdasan emosional yang diuji pada peneliti terdahulu adalah komponen dari kecerdasan emosional, namun pada penelitian ini tidak melakukan pengujian satu per satu komponen kecerdasan emosional, namun komponen kecerdasan emosional akan digabungkan pengujiannya, dengan demikian pengujian penelitian yang nantinya dilakukan atas variabel kecerdasan emosional merupakan satu bagian atau parsial tidak seperti peneliti terdahulu, dimana kecerdasan emosional merupakan gabungan atau simultan.


(21)

b. Variabel moderating yang diambil adalah “Minat Siswa”, sementara pada penelitian sebelumnya adalah “Kepercayaan Diri”.

c. Populasi dan Sampel yang diambil adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi yang ada di Kota Sibolga, sementara pada penelitian terdahulu Populasi dan Sampelnya adalah Mahasiswa tiga Universitas di pulau Sumatera, yaitu Universitas Andalas di Padang, Universitas Sriwijaya di Palembang dan Universitas Bengkulu di Bengkulu.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kecerdasan Intelektual

Intelektual merupakan kecerdasan intelegensia yang diuji dari hasil tes kemampuan dalam menyelesaikan suatu problem yang biasanya diaplikasikan dalam angka-angka dan sejenisnya yang biasa dilakukan dalam dunia pendidikan dan hasil dari tes itu akan diberi nilai, maka nilai itulah dijadikan ukuran kemampuan intelektual seseorang.

Binet dan Theodore (Azwar, 2006) mendefinisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu : a) Kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, b) Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan c) Kemampuan untuk mengeritik diri sendiri (Azwar, 2006). Sejalan dengan hal itu, David Wecshler mendefinisikan intelegensia sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif.

Stoddard (Azwar, 2006) menyebut intelegensi sebagai bentuk kemampuan untuk memahami masalah-masalah, dengan cirri-ciri (a) mengandung kesukaran, (b) kompleks, yaitu mengandung bermacam jenis tugas yang harus dapat diatasi dengan


(23)

baik dalam artian bahwa individu yang inteligen mampu menyerap kemampuan baru dan memadukannya dengan kemampuan baru dan memadukannya dengan kemampuan yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam menghadapi masalah, (c) abstrak, yaitu mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan interpretasi, (d) ekonomis, yaitu dapat diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang efisien dari penggunaan waktu, (e) diarahkan pada suatu tujuan, yaitu bukan dilakukan tanpa maksud melainkan mengikuti suatu arah atau target yang jelas, (f) mempunyai nilai sosial, yaitu cara dan hasil pemecahan masalah dapat diterima oleh nilai dan norma sosial, dan g) berasal dari sumbernya, yaitu pola fikir yang membangkitkan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lain.

Stenberg (Azwar, 2006) menemukan bahwa konsepsi orang awam mengenai intelegensi mencakup tiga faktor kemampuan utama, yaitu (a) kemampuan memecahkan masalah-masalah praktis yang berciri utama adanya kemampuan berfikir logis, (b) kemampuan verbal (lisan) yang berciri utama adanya kecakapan berbicara dengan jelas dan lancar, dan (c) kompetensi sosial yang berciri utama adanya kemampuan untuk menerima orang lain sebagaimana adanya.

Faktor-faktor dasar dalam konsepsi Awam dan konsepsi Ahli mengenai intelegensi :


(24)

Tabel 2.1.1. : Konsepsi Awam dan Konsepsi Ahli

Konsepsi Awam Konsepsi Ahli

Kemampuan Praktis untuk Pemecahan Masalah :

1. Nalar yang baik.

2. Melihat hubungan di antara ber-bagai hal.

3. Melihat aspek permasalahan secara menyeluruh.

4. Fikiran terbuka. Kemampuan Verbal :

1. Berbicara dengan artikulasi yang baik dan fasih.

2. Berbicara lancar.

3. Punya pengetahuan di bidang tertentu.

Kompetensi Sosial :

1. Menerima orang lain seperti ada-nya.

2. Mengakui kesalahan.

3. Tertarik pada masalah sosial. 4. Tepat waktu bila berjanji.

Kemampuan memecahkan masalah : 1. Mampu menunjukkan

pengetahu-an mengenai masalah ypengetahu-ang dihadapi.

2. Mengambil keputusan tepat.

3. Menyelesaikan masalah secara optimal.

4. Menunjukkan fikiran jernih. Intelegensia Verbal :

1. Kosakata baik.

2. Membaca dengan penuh pema-haman.

3. Ingin tahu secara intelektual. 4. Menunjukkan keingintahuan. Intelegensia Praktis :

1. Tahu situasi.

2. Tahu cara mencapai tujuan. 3. Sadar terhadap dunia sekeliling. 4. Menunjukkan minat terhadap

du-nia luar.

Intelegensi orang berbeda-beda, hal ini karena ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain adalah (Djaali, 2008) :

a. Faktor bawaan, di mana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.

b. Faktor minat dan bawaan yang khas, di mana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih baik giat dan lebih baik.


(25)

c. Faktor Pembentukan, dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat dibedakan antara pembentukan dengan sengaja atau bukan, seperti pembentukan disengaja, yaitu karena sekolah dan pembentukan yang tidak disengaja, seperti pengaruh lingkungan sekitar.

d. Faktor Kematangan, di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. e. Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu

dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Dengan diperlihatkannya lima faktor ini, maka kecerdasan seseorang tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja, melainkan kelima faktor ini saling keterkaitan, untuk itu, kecerdasan siswa banyak faktor membuat mereka memahami akuntansi. Uraian sebelumnya dapat disimpulkan juga, bahwa kecerdasan intelektual itu dipengaruhi dua faktor, yaitu yang pertama faktor hereditas, dimana semenjak dalam kandungan anak telah mempunyai sifat yang menentukan kerja intelektualnya. Yang kedua adalah faktor lingkungan, karena lingkungan sangat penting peranannya juga akan mendorong dia untuk mengembangkan sifat intelektualnya yang dibawa sejak dia lahir, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga yang sangat dominan mempengaruhinya.

Disesuaikan dengan kesimpulan yang ada, maka dapat ditarik garis lurus bahwa nilai ujian siswa yang dituangkan dalam hasil evaluasi dalam raport dapat dijadikan salah satu alat uji untuk mengetahui siswa itu mempunyai kemampuan intelegensia dalam memahami akuntansi.


(26)

2.1.2. Kecerdasan Emosional

Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis. Emosi adalah hal begitu saja terjadi dalam hidup, menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, cinta, senang, benci, antusias, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon dari peristiwa yang terjadi. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana respon siswa menerima pelajaran akuntansi dari sistem pengajaran yang dilakukan di sekolah mereka dan bagaimana pula respon mereka terhadap akuntansi ke depan, sehingga mereka merasa tertarik untuk meneruskan pendidikan mereka ke perguruan tinggi mengambil jurusan Akuntansi.

Komponen kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman (David dan Richard, 2007) terdapat tujuh elemen yang membentuk kecerdasan emosional (EQ) seseorang, yaitu :

a. Kesadaran diri – kesadaran terhadap perasaan sendiri dan kemampuan untuk mengenali dan mengelola perasaan itu.

b. Elastisitas emosional – kemampuan untuk berkinerja secara baik dan konsisten diberbagai situasi dan tekanan.

c. Motivasi – Dorongan dan energi yang ada pada anda untuk mencapai hasil, menyeimbangkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dan mengupayakan cita-cita anda walaupun menghadapi aneka tantangan dan penolakan.

d. Sensitivitas antar pribadi – kemampuan untuk merasakan kebutuhan dan perasaan orang lain dan untuk menggunakan kemampuan itu secara efektif


(27)

dalam berinteraksi dengan mereka dan dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi mereka.

e. Pengaruh – kemampuan untuk membujuk orang lain agar mengubah sudut pandang mereka terhadap suatu masalah, persoalan, atau keputusan.

f. Tanggap – kemampuan untuk menggunakan wawasan dan interaksi untuk sampai pada, dan menerapkan, keputusan saat dihadapkan dengan informasi yang ambigu atau tidak lengkap.

g. Tanggungjawab dan Integritas – kemampuan untuk menunjukkan komitmen terhadap suatu tindakan saat menghadapi tantangan, dan untuk bertindak secara konsisten dan sesuai dengan persyaratan etika yang dipahami.

