a. Latar Tempat
Latar tempat berhubungan dengan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan berupa
tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, ataupun lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah
mencerminkan ataupun tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis ini penting
untuk memberi kesan kepada pembaca bahwa seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi di tempat seperti yang terdapat dalam cerita.
Cuplikan halaman ix Tak ada yang lebih terselubung dalam dongeng dan misteri melebihi
keluarga Kaisar Jepang. Lingkungan istana dinasti kekaisaran dunia yang terakhir dan berkuasa paling lama ini adalah sarang rumor dan
prasangka, konspirasi dan intrik, hanya tampak oleh dunia luar melalui layar shoji tembus pandang milik istana layaknya sebuah pertunjukan
wayang kulit. “Di luar pagar istana” adalah negeri lain dan zona waktu lain yang dihantui sejarahnya sendiri, tempat para perawan
melangsungkan upacara kuno pada malam hari di kuil-kuil rahasia, dan orang luar nyaris tak pernah diizinkan masuk.
Dari cuplikan di atas digambarkan bahwa latar tempat pada cerita “Princess Masako” berada pada lingkungan istana kekaisaran Jepang yang
merupakan tempat tinggal dari orang nomor satu di Jepang beserta keluarganya. Tempat yang tertutup untuk masyarakat luar dan memiliki tata cara kehidupan
Universitas Sumatera Utara
yang sangat berbeda dengan orang-orang yang hidup di luarnya. Di tengah negara Jepang sangat identik dengan kecanggihan teknologinya, namun istana ini
merupakan tempat masih berjalannya upacara-upacara kuno yang pernah ada di Jepang.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut
biasanya dihubungkan dengan waktu factual. Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar tempat dan latar sosial karena pada kenyataanya memang saling
berkaitan.
Cuplikan halaman 1 Para pria berpakaian hitam menjemputnya pukul 06.30, pada suatu pagi yang
muram di Tokyo, nyaris bukan awal yang menguntungkan untuk hari yang seharusnya menjadi hari paling membahagiakan dalam kehidupan seorang gadis.
Para dewa pun tidak tersenyum. Itu musim tsuyu, “hujan buah plum”, bersamaan dengan pemasakan buah yang telah tiba lebih awal, seperti yang diingat orang di
musim panas ini .
Cuplikan halaman 2 Namun di suatu pagi pada Juni 1993, tempat itu menjadi pusat perhatian para
media Jepang. Berkerumun hingga memenuhi area parker di sebelah rumah, mengenakan jaket hujan berkerudung dan berjaga-jaga semalam suntuk dengan
susah payah bersama lensa dan mikrofon mereka.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan cuplikan pada novel, digambarkan bahwa kisah ini berlangsung pada pagi hari di musim tsuyu pada musim panas, tepatnya pada
bulan Juni 1993. Pagi yang mencekam dan merupakan pusat perhatian khalayak ramai.
c. Latar sosial