Dari tujuh elemen yang dikemukakan sebelumnya, David dan Richard (2007) menyimpulkan :

a. Pendorong. Elemen yang memotivasi dan mendorong perilaku kita (yakni, Motivasi).

b. Pembatas. Aspek kecerdasan emosional yang mengendalikan perilaku kita (yakni, tanggung jawab dan integritas).

c. Pembisa. Aspek kecerdasan emosional yang membantu menyeimbangkan pendorong dan pembatas, dan membantu mencapai kinerja keseluruhan (yaitu: sensitivitas antar pribadi, tanggap, elastisitas emosional, kesadaran diri, dan pengaruh).

Dari kesimpulan di atas, dapat digambarkan model kecerdasan emosional ;

Gambar 2.1.1. : Diagram Kecerdasan Emosional

PEMBISA

KINERJA

PENDORON

G

PEMBATAS


(28)

Melihat ketujuh eleman kecerdasan emosional yang ada, jelas bahwa Kecerdasan Emosional lebih dari sekedar bersikap “lunak” dan “lembut”. Kecerdasan Emosional memiliki elemen-elemen “keras” (non-antarpribadi, seperti motivasi dan tanggap). Ide dan implikasi baru yang dibawa oleh ketujuh tersebut ialah kebutuhan untuk menyeimbangkan perilaku “keras” dan “lunak” yang tampak bertentangan itu.

2.1.3. Minat Siswa

Sebagaimana telah digambarkan pada latar belakang penelitian, minat merupakan pilihan penulis yang digunakan sebagai pendukung kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, jika seorang siswa mempunyai minat yang kuat akan diperkirakan pemahaman akuntansinya juga sangat baik. Minat adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan” (KBBI, 2002). Minat adalah variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan, bahwa belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat siswa merupakan suatu keinginan yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun untuk melakukan apa yang disukanya, Minat disini adalah keinginan siswa yang benar-benar datang dari dasar hatinya untuk mempelajari akuntansi dan minat siswa untuk memperdalam pelajaran akuntansi, tetapi terkadang minat itu diperkenalkan kepada mereka terlebih dahulu, sehingga mereka mengenalnya dan menyukainya.


(29)

Jika belajar disamakan dengan sebuah pekerjaan, maka akan terlihat bahwa pekerjaan yang didasari oleh minat seorang pekerja, hasilnya akan telihat lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai minat terhadap pekerjaan yang dikerjakannya. Ada teori yang mengatakan bahwa minat dapat dibagi menjadi enam jenis (Djaali, 2006), sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :

a. Realistis

Orang yang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat, dan sering sangat atletis, memiliki koordinasi otot yang baik dan trampil. Akan tetapi, ia kurang mampu menggunakan medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, pada umumnya mereka kurang menyenangi hubungan sosial, cenderung mengatakan bahwa mereka senang dengan masalah yang konkret dibanding abstrak, menduga diri sendiri sebagai agresif, jarang melakukan kegiatan kreatif dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, tetapi suka membuat sesuatu dengan bantuan alat.

b. Investigatif

Orang yang investigatif termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Umumnya berorientasi pada tugas, instrospektif, dan sosial, lebih menyukai memikirkan sesuatu daripada melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam, menyukai tugas-tugas yang tidak pasti, suka bekerja sendirian, kurang pemahaman dalam kepemimpinan akademik dan intelektualnya, menyatakan diri sendiri sebagai analis, selalu ingin tahu, bebas, dan bersyarat, dan kurang menyukai pekerjaan yang berulang.

c. Artistik

Orang artistik menyukai hal-hal yang terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik.

d. Sosial

Tipe ini dapat bergaul, bertanggungjawab, berkemanusiaan, dan sering alim, suka bekerja dalam kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan verbal, terampil bergaul, menghindari pemecahan masalah secara intelektual, suka memecahkan masalah yang ada kaitannya


(30)

dengan perasaan, menyukai kegiatan menginformasikan, melatih dan mengajar.

e. Enterprising

Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal untuk berdagang, memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri, dan umumnya sangat aktif.

f. Konvensional

Orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi menghindari situasi yang tidak menentu, menyatakan diri orang yang setia, patuh, praktis, tenang, tertib, efisien, mereka mengidentifikasi diri dengan kekuasaan dan materi.

Dari enam jenis minat yang dijelaskan secara rinci, dapat dikatakan bahwa minat mempunyai unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pemilihan pekerjaannya, pengerahan perasaan, seleksi, dan kecenderungan hati. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lain, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat bukan bawaan dari lahir, melainkan didapat dari apa yang ia lihat, rasakan dan apa yang ia peroleh. Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, seperti akuntunsi, mungkin sekali menjaga pikirannya, sehingga dia bisa menguasai pelajaran itu. Jika pada awalnya ia memperoleh keberhasilan mempelajari akuntansi, maka itu akan menambah minat seorang siswa untuk terus mempelajarinya.


(31)

2.1.4. Pemahaman Akuntansi

Yang dikatakan pemahaman adalah cara bagaimana seseorang memiliki kemampuan untuk mengerti dan mengetahui sesuatu yang disampaikan terutama pada pelajaran akuntansi yang disampaikan oleh pengajar. Ukuran pemahaman ini adalah adanya respon dari siswa terhadap sistem pengajaran yang dilakukan dalam kelas dan menjadi siswa yang aktif terhadap pelajaran akuntansi dan juga dapat mengembangkan pelajaran itu, biasanya ada soal yang diberikan berbentuk teori yang bukan berupa angka.

Pemahaman juga dilihat dari hasil siswa yang telah dievaluasi oleh pengajar mata pelajaran akuntansi dan akan dilihat juga dari nilai jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti pada siswa. Dengan demikian dapat diberi suatu kesimpulan, bahwa pemahaman akuntansi ini memiliki tujuan, yaitu :

a. Pemahaman pengetahuan akuntansi tanpa menimbulkan kekeliruan tentang arti akuntansi. Artinya jangan sampai siswa mempunyai wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan.

b. Menanamkan sifat positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak mengambil jurusan akuntansi.


(32)

c. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik bisnis atau organisasi lain yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi keuangan.

2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping)

Penelitian ini sebelumnya sudah ada yang melakukan, seluruh penelitian ini selalu mengacu pada mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Dalam kesempatan ini, peneliti ingin melakukan penelitian pada Sekolah Menengah Kejuruan, dimana peneliti ingin mengetahui minat siswa dalam merespon pelajaran akuntansi.


(33)

Tabel 2.2.1. : Daftar Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

RISSYO

MELANDY RM DAN NURNA AZIZA (THN 2006) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi

- Kecerdasan Emosional

- Kepercayaan diri

- Pemahaman Akuntansi

Secara simultan komponen kecerdasan emosional saling memiliki pengaruh dan sinkronisasi, namun bila dilihat secara parsial hanya ada beberapa komponen yang saling berpengaruh, yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, dan motivasi. Sedangkan untuk empati dan keterampilan sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

MAYA NURAINI (Thn 2008) Pengaruh Kecerdasan Emosional, dan Minat Belajar Siswa Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

- Kecerdasan Emosional

- Minat Belajar

- Pemahaman Akuntansi

Secara Parsial Kecerdasan Emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi dan minat belajar mempunyai pengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi, sedangkan empati dan keterampilan social mempunyai pengaruh negative. Secara Simultan, kecerdasan emosional dan minat belajar secara statistis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. RISSYO MELANDY RM, FITRI WIDIASTUTI DAN NURNA AZIZA (THN 2007) Sinkronisasi Komponen Kecerdasan Emosional Dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dalam Sistem Pendidikan Tinggi Akuntansi

- Kecerdasan Emosional

- Pemahaman Akuntansi

Secara simultan komponen kecerdasan emosional saling memiliki pengruh dan sinkronisasi, namun bila dilihat secara parsial hanya ada beberapa komponen yang saling berpengaruh, yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, dan motivasi. Sedangkan untuk empati dan keterampilan social tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi menunjukkan bahwa kesemua komponen kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi baik diuji secara parsial maupun secara simultan.


(34)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Dari rumusan masalah yang telah dibuat, dapat digambarkan kerangka konsep dalam penulisan ini, sebagai dasar pemikiran untuk mengujinya, yaitu :

Gambar 3.1.1. : Diagram Kerangka Konseptual Pengujian Hipotesis Satu

Gambar 3.1.2. : Diagram Kerangka Konseptual Pengujian Model Hipotesis Dua

I Q (X1)

EQ (X2)

PEMBATAS PENDORONG

PEMBISA

PEMAHAMAN AKUNTANSI

(Y)

I Q (X1)

PEMAHAMAN AKUNTANSI

(Y) MINAT

(X3)

EQ (X2)

PEMBATAS PENDORONG


(35)

Deskripsi Model :

Variabel Independen ada dua, yaitu : IQ (X1) dan EQ (X2), serta variabel

moderating ada satu, yakni Minat Siswa (X3). Variabel independen X2 diukur melalui

tiga indikator, yaitu Pembisa, Pendorong dan Pembatas sebagaimana dijelaskan pada teori sebelumnya.

Pengujian yang dilakukan pada gambar 3.1.1, variabel X1 dan X2 secara bersama-sama diuji terhadap Y sebelum dimasukkan variabel moderating, pengujian ini berfungsi untuk melihat hubungan variabel independen sebelum ada pengaruh variabel Minat

Pengujian yang dilakukan pada gambar 3.1.2, variabel X1 dan X2 diuji

terhadap Y dan bersamaan dengan variabel moderating (X3), untuk melihat variabel

X1 dan X2 mempunyai pengaruh signifikan atau tidak signifikan jika dilakukan

sejalan dengan variabel moderating.

3.1.1. Hubungan Kecerdasan Intelektual dengan Pemahaman Akuntansi

Kecerdasan intelektual seorang siswa akan mempengaruhi bagaimana ia akan memahami suatu pelajaran, begitu juga halnya dengan siswa yang memahami akuntansi. Kenaikan kecerdasan intelektual seorang siswa akan menaikkan kemampuan seorang siswa untuk memahami pelajaran akuntansi, dengan demikian jika siswa mempunyai kecerdasan maka ia akan mampu menjawab ujian yang diberikan oleh guru pengajarnya, acuan dalam pengujian hubungan kecerdasan


(36)

intelektual ini digunakan nilai rapor siswa secara keseluruhan, dan untuk pemahaman akuntansi diambil dari nilai rapor siswa yang hanya berhubungan dengan akuntansi.

3.1.2. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Pemahaman Akuntansi

Selain dari pada kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh seorang siswa, kecerdasan emosional juga akan dilihat apakah mempengaruhi siswa itu untuk dapat memahami mata pelajarannya, terutama pelajaran akuntansi. Alasannya karena emosi mempunyai kekuatan tersendiri mempengaruhi jiwa seseorang, dengan demikian kekuatan dari komponen keceradasan emosional, seperti kesadaran diri, elastisitas emosional, motivasi, sensitivitas antar pribadi, pengaruh, tanggap dan tanggungjawab dan integitas sangat mencuat pada diri seseorang dalam kehidupannya sehari-hari di lingkungannya, dengan demikian semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional seorang siswa, maka akan mendukung kemampuan siswa untuk memahami pelajaran akuntansi yang disampaikan oleh pengajar.

Dari tujuh komponen kecerdasan emosional yang ada, David dan Richard (2007) menyimpulkan menjadi tiga bagian saja, dan itu akan menjadikan indikator pada variabel kecerdasan emosional, yaitu pendorong, pembatas dan pembisa. Dengan demikian, pengujian yang dilakukan bukan lagi dilihat dari tujuh komponen yang ada, melainkan akan diuji dengan menggunakan tiga indikator tersebut. Dari ketiga indikator ini juga dilakukan pengujiannya secara serentak bukan juga dilakukan pengujian secara terpisah.


(37)

3.1.3. Hubungan Minat Terhadap Pemahaman Akuntansi

Minat merupakan variabel moderating, yang fungsinya adalah memperkuat atau memperlemah dari variabel independen yang terdiri dari kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Jika minat seorang siswa kuat untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka akan mempunyai kemungkinan ia mampu untuk lebih baik dan mampu lebih cepat memahaminya. Minat seorang siswa tidak dapat dipaksakan, minat datang dengan sendirinya walaupun pada awalnya minat itu diperlihatkan kepada dirinya.

3.2. Hipotesis Penelitian

Dari uraian teori dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan, maka dapat ditemukan Hipotesis dari Rumusan Masalah yang ada sebagai berikut :

1. Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran Akuntansi pada siswa SMK di Sibolga.

2. Minat siswa berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman pelajaran akuntansi pada siswa SMK di Sibolga.


(38)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hubungan kausal yang bersifat sebab akibat, jadi ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi), variabel Moderating (variabel yang memperkuat dan memperlemah antara variabel independen dan dependen), dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) itu sendiri. Untuk melihat hubungan itu, digunakan alat uji OLS (Ordinary Least Squares).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah kota Sibolga seluruh Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen di Kota Sibolga adapunn waktu peneltian yang dilakukan mulai bulan Oktober 2008 sampai dengan Maret 2009. Sekolah-sekolah yang menjadi objek penelitian adalah :

a. SMK Negeri 1 Sibolga, Jl. Dr. Ferdinan L. Tobing No. 33 Sibolga.

b. SMK Sw Muhammadiyah 13 Sibolga, Jl. DE. Sutan Bungaran No. 24 A Sibolga.


(39)

d. SMK PGRI 04 Sibolga, Jl. Dr. Ferdinan L. Tobing No. 33 Sibolga.

e. SMK Sw Eka Satria Sibolga, Jl. KS. Tubun Sarudik Sibolga Pandan.

4.3. Populasi dan Sampel

Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen yang ada di kota Sibolga. Populasi yang diambil adalah siswa kelas tiga jurusan akuntansi yang ada di sekolah tersebut, total populasi adalah 209 siswa dengan rincian sebagai berikut :

a. SMK Negeri 1 Sibolga = 72 orang

b. SMK Swasta Muhammadiyah 13 Sibolga = 56 orang c. SMK Swasta HKBP Sibolga = 41 orang

d. SMK PGRI Sibolga = 20 orang

e. SMK Swasta Eka Satria = 20 orang T o t a l ………. 209 orang

Dari populasi penelitian yang ada diharapkan keseluruhannya dapat menjadi sampel, namun berhubung karena jumlah kuisioner dan foto copy rapor tidak semua siswa mengembalikan serta ada siswa yang belum menyelesaikan kurikulum pelajaran akuntansi sampai selesai semester IV, maka peneliti hanya dapat melakukan pengolahan data sebanyak 142 responden. Jumlah Populasi 201 sampai 230, sampel yang dapat digunakan sebesar 132 sampai dengan 144 sampel (Sugiyono, 2006),


(40)

dengan demikian jumlah sampel yang diambil layak untuk dilakukan pengujian, karena masih berada pada antara 132 sampai 144 sampel.

4.4. Metode Pengambilan Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer digunakan kuisioner yang diberikan kepada siswa yang menjadi responden. Kuisioner akan diberikan secara langsung kepada responden, kuisioner yang diberikan diadopsi dan dimodifikasi dari peneliti terdahulu, yaitu Rissyo (2006) untuk variabel independen “Kecerdasan Emosional”, sementara untuk variabel moderating “Minat”, kuisioner dibuat sendiri oleh peneliti. Untuk data sekunder akan diambil dari data file sekolah, yaitu daftar nilai siswa atau foto copy rapor siswa yang sudah kelas tiga pada tahun ajaran 2008/2009.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini mempunyai tiga jenis variabel utama, yaitu :

a. Variabel Dependen, tingkat pemahaman siswa terhadap akuntansi. Ini akan ditunjukkan dari hasil pengujian variabel-variabel yang mempengaruhi variabel ini. Tingkat pemahaman siswa diukur dari nilai masing-masing siswa yang mengikuti materi pelajaran akuntansi, nilai rapor pelajaran akuntansi akan digunakan sebagai alat ukurnya, pelajaran akuntansi yang akan diuji sebanyak 18 (delapan belas) mata pelajaran. Dengan demikian, dalam pengujian ini dilakukan


(41)

dengan skala interval. Nilai siswa akan diambil dari data file sekolah dan akan dikelompokkan, ke dalam kelompok A, B, C, D, dan E.

Skala pengukuran nilai siswa ini akan ditentukan sebagai berikut :

Nilai Siswa Interval Bobot Nilai Kriteria

Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D Nilai E

Ü 80 70 - 79 60 - 69 50 - 59 < 49

5 4 3 2 1

Sangat Baik Baik Cukup Baik

Cukup Buruk

b. Variabel Independen, variabel ini ada dua, yaitu Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional ini mempunyai indikator tiga jenis, yaitu Pembisa, Pendorong dan Pembatas. Indikator Variabel adalah faktor yang mempengaruhi dari variabel independen yang akan diuji. Dalam hal ini variabel Kecerdasan Emosional.

Alat ukur Kecerdasan Intelektual adalah nilai total rapor siswa yang telah diselesaikan sampai semester empat yang selanjutnya akan dikelompokkan pada klasifikasi A, B, C, D dan E, bobot dari setiap klasifikasi pengukuran ini sama dengan bobot yang digunakan dalam pengukuran variabel dependen. Untuk variabel Kecerdasan Emosional alat ukur yang digunakan adalah hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada siswa, dimana penilaian itu diberi bobot 1


(42)

sampai 5. Skala pengukuran yang digunakan untuk kecerdasan emosional ini adalah skala interval dimana akan digunakan kuisioner dengan dua kelompok pertanyaan, yang pertama untuk indikator “Pembisa” dan “Pendorong” mempunyai tingkatan, yaitu : Sangat Sesuai, Sesuai, Ragu-ragu, Tidak Sesuai dan Sangat Tidak Sesuai dan yang kedua untuk indikator “Pembatas” mempergunakan kuisioner dengan tingkatan Tidak Pernah, Jarang, Kadang-kadang, Sering, dan Sangat Sering.

c. Variabel Moderating, yakni variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel indevenden dan dependen (Sugiyono, 2006). Pada penelitian ini variabel moderating adalah Minat Siswa dengan alat ukurnya adalah kuesioner dengan bobot penilaian tertinggi 5 dan terendah 1. Pada variabel moderating “Minat”, skala yang digunakan sama dengan variabel kecerdasan emosional, dengan tingkatan Tidak Pernah, Jarang, Kadang-kadang, Sering, dan Sangat Sering. Moderating dalam penelitian ini digunakan uji selisih mutlak, yaitu selisih mutlak dari kecerdasan intelektual dengan minat yang selanjutnya akan menjadi Moderating1 dan selisih mutlak dari kecerdasan emosioan dengan minat yang selanjutnya akan menjadi Moderating2.

Variabel-variabel yang ada dapat dilihat pada table definisi operasional berikut :


(43)

Tabel 4.5.1. : Definisi Operasional Variabel

Jenis Variabel Definisi Variabel Skala

Variabel Dependen : - Pemahaman Akuntansi Variabel Independen : - Kecerdasan Intelektual - Kecerdasan Emosional Indikator : - Pembisa - Pendorong - Pembatas Variabel Moderating :

- Minat Siswa

Sejauh mana siswa memang benar mengetahui dan mengerti tentang akuntansi, yang paling tidak siswa mengetahui apa fungsi dari akuntansi.

Kecerdasan seorang siswa dilihat dari hasil uji yang dilakukan dengan menghasilkan angka dan skala yang telah ditentukan dari penguji. Dalam hal ini, akan dilihat nilai dari siswa (Nilai Raport). Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seorang siswa mengendalikan dirinya untuk mengontrol semua gejolak yang terjadi atau yang datang dari dirinya, seperti rasa senang, sedih, marah, ambisi dan lain-lain.

Pembisa merupakan suatu kemampuan yang dimiliki untuk mampu menyeimbangkan semua kecerdasan emosional, berupa keinginan dan lainnya.

Pendorong merupakan suatu daya yang bisa memotivasi seorang siswa, sehingga mampu memberikan suatu hasil yang baik dan bisa memahami akuntansi dengan baik pula.

Pembatas merupakan suatu keadaan yang bisa menciptakan seorang siswa memiliki rasa tanggung jawab yang maksimal sehingga mampu memahami akuntansi dengan baik

Minat siswa merupakan suatu keinginan yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun untuk melakukan apa yang disukanya, Minat disini adalah keinginan siswa yang benar-benar datang dari dasar hatinya untuk mempelajari akuntansi dan minat siswa untuk memperdalam pelajaran akuntansi, tetapi terkadang minat itu diperkenalkan kepada mereka terlebih dahulu, sehingga mereka mengenalnya dan menyukainya.

Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval


(44)

4.6. Metode Analisa Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program computer, yaitu program SPSS (Statistical Package For Social Science). Adapun teknik dan analisis data yang digunakan adalah :

a. Statistik Deskriptif, hasil ini mendiskripsikan tentang variabel-variabel yang akan diuji, mencari hubungan antara indevenden variabel, moderating variabel kepada dependen variabel.

b. Uji Kualitas Data, yang dihasilkan dari penelitian dievaluasi melalui validitas dan realibilitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari hasil penelitian.

c. Uji Asumsi Klasik, yaitu :

1. Uji Normalitas Data: Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan, Jika data tidak normal, gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.

2. Uji Multikolinearitas: Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.


(45)

3. Uji Heterokedasitas: Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

4.Uji Autokorelasi : Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.

d. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini digunakan pengujian dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Squares) :

1. Pengujian hipotesis satu akan dipergunakan analisis regresi berganda, tujuannya adalah untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan rumusan sebagai berikut :


(46)

Keterangan :

Y = Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi

X1 = Kecerdasan Intelektual

X2 = Kecerdasan Emosional

e = error

2. Selanjutnya pengujian hipotesis dua akan dilakukan secara bersama-sama, yaitu semua variabel independen dan variabel moderating. Ghozali (2007) mengatakan bahwa ada tiga cara untuk menguji regresi dengan variabel moderating, yaitu : (1) Uji Interaksi, (2) Uji Selisih Mutlak, dan (3) Uji Residual. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan Uji Selisih Mutlak, adapun rumus persamaan yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3.X3 + b4 X1-X3 + b5 X2-X3 + e

Keterangan :

Y = Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi

a = Konstanta


(47)

X1 = Kecerdasan Intelektual

X2 = Kecerdasan Emosional

X3 = Minat Siswa

X1- X3 = Selisih Mutlak Kecerdasan Intelektual dengan Minat Siswa

X2- X3 = Selisih Mutlak Kecerdasan Emosional dengan Minat Siswa

e = error

Pengujian regresi dengan variabel moderating dengan uji selisih mutlak digunakan untuk menghindari terjadinya Multikolonieritas yang tinggi.

Dalam pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan uji Fisher (Uji F) untuk melihat secara simultan semua variabel independen terhadap variabel dependen dan uji t untuk melihat secara parsial semua variabel independen terhadap variabel dependen. Lebih rinci pengujian hipotesis ini dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji –t

Untuk menentukan tingkat signifikan secara parsial antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat, maka hipotesis harus diuji dengan uji-t pada taraf signifikan sebessar α=5% secara dua arah (two tail).

Selanjutnya diambil suatu keputusan, diterima atau ditolaknya hipotesis yaitu dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kreteria atau


(48)

dengan membandingkan nilai signifikan yang diperoleh dari hasil uji statistik dengan nilai signifikan yang ditentukan, dalam penelitian ini ditetapkan nilai signifikan sebesar 0,05 atau 5 %.

b. Uji-F

Sehubungan dengan uji regresi linier berganda, uji hipotesis ditentukan dengan menggunakan uji F. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan signifikansi pengaruh variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variable terikat. Pengujian ini akan membandingkan nilai signifikan dari hasil pengujian data dengan membandingkan nilai signifikan yang telah ditetapkan sebesar 0,05 atau 5%.


(49)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Sibolga yang terletak pada garis 1044` Lintang Utara dan 98047` Bujur Timur. Sebelah utara, timur, selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah. Luas wilayah Kota Sibolga adalah 10,77 Km2. Kota sibolga memiliki 4 kecamatan dan 17 kelurahan. Jumlah penduduk Kota Sibolga pada tahun 2007 sebesar 93.207 jiwa, 13,25% dari jumlah penduduk Kota Sibolga berstatus pelajar. Pada tahun 2007 jumlah sekolah lanjutan tingkat atas ada sebanyak 19 sekolah dengan jumlah murid 7.167 dan jumlah guru 646 guru. Jumlah sekolah SMK di Kota Sibolga sebanyak 8 sekolah dengaan 276 tenaga pengajar.

5.2. Deskripsi Responden

Dari 142 kuisioner yang dapat diolah dapat dijelaskan bahwa jumlah responden wanita lebih besar dari responden pria, perbandingannya 28,17 % pria dan 71,83 % wanita, sebagai mana yang diperlihatak pada tabel deskripsi responden berikut :


(50)

Tabel 5.2.1. : Deskripsi Responden (lampiran 2)

Data yang Diolah No Responden

LK PR

Total Data

Persentase

1 SMK Negeri 1 18 51 69 48,59 %

2 SMK sw Ekasatria 07 10 17 11,97 %

3 SMK sw HKBP 11 27 38 26,76 %

4 SMK sw PGRI 04 04 14 18 12,68 %

5 SMK sw Muhammadiyah 00 00 00 0,00 %

Total ………….. 40 102 142 100,00 %

Persentase …… 28,17 % 71,83 %

Responden yang paling dominan adalah dari SMK Negeri 1 Sibolga yang jumlahnya sebanyak 69 siswa atau sebesar 48,59 %, terbanyak kedua adalah SMK HKBP Sibolga sejumlah 39 siswa atau sebesar 26,76 %, responden dari SMK PGRI 04 Sibolga 18 siswa atau sebesar 12,68 % dan responden dari SMK Ekasatria sebanyak 17 siswa atau sebesar 11,97 %. Sedangkan responden dari SMK Swasta Muhammadiyah 03 Sibolga peneliti tidak memasukkan untuk diuji, karena peneliti menilai responden dari SMK Muhammadiyah Sibolga tidak memenuhi syarat, terutama pada nilai rapor yang dikumpulkan tidak sesuai kurikulum yang ada, terlihat dari mata pelajaran akuntansi banyak yang tidak sesuai dengan SMK yang lain.


(51)

5.3. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi setiap variabel. Hasil analisis deskriptif untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3.1. : Deskripsi Variabel

No Variabel Nilai tertinggi Nilai Maksimum (Kriterium) Skor Siswa Persentase kemampuan siswa Interpretasi

1 Pemahaman Akuntansi

5 12.780 11.056 86,51 % Sangat Baik 2 Kecerdasan

Intelektual

5 44.730 36.228 80,99 % Sangat Baik 3 Kecerdasan

Emosional

5 49.700 32.412 65,22 % Cukup Baik 4 Minat

Siswa

5 15.620 11.322 72,48 % Baik

1. Pemahaman Akuntansi

Nilai pemahaman akuntansi siswa diambil dari data file sekolah dan digolongkan ke dalam kelompok A dengan nilai 5, kelompok B dengan nilai 4, kelompok C dengan nilai 3, kelompok D dengan nilai 2, kelompok E dengan nilai 1. Jumlah skor maksimum atau nilai kriterium (apabila setiap item mendapat skor tertinggi) adalah 12.780 (nilai tertinggi 5 x jumlah mata pelajaran akuntansi 18 x jumlah siswa 142). Jumlah skor hasil pengumpulan data dari siswa 11.056. Dengan demikian pemahaman akuntansi siwa di kota Sibolga, yaitu (11.056 : 12.780) x 100% = 86,51 % dari kriterium yang ditetapkan. Apabila diinterpretasi nilai 86,51% terletak


(52)

pada kategori nilai A (sangat baik). Jadi secara rata-rata kemampuan siswa untuk memahami akuntansi sangat baik.

2. Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan intelektual siswa dari data file sekolah dan digolongkan ke dalam kategori A dengan nilai 5, kategori B dengan nilai 4, kategori C dengan nilai 3, kategori D dengan nilai 2 dan kategori E dengan nilai 1. Jumlah skor kriterium (apabila setiap item memperoleh skor tertinggi) adalah 44.730 (nilai tertinggi 5 x jumlah mata pelajaran di rapor 63 x jumlah siswa 142). Jumlah skor hasil pengumpulan data dari siswa 36.228. Dengan demikian kecerdasan intelektuaal siswa SMK di Kota Sibolga yaitu (36.228 : 44.730) x 100% = 80,99 % dari kriterium yang ditetapkan. Apabila diinterpretasi nilai 80,99 % terletak pada kecerdasan intelektual sangat baik. Jadi secara rata-rata kecerdasan intelektual siswa SMK di Kota Sibolga sangat baik.

3. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional siswa diperoleh dari pengisian kuesioner dengan pengkategorian : kecerdasan emosional tertinggi 5 dan kecerdasan emosional terendah 1. Jumlah skor kriterimum (apabila setiap item mendapat skor tertinggi) adalah 49.700 (nilai tertinggi 5 x jumlah item pertanyaan 70 x jumlah siswa 142). Jumlah skor hasil pengumpulan data dari siswa 32.412, dengan demikian kecerdasan emosional siswa di kota Sibolga, yaitu (32.412 : 49.700) x 100% = 65,22% dari


(53)

kriterium yang ditetapkan. Apabila diinterpretasi nilai 65,22% terletak pada kecerdasan emosional cukup baik. Jadi secara rata-rata siswa SMK di Kota Sibolga memiliki kecerdasan emosional cukup baik.

4. Minat Siswa

Minat siswa diperoleh dari pengisian kuesioner dengan pengkategorian sangat berminat diberi skor 5 dan tidak berminat diberi skor 1. Jumlah skor kriterium (apabila setiap item mendapat skor tertinggi) adalah 15.620 (nilai tertinggi 5 x jumlah item pertanyaan 22 x jumlah siswa 142). Jumlah skor hasil pengumpulan data dari siswa 11.395. Dengan demikian minat siswa di Kota Sibolga, yaitu (11.322 : 15.620) x 100% = 72,48% dari kriterium yang ditetapkan. Apabila diinterpretasi nilai 72,48% terletak pada minat siswa baik (berminat). Jadi secara rata-rata siswa SMK di Kota Sibolga memiliki minat yang baik.

5.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

5.4.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007). Variabel yang dilakukan uji validitas adalah variabel Kecerdasan Emosional (X2) dan


(54)

Berdasarkan hasil uji validitas pada variabel Kecerdasan Emosional (X2)

terhadap 142 responden dengan 70 item pertanyaan, maka item pertanyaan yang

tidak valid sebanyak 33 item pertanyaan, sedangkan dinyatakan valid sebanyak 37 item pertanyaan (Lampiran IV). yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation yang seluruhnya lebih besar r tabel Product Moment dimana r tabel

0.1386 (142-2=140). Untuk pengujian ini dilakukan dengan Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Hasil uji validitas pada variabel Minat (X3) terhadap 142 responden dengan 22

item pertanyaan, terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid, sedangkan yang valid sebanyak 19 item (lampiran V), pencarian validitas ini sama dengan variabel Kecerdasan Emosional (X2).

5.4.2. Uji Reliabilitas

Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan: (1) Repeated Measure, (2) One Shot. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja (one shot), karena pengukuran yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60. (Ghozali, 2007). Dari hasil uji reliabilitas, ternyata seluruh


(55)

item dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.4.1. bahwa nilai Cronbach Alpa keseluruhannya > 0,60.

Tabel 5.4.1. : Nilai Cronbach’s Alpha

Variabel Kecerdasan Emosional (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.852 .859 37

Sumber : Lampiran IV

Cronbach's Alpha variabel Kecerdasan Emosional (X2) yang terlihat pada

tabel sebesar 0,859 lebih besar dari ketentuan 0,60 dengan demikian variabel ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik. Sementara untuk variabel Minat (X3) Cronbach's Alpha-nya sebesar 0,775 lebih besar dari ketentuan yang

ditentukan 0,60 sebagai mana dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.4.2. : Nilai Cronbach’s Alpha Variabel Minat (X3)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.773 .775 19


(56)

5.5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menghasilkan suatu analisis data yang akurat, suatu persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pengujian yang dilakukan atas data penelitian secara keseluruhan pada variabel independen yang terdiri dari Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Siswa, serta kedua variabel moderating, dan variabel dependen Pemahaman Akuntansi, adapun persamaan yang akan dilakukan uji asumsi klasik adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3.X3 + b4 X1-X3 + b5 X2-X3 + e Atau

P_AKT = a + b1.IQ + b2.EQ + b3.Minat + b4 IQ – Minat + b5 EQ – Minat + e

Untuk menghindari excluded variabel pada pengujian statistik, maka dilakukan standardize pada variabel-variabel independen, sehingga persamaan yang didapat menjadi :

P_AKT = a + b1.ZIQ + b2.ZEQ + b3.ZMinat + b4 Moderating1 + b5 Moderating2 + e

5.5.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui analisa grafik seperti terlihat pada gambar grafik berikut :


(57)

Gambar 5.5.1. : Grafik Uji Normalitas Data

Berdasarkan gambar yang ada dapat dikatakan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal, dimana terlihat bahwa grafik histogram masih berada dalam garis lengkung, yang mempunyai sisi yang sama diantara titik nol, yang apabila dipotong secara vertikal kurva normal pada titik nol, maka kedua bagian itu akan menjadi pencerminan satu sama lain. Untuk meyakinkan bahwa data penelitian ini benar-benar normal, dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan uji statistik


(58)

Tabel 5.5.1. : Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 142

Mean .0000000 Normal Parametersa

Std.

Deviation 3.21097722 Absolute .064 Positive .064 Most Extreme

Differences

Negative -.046

Kolmogorov-Smirnov Z .765

Asymp. Sig. (2-tailed) .602 a. Test distribution is Normal.

Dari hasil analisis statistik Kolmogorov-Simirnov, dapat dilihat bahwa nilai

Kolmogorov-Simirnov adalah 0,765 dan signifikansi pada angka 0,602 yang berarti lebih besar dari nilai signifikan yang ditentukan, yaitu 0,05, dengan demikian data dapat dikatakan berdistribusi normal (lampiran VI).

5.5.2. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolonieritas, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut :


(59)

Tabel 5.5.2. : Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics Model

Tolerance VIF (Constant)

Zscore(IQ) .911 1.098 Zscore(E_Q) .734 1.362 Zscore(Minat) .701 1.426 Moderating1 .975 1.026 1

Moderating2 .954 1.049 a. Dependent Variable: P_AKT

Dari tabel yang ada, terlihat bahwa model penelitian ini tidak terkena gejala Multokolonieritas, dimana nilai VIF untuk kesemua variabel independen tidak ada yang lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance juga tidak ada yang lebih kecil dari 0,1.

5.5.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik Scatterplot

dan menggunakan uji statistik salah satunya adalah dengan menggunakan uji Glejser

(lampiran VI). Uji dengan grafik dapat dilihat pada gambar 5.5.2. yang disajikan, dapat dilihat dari grafik yang ada bahwa model penelitian terbebas dari Heteroskedastisitas, dimana pada grafik diperlihatkan bahwa seluruh titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola secara jelas serta tersebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Adapun bentuk grafik Scatterplot ditunjukkan seperti berikuti :


(60)

Gambar 5.5.2. : Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot

Untuk meyakinkan atas pengujian grafik di atas, maka dapat dilihat uji statistik atas uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser yang diperlihatkan oleh tabel berikut :


(61)

Tabel 5.5.3. : Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 2.731 .351 7.773 .000

Zscore(IQ) -.030 .174 -.015 -.174 .862 Zscore(E_Q) .180 .193 .091 .933 .352 Zscore(Minat) -.092 .198 -.047 -.465 .643 Moderating1 -.474 .241 -.167 -1.961 .052 1

Moderating2 .328 .279 .101 1.175 .242 a. Dependent Variable: Glejser4

Angka-angka yang ada pada tabel 5.5.3. Menunjukkan secara jelas bahwa tidak ada satupun yang signifikan terhadap variabel Ut (Glejser4), dengan demikian dapat dikatakan bahwa model penelitian ini tidak terjadi gejala Multikolonieritas.

5.5.4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW), sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut :


(62)

Tabel 5.5.4. : Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R Square R Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .892a

.795 .788 3.26947 1.708

a. Predictors: (Constant), Moderating2, Zscore(IQ), Moderating1, Zscore(E_Q), Zscore(Minat)

b. Dependent Variable: P_AKT

Setelah melihat tabel 5.5.4. Terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,708 berada di antara -2 dan +2, yang artinya bahwa model penelitian ini tidak terjadi Autokorelasi, kriteria ini sebagaimana dikatakan oleh Santoso (2001) bahwa secara umum bisa diambil patokan :

a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative.

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian

5.6.1. Pembahasan Hipotesis Satu

a. Koefisien Determinasi

Hasil Uji Hipotesis yang menyatakan Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi


(63)

pada siswa SMK Ekonomi di Sibolga, untuk meyakinkan hubungan atau tingkat kekuatan hubungan variabel-variabel itu dapat dilihat uji Koefisiean Determinasi berikut :

Tabel 5.6.1. : Koefisien Determinasi Hipotesis Satu Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .889a .789 .786 3.27906

a. Predictors: (Constant), E_Q, IQ b. Dependent Variable: P_AKT Sumber : lampiran VII

Tabel 5.6.1. memperlihatkan bahwa nilai Adjust R2 sebesar 0,786 atau 78,6 %. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap Pemahaman Pelajaran Akuntansi sebesar nilai Coefisien Determinasi yang ada, yaitu 78,6 %. Sedangkan sisanya sebesar 21,4 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

b. Uji ANOVA atau F Test atau Uji Simultan

Untuk menguji apakah parameter koefisien Adjusted R2 signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher (Uji F) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 %. Kriteria pengujian adalah dapat menggunakan cara dengan melihat probabilitasnya, jika probabilitas < dari taraf


(64)

signifikansi ( 0,05), maka model diterima (Pratisto, 2009). Uji F dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5.6.2. : Uji F atau Uji Simultan Hipotesis Satu

ANOVAb

Model

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig. Regression 5604.626 2 2802.313 260.627 .000a Residual 1494.557 139 10.752

1

Total 7099.183 141 a. Predictors: (Constant), E_Q, IQ

b. Dependent Variable: P_AKT

Dari hasil uji ANOVA atau F Test, didapat F hitung sebesar 260,627 dengan tingkat signifikan 0,000 (lampiran VII). Berhubung karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari alpha 0,05 yang telah ditetapkan, maka dapat dikatakan bahwa variabel Kecerdasan Intelektual dan variabel Kecerdasan Emosional secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pemahaman Pelajaran Akuntansi, ini berarti sesuai dengan penelitian tedahulu (Rissyo,2006), dimana penelitian terdahulu mengatakan bahwa Kecerdasan Emosional secara keseluruhan berpengaruh terhadap Pemahaman Pelajaran Akuntansi.

c. Uji t atau Uji Parsial

Untuk melihat pengaruh variabel Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional secara parsial dapat digunakan uji t, sebagaimana pengujian ini diperlihatkan oleh tabel berikut :


(1)

LAMPIRAN XIII  

   

DAFTAR NAMA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

     

No KODE MATA PELAJARAN NAMA MATA PELAJARAN

        

1  B1  Mengerjakan Persamaan Dasar Akuntansi 2  B2  Mengelola Bukti Transaksi

3  AK-JS-012A Mengelola Buku Jurnal 4  AK-JS-013A Mengelola Buku Besar

5  AK-DG-017A Menyelesaikan Siklus Akuntansi Perusaan Jasa dan Dagang 6  AK-JS-006A/AK-DG-011A Mengelola Administrasi Kas Bank

7  AK-JS-009A/AK-DG-012A Mengelola Administrasi Dana Kas Kecil 8  AK-DG-001A Mengelola Order Penjualan

9  AK-DG-002A Mengelola Proses Kredit 10  AK-JS-001A/AK-DG-004A Mengelola Kartu Piutang 11  AK-JS-002A/AK-DG-005A Mengelola Penagihan Piutang 12  AK-JS-003A/AK-DG-006A Mengelola Administrasi Pembelian 13  AK-JS-006A/AK-DG-007A Mengelola Kartu Utang

14  AK-JS-004A Mengelola Penerimaan Barang Supplies 15  AK-JS-005A/AK-DG-008A Mengelola Kartu Persediaan Supplies

16  AK-DG-009A Mengelola Kartu Persediaan Barang Dagangan 17  AK-DG-003A Mengelola Administrasi Gudang

18  AK-JS-010A/AK-DG-013A Mengelola Aktiva Tetap


(2)

Lampiran XIV

KUISIONER

Responden Yang Terhormat,

Saya memohon kepada saudara dapat meluangkan waktu guna mengisi

kuisioner ini. Saya berharap anda bisa menjawab dengan leluasa, sesuai dengan apa

yang anda rasakan, lakukan dan alami, bukan apa yang seharusnya atau yang ideal.

Anda diharapkan menjawab dengan jujur dan terbuka, sebab tidak ada jawaban benar

atau salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, kami menjamin kerahasian semua

data. Kesediaan anda mengisi kuisioner ini adalah bantuan yang tak ternilai bagi saya.

Akhirnya, saya sampaikan terima kasih atas kerjasamanya.

Peneliti

:

Ilham

H.

Napitupulu

Petunjuk Pengisian :

1.

Isi seluruh data responden dengan baik dan benar dengan data yang

sesungguhnya.

2.

Isilah semua nomor dalam kuisioner ini dengan memberi tanda ceck (

) dan

jangan ada yang terlewatkan.

3.

Pertanyaan terdiri atas empat kelompok, yaitu Kelompok Pendorong,

Pembisa, Pembatas, dan Minat.

4.

Untuk Pendorong dan Pembisa disebut sebagai Jenis Pertanyaan I.

5.

Untuk Pembatas dan Minat disebut sebagai Jenis Pertanyaan II.

DATA RESPONDEN

Nama : NIS :

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)

Nama Sekolah :

NILAI SEMESTER

Keterangan

SMT I

SMT II

SMT III

SMT IV

SMT V

Jumlah

Nilai


(3)

Jenis Pertanyaan I

, jawaban pertanyaan dengan pilihan :

SS : Jika pertanyaan tersebut SANGAT SESUAI dengan diri anda.

S

: Jika pertanyaan tersebut SESUAI dengan diri anda.

RR : Jika pertanyaan tersebut RAGU-RAGU dengan diri anda.

TS : Jika pertanyaan tersebut TIDAK SESUAI dengan diri anda.

STS : Jika pertanyaan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri anda.

PENDORONG

No. Pernyataan STS TS RR S SS

1. Rasanya saya tidak tahu apa yang menjadi tujuan hidup saya. 2. Saya tidak suka mencoba-coba hal baru

3. Saya selalu mencoba lagi jika pernah gagal pada pekerjaan yang sama

4. Saya tidak berperan serta dalam berbagai informasi dan gagasan.

5. Saya senang menghadapi tantangan untuk memecahkan masalah

6. Bila saya memenuhi hambatan dalam mencapai suatu tujuan, saya akan beralih pada tujuan lain

7. Saya tidak menyerah pada saat menjalankan tugas yang sulit 8. Saya lebih banyak dipengaruhi perasaan takut gagal dari

pada harapan untuk sukses.

9. Saya sering melakukan introspeksi untuk menemukan kembali hal-hal yang penting dalam hidup saya.

10. Saya mempunyai banyak teman dekat dengan latar belakang yang beragam

11. Saya sabar bila menghadapi orang lain

12. Saya sulit pulih dengan cepat sesudah merasa kecewa

13. Saya memikirkan apa yang saya inginkan sebelum bertindak. 14. Saya tetap tenang, bahkan dalam situasi yang membuat orang

lain marah.

15. Saya dapat mengendalikan hidup saya 16. Saya lebih cepat tenang dari pada orang lain.

17. Saya sering merasa cepat bosan dan jenuh dalam melakukan sesuatu.

18. Persaingan yang ketat mengurangi semangat saya

19. Demi sasaran lain yang lebih besar, saya dapat menunda pemuasan kesenangan sesaat saya, misalnya mengobrol, menonton TV, main game, jalan-jalan, dll.

20. Saya segera menyelesaikan pekerjaan yang sudah saya rencanakan dengan tidak mengulur waktu.

PEMBISA

No. Pernyataan STS TS RR S SS


(4)

2. Saya tahu betul kekuatan diri saya

3. Saya sering merasa khawatir tanpa alas an tertentu 4. Saya mudah marah tanpa alas an tertentu

5. Saya sering meragukan kemampuan saya.

6. Saya sering merasa tidak mampu melakukan sesuatu 7. Saya merasa khawatir terhadap masa depan saya 8. Saya berani tampil beda di antara teman-teman saya

9. Saya mempunyai kemampuan untuk mendapatkan apa yang saya inginkan

10. Saya akan menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya, meskipun saya tidak suka.

11. Saya mempunyai banyak teman dekat dengan latar belakang yang beragam.

12. Saya biasanya dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain terhadap saya.

13. Saya merasa bahwa teman saya akan menjatuhkan saya saja. 14. Sulit bagi saya memahami sudut pandang orang lain.

15. Saya merasa canggung ketika berbicara dengan orang lain yang tidak saya kenal.

16. Saya dapat membuat orang lain yang tidak saya kenal bercerita tentang diri mereka.

17. Dalam suatu pertemuan, apa yang saya sampaikan biasanya menarik perhatian orang lain.

18. Saya dapat melihat rasa sakit pada orang lain, meskipun mereka tidak membicarakannya.

19. Ketika teman-teman saya memiliki masalah, mereka meminta nasehat pada saya.

20. Saya bisa menempatkan diri pada posisi orang lain

21. Saya dapat menerima kritik dengan pikiran terbuka dan menerimanya bila hal itu dapat dibenarkan.

22. Saya merasa sulit untuk mengembangkan topic pembicaraan dengan orang lain.

23. Saya merasa sulit menemukan orang yang bisa diajak bersahabat secara dekat.

24. Saya berpedoman pada etika ketika berhubungan dengan orang lain.

25. Masalah-masalh pribadi saya tidak mengganggu pergaulan saya dengan orang lain.

26. Saya dapat merasakan suasana hati suatu kelompok ketika saya memasuki suatu ruangan.

27. Saya merasa tertekan dan tidak banyak bicara ketika berada di antara orang banyak.

28. Pada waktu berbicara dalam suatu diskusi, saya sering salah tingkah karena banyak orang lain yang memperhatikan.


(5)

29. Saya mempunyai cara yang meyakinkan agar ide-ide saya dapat diterima orang lain.

30. Saya mampu mengorganisasi dan memotivasi suatu kelompok.

Jenis Pertanyaan II,

jawaban pertanyaan dengan pilihan :

TP : Jika anda TIDAK PERNAH berfikir seperti itu.

JG : Jika anda JARANG berfikir seperti itu.

KK : Jika anda KADANG-KADANG berfikir seperti itu.

SR : Jika anda SERING berfikir seperti itu.

SS : Jika anda SANGAT SERING berfikir seperti itu.

PEMBATAS Saya Berpikir seperti ini

No. Pernyataan TP JR KK SR SS

1. Saya ingin orang memberikan dorongan lebih banyak kepada saya.

2. Saya rasa pekerjaan saya terlalu banyak tuntutan 3. Saya kuatir tentang masa depan

4. Banyak orang sangat tidak menyukai saya

5. Saya kurang bersemangat dan inisiatif disbanding dengan orang lain

6. Saya heran apakah semua pikiran saya normal 7. Saya takut mentertawakan diri saya sendiri 8. Saya takut berbicara dengan orang asing

9. Saya ingin belajar bagaimana cara berbicara yang baik dengan orang lain

10. Saya ingin mempunyai kepercayaan pada diri sendiri yang lebih besar

11. Saya ingin tahu caranya supaya orang lebih sering meyetujui saya

12. Saya terlalu rendah hati 13. Saya suka dipuji

14. Kebanyakan orang tak punya hak untuk menyatakan pendapat tentang saya

15. Saya tak punya seseorang dengan siapa saya dapat membicarakan soal-soal pribadi

16. Orang terlalu mengharapkan diri saya

17. Orang tak cukup memperhatikan pekerjaan saya 18. Saya rasa kebanyakan orang tak mengerti saya 19. Saya tak merasa aman dalam lingkungan saya 20. Saya sering kuatir yang sebenarnya tak perlu


(6)

M I N A T Saya Berpikir seperti ini

No. Pernyataan TP JR KK SR SS

1. Saya bersekolah hanya mengikuti keinginan orang tua

2. Saya bersekolah hanya bentuk pelarian agar mempunyai kesibukan. 3. Saya merasa sulit mengembangkan topik pembicaraan dengan orang

lain, jika topik itu berkaitan dengan pelajaran.

4. Saya merasa sulit untuk menemukan orang yang bisa diajak bersahabat dekat jika pembicaraan itu berkaitan dengan pelajaran. 5. Saya tertarik dengan pelajaran akuntansi karena saya suka dengan

guru pengajar.

6. Saya merasa pelajaran akuntansi sulit untuk dimengerti 7. Saya merasa akuntansi adalah pelajaran yang monoton

8. Saya merasa akuntansi tidak perlu untuk dipelajari dengan serius, karena akuntansi tidak menarik

9. Saya merasa orang yang masuk jurusan akuntansi adalah orang yang pintar

10. Saya merasa jurusan akuntansi ini mempunyai kesempatan bagi saya untuk menipu publik

11. Guru yang mengajar akuntansi sangat membosankan sehingga saya merasa tidak mengerti, sementara saya menyukai pelajaran akuntansi.

M I N A T Saya Berpikir seperti ini

No. Pernyataan SS SR KK JR TR

12. Saya bersekolah merupakan suatu kesenangan tersendiri bagi saya 13. Cita-cita yang tinggi harus saya tanamkan

14. Masalah-masalah pribadi tidak mengganggu pikiran saya dalam mengikuti pelajaran.

15. Saya masuk jurusan akuntansi karena saya ingin memperdalam akuntansi.

16. Saya tertarik dengan pelajaran akuntansi karena saya mengetahuinya. 17. Saya tertarik dengan pelajaran akuntansi karena saya senang dengan

materi yang disampaikan/yang dibahas pada saat itu.

18. Saya merasa jurusan akuntansi adalah pilihan yang tepat untuk diambil jika melanjut ke perguruan tinggi.

19. Saya merasa jika jurusan akuntansi yang diambil maka akan mempermudah saya untuk memperoleh pekerjaan.

20. Saya merasa jurusan akuntansi adalah jurusan yang fleksibel untuk memasuki dunia kerja

21. Saya merasa jurusan akuntansi mempunyai prinsip yang kuat dalam kebenaran

22. Saya merasa jurusan akuntansi mempunyai kemampuan untuk memberantas korupsi

1

2

5

6

11

12

13

14

15

21

22

3

4

7

8

9

10

16

17

18

19

20


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahamn Akuntansi dengan Minat Sebagai Variabel Moderating Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara

4 27 109

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN KECERDASAN Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus Mahasiswa Program Stu

0 2 16

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PERILAKU BELAJAR, DAN BUDAYA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Di U

0 1 18

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA UPN VETERAN JATIM JURUSAN AKUNTANSI.

0 0 87

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA UPN VETERAN JATIM JURUSAN AKUNTANSI.

0 0 87

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL PADA PEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

1 10 12

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECERDASAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN MINAT SEBAGAI PEMODERASI

0 0 9

PENGARUH MINAT BELAJAR, PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI Susi Susanti

0 0 8

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERATING - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA UPN VETERAN JATIM JURUSAN AKUNTANSI

0 0 19